- Beranda
- Stories from the Heart
Diary Davi
...
TS
agungtralala
Diary Davi
Quote:
Ketika baru bisa melihat dunia di usia tujuh belas tahun
Quote:
Selasa, 10 Maret
22:00
Nggak bisa tidur lagi. Pasti ini semua gara-gara aku terkagum dengan bumi, terkagum dengan seisinya yang sangat berwarna dan bercahaya. Sudah lama rasanya aku mengimpikan seperti ini sejak aku diceritakan oleh paman Malik cerita tentang sebuah taman di bumi yang kilau menghijau. Entah dulu aku membayangkan warna hijau itu seperti apa aku hanya membayangkan sesuatu yang indah dan sangat indah. Tidak ada yang tau pasti aku dulu hanya bisa mengira-ngira warna itu sebenarnya sesuatu yang seperti apa. Duniaku waktu itu sangat gelap, semua hitam tidak terlihat setitik pun cahaya. lalu paman Malik sering berkata tentang cahaya.
"Cahaya itu seperti sesuatu yang putih."
Setiap paman Malik bercerita aku terdiam, mengangguk-anggukan setiap kata yang keluar dari mulutnya dan melalui telinga aku menyimpan dalam di otak. Secara naluri aku mengkhayal hal yang belum pernah kulihat, hal yang belum pernah aku rasakan sendiri. Kemudian aku menangis tanpa sebab. Hanya saja aku tidak bisa merasakannya sendiri apa itu melihat. Semua itu sekitar 17 tahun yang lalu ketika belum ada relawan mendonorkan matanya seperti sekarang ini. 17 tahun aku habiskan di dalam gelap, mengkhayal dan menangis karena khayalanku sendiri.
Andai saja aku bisa memilih, aku tidak akan memilih lahir dengan mata yang tidak berfungsi. Itu sangat tidak menyenangkan. Ketika itu umurku sudah beranjak 5 tahun dan tersadar bahwa aku seseorang yang cacat buta seumur hidup. Tapi sudahlah, semua itu dulu. Kelam rasanya mengingat lagi. Lagi pula apa yang mau dijadikan kenangan jika hidup di dalam kegelapan. Mensyukuri apa yang terjadi sekarang lebih penting. Hanya Tuhan yang tau kebutuhanku.
Setelah tau bagaimana itu warna, aku mulai terkagum dengan internet. Internet membuatku gila. Aku bisa menjelajah melihat warna dari semua sudut bumi dan yang paling menyenangkan adalah kini aku tau bagaimana bentuk menara effiel di Paris. Dulu paman Malik selalu menggambarkan menara effiel dengan kata-kata yang lumayan aneh.
"Di kota Paris, Francis ada menara yang tinggi banget berongga-rongga. Tingginya selangit. kebanyakan orang-orang ke sana buat pacaran."
Lalu aku membayangkan menara berongga-rongga seperti bangunan yang tinggi tapi banyak tembok yang berlubang. Seperti itu kira-kira.
Laptop ini pemberian paman Malik. Dia sangat baik kepadaku bahkan lebih baik dari orangtuaku sendiri. Sudah tidak terasa seminggu yang lalu paman Malik main ke rumah memberikan laptop lengkap dengan modem. Aku diajari oleh paman dari cara bagaimana menggunakan laptop sampai terhubung dengan internet. Semua itu diajarkan oleh paman Malik dengan sabar dan wajah yang cerah. Pertama-tama paman Malik mengajariku mengetik di microsoft word.
"Nah, kalo ini namaya Microsoft Word, nak. kamu bisa belajar ngetik di sini, kamu bisa menulis apa aja yang kamu mau. Trus kalo udah kamu bisa simpan tulisan kamu pake "save as" trus kamu bisa baca-baca lagi tulisan kamu itu nanti kalo udah disave."
Ketika paman Malik berkata seperti itu, aku melihat matanya berbinar berharap aku bisa menggunakan microsoft word dengan benar. Aku mempraktekan apa yang diajarkan oleh paman. Justru aku ketagihan menulis di sini. Ternyata banyak sekali hal yang ingin aku keluarkan dituangkan dengan tulisan. Sepertinya aku akan rutin menulis diary menceritakan semua yang sedang aku alami.
Mataku mulai lelah. Sebaiknya aku istirahat. Besok pagi sudah mulai aku bersekolah di kelas 3 SMA. Aku harus mempersiapkan diri bersosialisasi dengan orang baru dan mendapatkan teman yang pantas untuk dijadikan teman. Itu semua merupakan nasihat paman Malik.
Quote:
Rabu, 11 Maret
09:30
Beruntung aku mendapatkan wali kelas yang masih muda dan raut wajahnya terlihat segar. Rambutnya panjang lurus menghitam tubuhnya tidak terlalu tinggi sekitar sepundakku yang tinggi aku saja 170cm. Secara fisik aku menyukainnya. Ternyata itu yang dinamakan perempuan, sangat indah. Aku menyukainya, entah itu dari penglihatanku atau perlilaku mereka. Kulit putih terbalut baju putih rapih dipadu dengan rok hitam selutut sehingga lekuk tubuhnya terlihat itu membuatku lama terjebak dalam keindahan seorang perempuan. Dia adalah guru matematika. Cara mengajarnya pun terlihat smart dan itu membuatnya semakin terlihat seksi. Melihat wajahnya saja ludahku tidak terasa tertelan beberapa kali. Aku rasa aku sudah gila dibuatnya sampai saat ini.
