Manado - Bakal calon presiden yang diusung PDIP, Joko Widodo (Jokowi) hari ini akan berkeliling di Manado, Sulawesi Utara. Jokowi akan menemui beberapa tokoh adat dan gereja di Manado.
Informasi yang dihimpun detikcom, Sabtu (10/5/2014), Jokowi memulai aktifitasnya dengan sarapan bubur Manado di Swiss-Belhotel Maleosan, Manado. Setelah itu dia akan bersilaturrahmi dengan tokoh adat di Tomohon.
Siang harinya, sekitar pukul 12.00 WITA, Jokowi akan berkunjung ke salah satu kantor media di Manado. Selanjutnya, Jokowi akan makan siang dengan Sinode (dewan) Gereja di Manado. Setelag itu, suami Iriana ini akan terbang ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Di Makassar, Jokowi akan mengawali kunjungan ke kantor salah satu media di Makassar. Selanjutnya akan salat magrib berjamaa di Masjid Raya Makassar. Kemudian Jokowi yang juga didampingi oleh Wasekjen DPP PDIP, Enrico Sotarduga, akan makan malam dan dilanjutkan dengan pengukuhan Sahabat Rakyat Jokowi.
Kemudian, Jokowi akan berkunjung ke kantor DPD NasDem di Makassar dan melanjutkan konsolidasi Tim Pemenangan PDIP-NasDem Sulawesi Selatan. Minggu pagi, Jokowi akan sarapan pagi di Lapangan Karebosi Makassar dan dilanjutkan dengan kegiatan jalan santai bersama dengan warga Makassar.
Selanjutnya, Jokowi akan menyambangi Pondok Pesantren Nahdatul Ullum di Maros. Kemudian silaturrahmi ke Anre Gurutta Haji (AGH) Sanusi Baco. Malam harinya, Jokowi akan kembali ke Jakarta.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan kehadirannya ke Manado dalam rangka memenuhi undangan dan bertemu dengan para relawan. "Kita diundang ya datang," kata Jokowi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (9/5).
TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON -- Calon Presiden RI dari PDI P, Joko Widodo (Jokowi) tiba di Kota Tomohon, Sabtu pagi (10/5/2014).
Jokowi tiba sekitar pukul 08.25 Wita, dan langsung menuju Pasar BerimanTomohon. Ia sempat berjalan kaki dari Pasar Kuliner dan disambut antusias oleh warga masyarakat.
"Jokowi, Jokowi, Jokowi, di sini dUlu," teriak warga yang menyambut begitu antusias kedatangan calon orang nomor 1 di Indonesia ini.
Ribuan warga masih menantikan arak-arakan Jokowi di jalan utama dalam pengawalan ketat Polda Sulut dan Polres Tomohon.
Doa' Masyarakat Desa Sarongsong,
Minahasa Utara untuk Prabowo Subianto
Berdarah Minahasa, Prabowo Turunan Kelima Kapten Benyamin Sigar
Rabu, 30 April 2014 07:59 WIB
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie di kediaman Aburizal Bakrie, di Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2014). Pertemuan dua bakal capres dari masing-masing partainya ini menyepakati pembahasan koalisi yang lebih serius kedua partai. TRIBUNNEWS/HERUDIN
TRIBUNNEWS.COM, TONDANO - Darah Minahasa mengalir dalam tubuh Prabowo Subianto, satu di antara calon Presiden RI yang bakal berkompetisi pada Pilpres 9 Juli 2014.
Warga Minahasa khususnya daerah Langowan dan sekitarnya sangat mengenal tokoh ini, Kapten Benyamin Sigar. Dialah yang memimpin pasukan dari Minahasa pada perang Diponegoro (1825-1830). Menurut catatan ada 1.421 orang Minahasa yang direkrut Belanda sebagai Serdadu Tulungan (Hulptroepen) dan KL 400 orang yang berangkat ke Pulau Jawa pada waktu itu.
Tugas mereka menumpas perlawanan pasukan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa. Tugas itu berhasil diwujudkan dengan menangkap Pangeran Diponegoro pada bulan Maret tahun 1830 dan membawanya ke Manado.
