Colleger Radio – Pemerintah Provinsi Aceh didesak mengevaluasi secara menyeluruh pendidikan khususnya tingkat SMA/sederajat. Karena tingginya angka siswa gagal Ujian Nasional (UN) di sana, membuktikan mutu pendidikan di Aceh masih bermasalah.

Selama dua tahun berturut-turut, tingkat kelulusan UN di provinsi berstatus Otonomi Khusus itu anjlok. Tahun ini, 785 siswa SMA/sederajat di sana tidak lulus, tercatat tertinggi secara nasional. Pada 2013, kondisinya serupa; mencapai 3,11 persen, terbesar di Indonesia.

Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang membidangi pendidikan, sains, dan teknologi, Makhyaruddin, mengatakan semua pihak pantas kaget dengan hasil UN di Aceh. Pasalnya, dana pendidikan di provinsi itu termasuk yang terbesar di Indonesia, namun itu belum mampu meningkatkan mutu pendidikan.

“(Padahal) infrastruktur pendidikan di Aceh juga sudah bagus. Artinya ini ada masalah lain, ada pekerjaan yang belum diselesaikan oleh pihak yang bertanggung jawab, dalam hal ini Dinas Pendidikan Aceh,” katanya di Banda Aceh, Rabu(21/5/2014).

Menurutnya, perlu adanya evaluasi besar-besaran pada sektor pendidikan Aceh, mulai dari kinerja Dinas Pendidikan, guru hingga fasilitas pendukung proses belajar mengajar di sekolah.

Dia mengatakan, hasil UN yang diumumkan kemarin sangat memalukan karena Aceh berada di posisi terburuk secara nasional. Padahal, selain dana melimpah, dalam berbagai kesempatan pejabat bahkan Wali Nanggroe Aceh (Pemimpin Adat Tertinggi) selalu berbicara kondisi pendidikan.

Politikus PKS itu menilai, Dinas Pendidikan Aceh maupun yang ada di kabupaten/kota, harus membuat inovasi baru untuk memacu pendidikan di provinsi itu. Selanjutnya mengefektifkan jam belajar sekolah, serius meningkatkan kapasitas guru dan memperhatikan distribusi guru yang merata.