"Set dah...perasaan minggu ini gw belum berulah apa-apa ", gumam wanita itu.

Wanita dengan gaun berwarna hijau itu sesaat terdiam dan mendongakkan kepala lebar-lebar ke atas sembari memegang korannya di atas sofa. Kakinya diangkat hingga selonjor sampai ke tepi sofa dan bola matanya kemudian bergerak-gerak pelan dengan tatapan kosong ke seluruh kamar, entah apa yang dipikirkannya setelah membaca surat kabar tersebut.

Ruangan itu seluruhnya berwarna hijau, dihiasi dengan perabot, furniture, peralatan, pakaian dan alat elektronik yang berwarna serba hijau dengan spektrum berbeda-beda, dari hijau daun hingga hijau dengan rona gelap. Tentu, bukan tempat yang umum untuk ditinggali bagi seorang manusia.

Dia pun melipat bacaannya, diikuti meneguk cangkir berisi Teh Tarik yang dicemplungi 3 butir es batu, lalu berdiri kemudian mengambil dan mengenakan sebuah mahkota bertatahkan emas di kepalanya dan menginjak sebuah bakiak kayu coklat. Jelas mahkota dan bakiak itulah satu-satunya benda yang nampak berbeda dengan berbagai hal ganjil serba hijau yang berada di kamar.

"Moga-moga cuma sekedar tamu lewat ", gumamnya lagi pelan.

Sesaat kemudian dengan mata tertutup dan mulut komat-kamit, muncul pusaran berwarna hitam di sekelilingnya, diiringi dengan tubuhnya yang pelan-pelan hilang tak berbekas .



Memang, dia tidak seutuhnya manusia, itulah yang sering dikatakan pemilik hotel Inna Samudera ini. Orang-orang sekitar walaupun belum pernah melihatnya, namun menyebut sosok dengan penampilan umum seperti yang dikenakan wanita ini sekarang sebagai Nyi Roro Kidul.

Dan saat ini Nyi Roro Kidul punya alasan untuk mulai khawatir......