Demikian penjelasan sejarawan muda Minahasa, Bode Talmewo kepada Tribun Manado (Tribunnews.com Network) belum lama ini.
"Benyamin Sigar inilah yang memimpin pasukan asal Langowan dengan pangkat kapten. Waktu itu dia merupakan Hukum Kedua Distrik Langowan," kata Talmewo. Calon Presiden RI dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto adalah cucu buyut Kapten Benyamin Sigar. Menurut Bode Talmewo, Prabowo merupakan turunan kelima dari Kapten Langowan Benyamin Sigar.
Bode menjelaskan, turunan pertama Benyamin Sigar adalah Lauren Sigar yang saat itu menjabat Kepala Walak Langowan, Minahasa. Anak Lauren diberi nama Philip Sigar yang tak menjabat apapun. Dari Philip, keturunannya juga dinamakan Philip S L Sigar. Philip junior punya pribadi yang cemerlang.
Ia pernah menjabat Sekretaris Keresidenan Manado, Sekretaris Provinsi Jawa Barat lalu pindah ke negeri Belanda. Setelah Philip junior, lahirlah Dora Sigar.
"Dora Sigar kemudian bertemu dengan Soemitro di Belanda, saat itu Soemitro kuliah di Belanda. Dari keduanya kemudian lahirlah Prabowo Subianto," kata Bode.
Bode menegaskan, Prabowo tak punya pertalian darah (turunan) dengan Pangeran Diponegoro seperti dikatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok saat Prabowo melakukan aksi berkuda sambil membawa keris dalam kampanye akbar Partai Gerindra di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu (23/3/2014) lalu.
Bode mengatakan, kakek moyang Prabowo di Jawa merupakan kerabat dekat panglima atau pejabat pada zaman Diponegoro.
"Jadi Prabowo itu bukan turunan Pangeran Diponegoro," tandasnya. Dikatakannya, keluarga Prabowo saat zaman Permesta hidup di luar negeri. Mereka berpindah-pindah. "Saat itu Soemitro sebagai menteri di LPRRI," ujarnya.
Bode menegaskan, isu tentang penculikan dan pembunuhan aktivis pada tahun 1998 yang kerap ditujukan kepada Prabowo tak benar. Malah Prabowo lah yang menyelamatkan mereka.
"Memang benar ia yang menangkap, tapi itu karena perintah atasannya saat itu. Siapa yang tahu atasannya saat itu. Tapi sebenarnya dialah yang menyelamatkannya," imbuh Bode.
Meity Sigar, pengurus keluarga besar Sigar di Langowan mengakui Benyamin Thomas Sigar yang menangkap Pangeran Diponegoro. Hal itu didapatnya dari cerita turun-temurun keluarga.
"Memang tak ada dokumen atau fakta sejarah yang ada pada kami. Tapi menurut cerita dari orang-orangtua kami, Opa Benyamin lah yang menangkap Pangeran Diponegoro," ujarnya, Rabu (26/3/2014) lalu.
Menurut cerita yang dia dengar, saat itu Benyamin dikirim pasukan Belanda membantu penangkapan Pangeran Diponegoro di Jawa.
"Opa Benyamin diperbantukan pada tentara Belanda dikirim ke Jawa," jelasnya. Dikatakannya, Benyamin Sigar merupakan kakek moyang Dora Sigar yang notabene adalah ibunda Prabowo Subianto, calon Presiden dari Partai Gerindra.
"Mereka turunan langsung, Opa Benyamin adalah Opa moyang Prabowo," ucapnya.
Ditanya tanggapannya soal pernyataan Ahok yang menyatakan bahwa Prabowo keturunan Pangeran Diponegoro, Meity mengatakan mungkin itu turunan dari ayah Prabowo.
"Prabowo campuran Langowan Jawa, mungkin turunan Pangeran Diponegoro dari ayahnya, Sumitro," tuturnya.
http://www.tribunnews.com/regional/2...benyamin-sigar
Ini Silsilah Minahasa Prabowo Subianto
Selasa, 1 April 2014 14:17 WIB
Prabowo Subianto memeriksa barisan dengan menunggang kuda
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, YOGYA - FAM atau trah Sigar merupakan salah satu keluarga di permukiman Langowan, Minahasa, Sulawesi Utara. Sebelum 1828, di wilayah itu sudah ada setidaknya lima permukiman, yaitu Mawale, Waleure, Walantakan, Palamba, dan Talawatu (kemudian menjadi Temboan).
