Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

xodox_sAvatar border
TS
xodox_s
BODOHNYA PEMILU INDONESIA
Saya buat 2 kemungkinan kenapa perhitungan suara pemilu jadi carut marut dari dulu sampai sekarang.

1. Keengganan parpol dan atau peserta pemilu untuk melakukan pemilu jurdil.

2. semua mahasiswa dan akademisi (terutama programer software) yg ada di indonesia ini bodoh

kenapa?

tidak bisakah KPU memfasilitasi pemilihan dengan basis elektronik?

contoh bodoh saja, misalkan kertas suara konfensional itu diganti dengan kertas suara elektronik (misal berbasis html, java, atau bahasa program apa pun itu)

rekapitulasi kan akan sangat mudah, data hasil pemilihan di enskrip sedemikian rupa hingga sulit ditembus untuk dicurangi. Kita punya hacker yg bisa bobol situs negara lain, apa iya semua hacker indonesia itu hitam semua?
saya pikir tidaklah, pasti ada jg yg putih, yg punya nasionalisme tinggi, dan punya kemampuan mumpuni untuk membuat software ini. "Masak" iya anak2 PTN terkemuka itu bodoh semua? (padahal semua perusahaan begitu bangga mencantumkan syarat reputated university, di setiap lowongan kerja yg mereka buat)

saya yakin pasti bisa, dan banyak pemuda kita yg mau mengorbankan dadanya untuk negara ini

tinggal kemudian, ada tidaknya kemauan pemerintah dan legislatif, dibantu yudikatif mensukseskan dan menyelenggarakannya.

sepertinya terlihat lembaga2 ini sengaja untuk enggan melakukan hal masif semacam ini, karna saya yakin kemungkinan untuk melakukan kecurangan jadi kecil, jadi gak bisa lagi mereka main sogok dan paksa anggota KPU.

masalah yg akan muncul kemudian:

finansial. Come on, dari satu kali pemilu nasional berapa banyak logistik yg dikeluarkan? berapa banyak pohon yg harus ditebang, untuk menghasilkan kertas suara?
saya pikir cara elektronik lebih efesien, tapi memang (mungkin) kapitalisasi awal nya jadi besar sekali, ya dibuat saja pengadaannya tahun jamak, jadi diambil dari APBN beberapa tahun, supaya tidak terlaku berat.

kemungkinan untuk di hack. basis elektronik, gak mesti harus by web kan. bisa offline, jadi kemungkinan di sabotase dari luar kecil. distribusi rekap gimana klo gak ada web? pake hard copy lah, satu tps modal 2 keping CD-R (1 master 1 back up) beres.

penduduk kita masih pada gaptek.
apa iya? kan cuma memindahkan kertas suara dari media fisik ke media virtual. misal, satu bilik suara disediakan tablet atau layar monitor sentuh, kan sama aja? kalau ada 5 bilik ya lima monitor yg terhubung ke server lokal sebagai media penyimpan rekap. Jangan merendahkan rakyat lah, pengguna sosmed terbesar itu Indonesia kok.

ayo sodara2 masakah iya negara ini gak bisa bener?
0
2.8K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.