Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nurmanismAvatar border
TS
nurmanism
Jakarta Darurat Gay dan Paedofilia?
copas dari REPUBLIKA.CO.ID,,

Jakarta Darurat Gay dan Paedofilia?

Di bulan April ini, berita kejahatan sodomi terhadap siswa TK Jakarta International School (JIS) menjadi peristiwa yang paling menggemparkan dan menyita perhatian pubik.

Kecaman, hujatan, dan cacian terhadap para pelaku datang dari segala penjuru. Awalnya, kasus ini dianggap sebagai kejahatan paedofilia, namun faktanya tidak sampai di situ. Diantara para pelaku pria ternyata telah biasa melakukan hubungan seks sejenis, dengan kata lain mereka termasuk dalam kategori Lelaki Suka Lelaki (LSL), mereka adalah gay.

Pada tahun lalu, saya pernah menulis artikel yang berjudul Jakarta Darurat Gay di ROL yang bisa dibaca sampai hari ini. Tulisan saya tersebut merupakan pemberitahuan kepada publik sekaligus peringatan tentang jumlah LSL yang meningkat sangat pesat di Jakarta sehingga Jakarta benar-benar darurat gay.

Bayangkan, hanya dalam waktu dua tahun (2009-2011) , jumlah LSL di Indonesia bertambah tiga ratus persen, dari 800 ribu orang menjadi 3 juta orang. Khusus di Jakarta, jumlah LSL pada tahun 2013 diperkirakan telah menembus angka 100 ribu lebih.

Peningkatan pesat jumlah LSL ini dikarenakan, mengutip pendapat dr. Rita Fitriyaningsih, Perilaku gay dapat menular kepada orang lain. Dengan kata lain, orang yang tadinya tidak gay dapat menjadi gay jika terus berinteraksi atau berada di dalam komunitas gay.

Maka, salah satu solusi agar seseorang tidak menjadi gay adalah tidak berada dalam komunitas tersebut. Pada artikel tersebut, saya mengkaitkan gay dengan peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS di Jakarta yang kelompok LSL merupakan kelompok ketiga penyumbang terbesar penderita HIV/AIDS.

Namun dalam kasus kejahatan pedofilia siswa TK JIS ini yang di antara pelakunya suka melakukan hubungan sejenis (homoseksual), maka yang menjadi pertanyaan masyarakat adalah apakah ada keterkaitan antara perilaku gay dengan paedofilia? Dikarenakan informasinya masih belum jelas dan utuh, maka sebagian masyarakat pendapat bahwa paedofilia terkait dengan perilaku gay.

Bayangkan jika pendapat ini dipercayai kebenarannya di Jakarta misalnya yang jumlah gay telah melebihi angka seratus ribu orang, maka Jakarta telah darurat paedofilia, selain darurat gay!Tentu anggota dan aktivis GWL (Gay, Waria dan Lelaki Suka Lelaki) menentang jika paedofilia dikaitkan dengan perilaku gay atau homoseksual. Menurut kelompok ini, perilaku gay adalah satu entitas tersendiri, sedangkan paedofilia adalah entitas yang lain.

Hal ini diperkuat oleh banyak pendapat, seperti pendapat Dr. Nathaniel Mc Conaghy ( 1998) , pakar psikatri, yang menyatakan bahwa orang yang menyukai anak laki-laki pra puber atau segera memasuk masa puber biasanya tidak tertarik secara seksual pada pria yang lebih tua atau pada wanita.

Namun pada kenyatannya sulit dihindari bahwa sebagian pelaku paedofilia adalah gay, seperti pada kasus paedofilia siswa TK JIS. Bukan hanya pada kasus siswa TK JIS saja, bahkan pada banyak kasus paedofilia, pelakunya sebagian adalah gay.

Seperti tesis Tony Perkins dari FRC (Family Research Council) yang menyatakan bahwa sementara para aktivis ingin mengklaim pedofilia merupakan orientasi yang benar-benar berbeda dari homoseksualitas, namun bukti-bukti menunjukkan tumpang tindih yang tidak proporsional antara keduanya.

Karena sekitar sepertiga dari semua kasus pelecehan seks anak dan penganiayaan anak melibatkan laki-laki (dewasa) dan dalam satu studi, 86 persen dari orang-orang seperti mengidentifikasi diri mereka sebagai homoseksual atau biseksual. Gay dan lesbian tidak bisa menghindari: ini (paedofilia) adalah masalah homoseksual.

Dalam Islam, seperti yang dikatakan oleh Imam Adz-Dzahabi di dalam kitabnya Al-Kabair, gay termasuk salah satu dosa besar. Jika mereka menuduh Islam saja membolehkan pedofilia karena Rasulullah SAW menikahi Siti Aisyah RA pada usia masih kanak-kanak, maka itu sebuah kesalahan besar.

Karena pada kajian sejarah Islam yang obyektif, seperti yang dikatakan oleh KH. Wahfiudin Sakam dalam berbagai kesempatan ceramahnya, Rasulullah SAW menikahi Siti Aisyah pada usia gadis belia, sekitar 16 tahun lebih dan pendapat ini didukung oleh dalil-dalil yang shahih.

Penulis asli : Rakhmad Zailani Kiki / Kepala Bidang Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre

awas...ada..emoticon-Betty

tambahan dari ane gan :
Quote:

Diubah oleh nurmanism 10-05-2014 01:38
0
6.1K
81
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.