Masing-masing permukiman memiliki seorang tonaas atau kepala kelompok keluarga. Kumpulan kepala-kepala atau tonaas itu dipimpin walak alias kepala suku. Para walak yang pernah memimpin Langowan adalah Rambijan, Robot, Tumbaijlan, dan Tawaijlan.
Nama terakhir, Tawaijln, tak lain Benyamin Thomas Sigar alias Tawaijln Sigar, salah seorang kapitein atau pemimpin pasukan Tulungan atau Hulptroepen (pasukan bantuan) yang dikontrak pemerintah Hindia Belanda guna membantu mengatasi Perang Jawa (1825-1830).
Benyamin Thomas Sigar inilah yang jadi pokok dari trah Sigar dari Langowan, yang bergenerasi hingga salah satunya mengalir di darah Prabowo Subianto, kakak serta adiknya dari garis ibu.
Tokoh utama pasukan Tulungan dari Minahasa adalah Majoor Bintang Tololiu Hermanus Wilhelm Dotulong, yang lahir di Kema 12 Januari 1795 dan meninggal di Sonder, 18 November 1888. Tawalijn Sigar lahir di Langowan pada 1790 dan meninggal pada 1879.
Tokoh ketiga pemimpin pasukan Tulungan yang bertempur di Kedu dan sekitarnya adalah Majoor Hendrik Werias Supit. Ia lahir di Tondano-Toulimambot pada 1802, dan meninggal pada 1865. Kuburnya ada di Tondano-Toulimambot.
Pada 1829, Residen Manado, Daniel Francois Willem Petermaat, mengangkat Fiskal Irot sebagai Major dalam jabatan Kepala Distrik Langowan. Ia memerintah sebagai Hukum Besar mulai 1829 hingga 1841.
Pada saat itu perkampungan baru terus bermunculan, yaitu Amongena, Wolaang, Koyawas, Tounelet dan Atep. Sehingga tercatat ada sembilan kampung. Setiap desa dipilih dan diangkat Hukum Tua. Tahun 1841-1847 A Tendap Saerang menjadi Hukum Besar.
Bastian Thomas Sigar yang merupakan keturunan langsung Banyamin Thomas Sigar atau Tawajln Sigar, diangkat menjadi Hukum Kedua oleh Residen Cambier dan Opzier Tondano Benseijder.
Pada Pebruari 1848 Bastian Thomas Sigar diangkat menjadi Major/Hukum Besar oleh Residen Van Nolpen, sedangkan P Kumolontang menjadi Hukum Kedua. Tahun 1852 N Pandeirot juru tulis Wolaang diangkat menjadi juru tulis Distrik oleh Resident Scherjas.
Tahun 1853 P Kumolontang meninggal, dan digantikan Laurenst A Sigar. Tahun 1854 bertambah satu kampung, yaitu Rumbia. Jadi sudah ada 10 kampung. Tahun 1861 Conteleur Riedel di Tondano mengangkat N Pandeirot menjadi Hukum Tua Walantakan, Paulus Saerang Hukum Tua Waleure dan Benyamin Sigar Hukum Tua Amongena.
Januari 1870 Laurents A Sigar diangkat menjadi Majoor/Hukum Besar oleh Resident Deance, dan Desember 1870 N Pendeirot diangkat menjadi Hukum Kedua. Bersamaan dengan itu pemukiman di Tumaratas menjadi kampung.
Sejak 1870-1884 ketika Laurents A Sigar sebagai Hukum Besar, rakyat diperintah menanam kopi. Laurents A Sigar meninggal 2 Mei 1910, dimakamkam di Tompaso. Ia memiliki putra bernama Philip Sigar.
Hasil pernikahannya dengan E Aling, lahirlah Philip FL Sigar. Philip FL Sigar ini merupakan pribadi cemerlang, dan pernah menduduki jabatan Sekretaris Residen Manado periode 1922- 1924.