Istirahat pertama aku habiskan waktu di perpustakaan. Karena aku ingat pesan paman Malik tadi pagi di telpon.
"Nak, nanti kalo sudah istirahat kamu makan bekal yang kamu bawa atau kalo belum lapar kamu bisa ke perpustakaan membaca-baca buku. Di perpustakaan waktu kamu tidak terbuang sia-sia."
Tapi bukannya membaca buku aku justru menulis diary ini. Di sini aku menikmati suasanannya. Yang terdengar hanya langkah kaki dan irama khas ketika buku dibuka halaman demi halaman. Lagi pula aku sudah lelah dengan pelajaran matematika tadi. Seakan energiku habis oleh tatapan bu Rianty.
09:45
Tadi bu Rianty ke perpustakaan dan mendatangiku. Aku kaget atau jantungku saja yang berdebar berlebihan ketika bu Rianty menyentuh pundakku dari belakang.
"Davi, kamu kok sendirian di perpustakaan? lagi ngapain? kamu gak main sama teman-teman baru kamu?
"Eh, ibu.. nggak bu, aku di sini aja baca-baca artikel di internet."
Secara reflek telunjukku mengarahkan kursor ke minimaze. Untung saja sempat jika bu Rianty tau aku sedang menulis tentang dia entah apa yang terjadi selanjutnya tidak terbayangkan sama sekali.
"Oh gitu.. Davi, ibu boleh duduk di sini?"
"Boleh ibu silahkan-silahakan."
Apa ini apa yang kau lakukan Tuhan, Kau tau hambamu ini sedang sangat kesulitan mengendalikan derasnya aliran darah akibat perilaku bu Rianty.
Terlihat bu Rianty sedang membawa buku bercover gambar pensil dan papan tulis. Tidak terlihat jelas judul bukunnya karena memang aku tidak fokus sedari tadi. Mungkin aku gugup atau entahlah itu namanya apa. Tepat di bangku sebelah kanan bu Rianty duduk dan membuka obrolan.
"Kamu pindahan dari sekolah mana, vi?"
"Nggak bu. Aku home schooling dari umur 6 tahun."
Ketika itu orang tuaku memilih jalur home schooling untuk urusan pendidikan. Pengajar yang kudapat agak aneh. Namanya pun aku sudah lupa. Hanya sekali ia memperkenalkan diri, iya saat pertama kali program home schoolingku dimulai. Yang aku ingat hanya suara berat sedikit menggema bass. Dari senin sampai kamis pukul 7 pagi hingga azhan zhuhur berkumandang sampai umurku 16 tahun. 10 tahun yang monoton.
"oh, gitu ya? berarti ini pertama kali kamu sekolah reguler?"
"iya, bu. jujur aku masih gugup berteman dengan yang lain. Habis kebiasaan aku begini asik sendiri sama laptop."
"Pantes aja, dari pertama ibu liat, kamu pendiam banget. Yasudah kamu berteman aja sama ibu nanti ibu bantu untuk berteman dengan teman kelasmu nanti"
Sembari berkata seperti itu, bu Rianty menaikkan kedua alisnya. Dan itu membuat wajahnya semakin cantik semakin membahagiakan untuk dilihat. Aku tidak ingin berfikir macam-macam. Mungkin mamang itu tugas dari seorang wali kelas, yaitu mengetahui background atau sekedar berbincang-bincang dengan muridnya apalagi aku ini siswa baru. Sepertinya perilaku bu Rianty masih dibatas kewajaran. Aku pun tidak mengambil pusing.
22:00
Sehabis makan malam paman Malik menelponku.
"Gimana, nak sekolah pertamanya?"
"Biasa aja, tapi aku dapet wali kelasnya cantik."
"oh, iya?"
Kemudian kita ngobrol lumayan lama tentang bu Rianty.
Yang aku herankan kedua orang tuaku tidak menanyakan apapun tentang sekolahku. Pulang saja mereka selalu larut malam ketika aku sedang tidur. Seakan aku sudah biasa dengan itu.
Oh, iya. aku hampir lupa tidak menceritakannya. Sehabis pulang sekolah lekas aku bercermin melihat rupa diriku sendiri. Aku senyum-senyum sendiri. Ternyata aku ini memiliki wajah yang sungguh lumayan mempesona. Sampai-sampai bu Rianty selalu ingin dekat-dekat denganku. Ah, aku menyukaimu bu Rianty. Tidak sabar hari esok bertemu lagi dengannya. Sebaiknya aku cepat tidur.
Spoiler for BUKA GAN:
Ane gak berharap apa-apa. Ane cuma berharap dapet feedback dan kritik tentang cerita ini. Akan ane update paling lama dua hari di kehidupan nyata ane
anasabila memberi reputasi
1
2.7K
Kutip
10
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•43KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya