Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • ASING Mulai Menunjukan Kepentingan dan Eksistensinya Pada Pilpres 2014? (MENARIK)

mikacaAvatar border
TS
mikaca
ASING Mulai Menunjukan Kepentingan dan Eksistensinya Pada Pilpres 2014? (MENARIK)
Masyarakat Uni Eropa: Jokowi Pantas Memimpin Indonesia




Brusel (Antara) - Masyarakat Uni Eropa menilai kader PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) pantas menjadi pemimpin Indonesia di masa datang dan akan bisa bekerja sama dengan Uni Eropa.

Hal itu terungkap dalam diskusi publik yang diadakan KBRI di Brusel bekerja sama dengan "Friends of Europe" yang membahas kebijaksanaan Pemerintah Indonesia dalam menghadapi pemerintahan baru, "Policy Insight Indonesia Goes to the Pools: Prospects and Pitfall", Senin malam.

Dalam diskusi interaktif yang diikuti sekitar 150 peserta itu, Policy Officer Indonesia-South East Asia, Morgan MC Swiney kepada Antara London, Selasa, mengatakan pemilu di Indonesia berlangsung dengan lancar dan aman tanpa ada masalah.

"Hal ini menunjukkan demokrasi di Indonesia berlangsung dengan baik," ujarnya.

Diskusi yang dihadiri Duta Besar RI untuk Belgia Arif Havas Oegroseno dan dipandu Direktur of Policy at Friends of Europe, Shada Islam, itu berlangsung hangat.

Morgan MC Swiney mengakui bahwa topik yang dibahas sangat menarik yaitu Pemilu dan pemilihan presiden yang akan berlangsung pada bulan Juli mendatang.

"Bagi Uni Eropa siapa pun yang akan memimpin Indonesia tidak menjadi masalah," ujarnya.

Ia mengatakan dengan kerangka kerja sama PAC, Uni Eropa sangat berharap kerja sama ini bisa berlangsung dengan baik. Indonesia merupakan negara penting bagi negara-negara di Uni Eropa.

"Siapa pun yang terpilih sebagai presiden, kami siap bekerja sama," ujarnya.

Sementara itu Konsulat Indonesia di Porto, Luciano da Silva mengatakan pemilihan presiden Juli mendatang sangat penting. Kami harap pemimpin yang baik bisa menang, ujarnya mengacu ke Jokowi.

Sepertinya Jokowi kandidat yang terbaik dan mempunyai rekam jejak yang baik. "Selain sederhana, juga sangat dekat dengan rakyat," ujar Luciano da Silva.

"Kita perlu perubahan untuk yang lebih baik, Indonesia butuh pemimpin baru dan kita membutuhkannya. Jokowi rasanya orang yang tepat," ujarnya dan menambahkan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia tidak akan berubah.

Ranimah Abdulrahim dari The Habibie Center mengatakan bahwa diskusi yang membahas masalah pemimpin Indonesia mendatang sangat menarik karena para pemimpin Uni Eropa ingin mengetahui siapa yang akan pemimpin Indonesia di masa datang.

Diakuinya gairah Pemilu kali ini cukup tinggi dan berlangsung sukses. Masyarakat Uni Eropa sangat "concern" dengan masalah Indonesia, siapapun yang menjadi presiden.

Kalaupun Jokowi yang menjadi pilihan masyarakat, perlu dipastikan yang menjadi pendampingnya haruslah orang yang mampu dalam bidangnya.

"Jangan sampai kementerian yang strategis dipimpin oleh orang yang tidak profesional karena ingin membagi jatah untuk partai politik yang berkoalisi," ujarnya.

Sementara itu, Prof Dr Azyumardi Azra dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan pemilu Indonesia membuat pandangan orang asing bisa berubah, karena Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama Islam cocok dengan demokrasi.

"Islam di Indonesia sangat kompatibel dengan demokrasi," ujarnya.

Director of Southern and Southeast Asia, The European External Action Service (EEAS ), Ugo Astuto mengakui Indonesia setelah melakukan pemilu merupakan negara demokrasi yang memainkan peranan penting di Eropa .

Dikatakannya, Indonesia yang sudah masuk dalam G20 itu bisa disamakan dengan negara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengharapkan siapapun yang akan memerintah, kesinambungan harus tetap dijaga. Hal ini akan menambah kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi, pertumbuhan dan nilai tukar, karena semua itu dilindungi undang undang.