Sebuah jabatan prestise yang pertama kali diduduki pribumi Minahasa pada masa Hindia Belanda, atau sebelum 1942. Sebelumnya, ia menjadi anggota Gementeraad Manado pada 1920-1922.
Philip FL Sigar mengantongi ijazah Klein Ambtenaars-Examen. Sebelumnya sedari 1921-1922 telah memangku jabatan sebagai pejabat Sekretaris Keresidenan (Gewestelijk Secretaris) Manado.
Terakhir menjadi referendaris di kantor Provinsi Jawa Barat yang dibentuk pada 1926, lalu ke Palembang, sebelum pergi ke Belanda. Ia menikahi N Maengkom, dan salah seorang putrinya, Dora Sigar, dinikahi Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo.
Dari pasangan ini lahirlah, Biantiningsih Miderawati, Marjani Ekowati, Prabowo Subianto, dan si bungsu Hashim Sujono Djojohadikusumo.
http://lampung.tribunnews.com/2014/0...abowo-subianto
Darah Minahasa Mengalir dalam Diri Saya
Tuesday, 23 July 2013 03:38
MANADO— Politisi Partai Gerindra Sulut Herry Tombeng berkomitmen mengawal sosok Prabowo Subianto menuju RI 1. Legislator Deprov Sulut ini mengungkapkan, sebagai kader partai sudah jadi kewajibannya untuk mengawal penuh setiap kebijakan yang dikeluarkan partai. “Termasuk mengamankan posisi Prabowo dalam pemilihan presiden 2014,” tegas Ketua Fraksi Barindra di sela pelantikan DPD Perempuan Indonesia Raya (PIRA) di kediaman Vonny Panambunan, Senin (22/7) kemarin.
Tombeng yakin, dengan kharisma yang dimiliki Prabowo, sosok yang memiliki pangkat mayor jenderal (Mayjen) TNI ini bisa menjadi pemimpin yang mampu merangkul setiap perbedaan yang ada di Indonesia. “Kami mengenal beliau adalah tokoh teladan di partai. Beliau, mampu membesarkan Gerindra yang sekarang sudah memiliki banyak kader. Saya bangga bisa menjadi bagian dari itu,” tukasnya.
Kesempatan itu, Prabowo banyak memberikan pesan pada masyarakat Minahasa Utara yang hadir, baik di pelantikan maupun di sekitar lapangan Airmadidi dalam acara syukur HUT ke-12 Yonatan Ministri. Prabowo mengungkapkan, adalah kehormatan baginya berada di tengah masyarakat Minahasa Utara yang adalah bagian dari Sulawesi Utara. “Saya ada hubungan khusus dengan Sulut. Ibu saya berasal dari Langowan. Darah kawanua, darah Minahasa mengalir dalam diri saya,” ucap Prabowo.
Hal tersebut membuatnya, begitu bahagia berada di Sulut. “Saya membawa darah Minahasa dengan segala konsekuensi dan akibatnya,” tukas Prabowo. Ia meminta para kader untuk bahu-membahu melanjutkan perjuangan menuju transformasi. “Setiap kader harus bekerja. Kita membangun partai ini dari kecil. Kader harus turun ke rakyat, bekerja. Kita sudah semakin besar,” tukasnya sembari menambahkan, target kursi DPR RI untuk Partai Gerindra harus lebih dari 20%. “Bukan tidak mungkin 51 persen,” tegasnya.
Mengenai ucapan Prabowo tersebut, Herry Tombeng komitmen akan membantu mewujudkan tiap target Gerindra. “Sebagai akder kita memang harus turun ke rakyat dan bersama mewujudkan target yang disampaikan beliau,” tandasnya.
Vonny Panambunan yang dilantik sebagai Ketua DPD PIRA Sulut juga berkata senada. “Sebagai perempuan kita punya kekuatan. Kita gunakan itu untuk menyukseskan cita-cita Gerindra. Kita siap mengusung Pak Probowo sebagai Presiden RI 2014,” pungkasnya. Acara ini juga dihadiri Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor yang digadang-gadang akan mendampingi Prabowo dalam Pilpres nanti.
http://www.mdopost.com/hariini/index...news&Itemid=50