dinandwiAvatar border
TS
dinandwi
Saat Kamu Menyadari Betapa Banyak Momen Yang Hilang
Seberapa sering kamu mengedarkan pandangan dan berbicara dengan orang lain saat menunggu? Atau kamu sudah terlalu biasa menjadikan ponsel dan berbagai alat elektronik sebagai alat pengisi waktu?

Banyak kesempatan berharga bisa tergelincir dari hidupmu saat kamu memilih terseret riuh dalam kehidupan dalam layar di genggamanmu.

Spoiler for Kehidupanmu nampak riuh:
Berapa banyak teman yang kamu miliki di berbagai jejaring sosial dan messenger? 100,500,atau bahkan ribuan? Seberapa seringkah kamu berinteraksi dengan mereka?

Spoiler for Namun kamu tetap sering merasa kesepian:
Tidak peduli semakin banyak teman yang ada di jejaring sosialmu, tidak peduli seberapa sering kalian saling menyapa — namun di kehidupan nyata kamu sering merasa sendiri dan tidak punya siapa-siapa.

Spoiler for Pertanyaannya, seberapa sering kamu memandang langsung mata seseorang dan meluangkan waktu untuk bicara?:
Interaksimu dengan orang-orang terdekat kerap terbatas pada sapaan jemari di layar digital. Kamu merasa sudah mendampingi mereka saat sekedar menyapa lewat situs jejaring sosial atau grup di messenger.

Spoiler for Sementara kamu tetap sibuk dengan layar dihadapanmu:


Spoiler for Kehidupan yang sebenarnya perlahan berjalan meninggalkanmu dibelakang:
Sebagai manusia modern, kita kerap terserap pada riuh rendah kehidupan di internet. Merasa bahwa dengan menjadi bagian yang aktif didalamnya, maka kita akan jadi pribadi yang tidak ketinggalan zaman. Kita menyerap apapun yang ada di hadapan kita. Sibuk memberi komentar, sibuk ingin tampil. Hingga lupa memberi perhatian pada orang-orang disekitar.

Spoiler for Suatu hari, kamu akan melihat kebelakang dan menyesali apa yang pernah kamu lakukan:
Pada suatu titik, kamu akhirnya menyadari. Bahwa upayamu untuk selalu tampil, eksis atau tidaknya kamu di dunia maya akan menjadi tidak begitu berarti.

Spoiler for Saat kamu lebih memilih menutup pintu kamar:
Kamu akan lebih sering tenggelam dalam kesibukan berbalas pesan di internet, daripada meluangkan waktu untuk berbincang dengan keluargamu.

Spoiler for Tenggelam pada keramaian digital sendirian, membiarkannya kesepian.:
Membiarkan pasanganmu merasa tidak didengar. Menggantikan kehadiranmu dengan mengirim gambar dan emotikon lucu. Merasa bahwa dengan begitu, kamu sudah cukup mengabdikan dirimu.

Spoiler for Mengacuhkan hangatnya persahabatan:
Berkumpul bersama tidak lagi jadi prioritas. Selama kalian masih aktif menyapa di aplikasi messenger, maka pertemanan kalian dirasa masih baik-baik saja. Walau tanpa kontak mata dan sentuhan hangat didalamnya.

Spoiler for Tidak menyadari bahwa memandang matanya lama-lama adalah kemewahan:
Perhatianmu terserap pada keramaian diujung jemarimu. Kapan terakhir kali kamu memandangnya hingga mampu menghapal warna mata indahnya?

Spoiler for Menyesal, kenapa kamu tidak lebih sering menggodanya sampai mukanya merah menahan kesal?:
Kamu akan rela menukar apapun demi melihat wajahnya yang lucu saat menahan kesal. Kamu ingin kembali pada masa dimana dia bisa jadi objek kejahilanmu tanpa jeda.

Spoiler for Memilih membalas mention daripada memberinya kejutan:
Sebab dengan memasang namanya di bio akun twittermu, kamu merasa sudah menunjukkan bahwa kamu sangat mencintainya.

Spoiler for Mulai menggunakan kata “seandainya”. Seandainya momen itu hanya kamu bagi bersamanya, tanpa harus membaginya di lini masa:
Kamu menyesal telah membagikan beberapa momen yang sangat privat ke Path ataupun Twitter. Kalian tidak lagi punya kenangan yang hanya diketahui oleh kalian berdua.

Spoiler for Seandainya bisa, kamu akan memilih untuk tidak pernah melepaskan genggam tangannya (buat yang nggak jomblo) /:p/:


Spoiler for Mengacuhkan ponsel dan tablet terhebat diluar sana.:


Spoiler for Sebab, saat dia tak lagi kembali:


Spoiler for Kamu akan rela menggadaikan apapun, supaya layarmu saja yang mati. Bukan dia yang paling berarti :'):


Thread ini terinspirasi dari video Gary Turk, seorang penulis dan sutradara asal Inggris. Dalam video tersebut dia menyampaikan sindirannya terhadap generasi saat ini yang lebih memilih menghabiskan banyak waktu mereka di dunia maya, dan melupakan kehidupan yang terjadi disekitarnya.

Gary mengatakan bahwa sebenarnya kita sedang diperbudak oleh teknologi yang kita ciptakan sendiri, sampai kita lupa bagaimana cara untuk hidup berdampingan dengan sesama manusia.

Bukankah optik digital yang ada dihadapan kita memang sepatutnya hanya jadi fasilitas komunikasi? Bukan membentuk kita jadi makhluk yang menganggap bahwa saling sapa dan bertukar senyum tak patut dilakukan lagi.

Riuh rendah di media sosial membuat kita sering melupakan apa yang terjadi di sekeliling. Padahal banyak hal luar biasa yang bisa terjadi pada hidup jika mau sedikit saja meluangkan waktu untuk hidup diluar kehidupan maya.


berikut video nya gan, biar nggak penasaran emoticon-Smiliehttp://www.youtube.com/watch?feature...&v=Z7dLU6fk9QY

Mudah-mudahan bisa bermanfaat buat kita agan-agan se-kaskus Indonesia
Berhubung thread pertama, jangan lupa di emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star ya gan. sebelumya ane penikmat emoticon-Blue Guy Bata (L) ama emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar emoticon-Toast
0
2.6K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.