Orang yang membuka lapak makan dan minum biasanya butuh setidaknya satu orang untuk melayani pembeli. Namun, sebuah kedai kopi sederhana di Batanes, Filipina ini konon tidak ada pelayannya. Kedai tersebut telah beroperasi selama 17 tahun dan telah menarik rasa ingin tahu banyak wisatawan.
Kedai ini terkenal namanya, yaitu "Honesty Coffee Shop" atau warung kopi kejujuran. Warung kopi ini kabarnya telah ada sejak tahun 1995. Pemiliknya Elena Gabilo (77), yang awalnya melihat sekelompok nelayan merapatkan kapal di pantai beberapa meter dari rumahnya. Dia lalu menaruh botol termos (air panas), kopi, dan gula di luar jendela untuk siapa saja yang ingin ngopi.
Dengan tindakan tersebut Elena berharap orang minum kopinya dan meninggalkan duitnya, tetapi (tentu saja) upaya itu tidak berhasil. Uniknya, dia tak berkecil hati dan tetap melakukannya selama sebulan. Dia bahkan terkadang menambahkan biskuit dan beras untuk anak-anak. Dia beranggapan bahwa selama itu membantu orang lain, semua akan baik-baik saja.
Entah karena merasa tidak enak, sungkan, atau merasa bersalah telah gratis ngopi sebulan, suatu hari ada beberapa lembar uang dan koin terselip dalam kotak tempat kopi. Dia berpikir itulah bayaran orang untuk 'barang dagangan' miliknya.
Singkat cerita, Elena kemudian menempatkan lebih banyak produk dagangannya di luar, tapi sayang tidak cukup berhasil.
Nah, setelah beberapa kali percobaan, sekarang lapak Elena di luar jendela jadi kedai tanpa pelayan. Kunci suksesnya adalah tersedianya kotak khusus yang disertai tulisan "Ambil yang Anda butuhkan. Harap membayar apa pun yang Anda ambil. Jika Anda tak punya uang pas, ketuklah pintu pintu. Jika tak ada jawaban satu, maaf, Anda jadi bayar lebih mahal. Semoga makin banyak orang seperti Anda. Ingat, kejujuran adalah kebijaksanaan terbaik."
Dalam sebuah wawancara, sang pemilik menjelaskan, "Saya tidak tahu apakah pelanggan membayar pas. Saya tak ingin tahu apakah beberapa dari mereka curang. Tapi sejauh yang saya tahu, 98 persen pelanggan membayar dengan uang pas."
Sumber