Dikatakannya bank sentral sebagai fungsi pengawasan bank mempunyai tugas untuk mendorong layanan keuangan digital selain tetap memperhatikan peredaran uang hingga ke seluruhan pelosok.(fr)

Sumur: https://id.berita.yahoo.com/masyarak...111221316.html


Peneliti Amerika Serikat: Jokowi Jujur dan Dapat Dipercaya




TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Penelitian Stan Greenberg ahli polling Amerika Serikat dan konsultan politik ternama dunia, elektabilitas Jokowi pertengahan September 2013 adalah 68 persen, sedangkan PDIP memperoleh 28 persen.

Alasan memilih Jokowi, dalam survei yang dilakukan diungkap karena Jokwi dianggap orang jujur dan dapat dipercaya.

Menurut lembaga survey yang juga konsultan politik Al Gore dan ratusan politisi dunia, di bawah elektabilitas Jokowi adalah Prabowo Subianto (PS) 15 persen dan Abu Rizal Bakrie (ARB) 11 persen.

Untuk parpol, setelah PDIP, disusul Golkar (18 persen), Demokrat (10 persen) dan Gerindra sekitar 10 persen. Hal ini diungkapkan oleh Media Center Relawan Jokowi dalam pernyataan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Senin (30/9/2013).

Dikatakan, Prof Dr Ibramsyah Gurubesar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) yang mengikuti presentasi tersebut, mengatakan, hasil survey tidak terlalu mengagetkan, karena sudah tercermin dari hasil sejumlah lembaga survey selama ini.

“Presentasi pekan lalu, tidak dilaksanakan secara terbuka, karena survey ini merupakan pesanan sebuah lembaga, bukan inisiatif Stan Greenberg,” ujar Prof Ibramsyah kepada Sihol Manullang yang juga Pemimpin Redaksi baranews.co, di Jakarta Senin (30/9).

Portal berita baranews.co yang akan diluncurkan dalam waktu dekat, didirikan Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Relawan Jokowi atau Bara JP). Portal ini juga tampil sebagai kantor berita gratis, merangkap Media Center Relawan Jokowi. Tag line portal ini, Mendorong Perubahan.

Survey Stan Greenberg dilaksanakan dengan pertanyaan tertutup: “Dari tiga nama berikut, jika pemilihan presiden dilaksanakan sekarang, siapa yang Anda pilih di antara Jokowi, Prabowo dan ARB?” Jawabannya, Jokowi 61 persen, Prabowo 15 persen dan ARB 11 persen.

Hasil Stan Greenberg menjadi resume terkini. Sebelumnya adalah resume survey Soegeng Sarjadi School of Goverment (SSSG), elektabilitas Jokowi 45,8%, dirilis Kamis (12/9).

Menurut Stan Greenberg, dari 12 partai peserta Pemilu, PDIP yang memperoleh suara 28 persen, menjadi satu-satunya partai yang lolos batas minimum pengajuan Capres (25% suara atau 20% kursi DPRD RI).

Stanley Bernard Greenberg yang lebih dikenal sebagai Stan Greenberg, kini berusia 68 tahun (lahir 10 Mei 1945), adalah ahli polling dan strategi politik, yang pernah menjadi konsultan Presiden Amerika Bill Clinton, Al Gore, John Kerry, dan ratusan tokoh di Amerika dan dunia.

Di luar Amerika Serikat, tokoh besar klien Stan Greenberg, antara lain mantan Kanselir Jerman Gerhard Schröder, mantan Perdana Menteri Ingggris Tony Blair, dan Michael Häupl (Austria).

Stan Greenberg memperoleh Bachelor's dari Universitas Miami dan PhD dari Universitas Harvard. Sebelum menjadi konsultan politik, Greenberg satu dekade sebagai pengajar di Universitas Yale. Hasil studi Stan tentang Ronald Reagen (1985), hingga kini menjadi studi legendaris.

Stan juga adalah CEO pada Greenberg Quinlan Rosner, firma polling dan konsultan. Bersama James Carville dan Bob Shrum, mendirikan Democracy Corps, organisasi non-profit yang senantiasa mempelajari strategi politik negara berpaham kiri. Greenberg kaya raya dan dermawan.

Buku-buku karangan Stan Greenberg, antara lain Politics and Poverty: Modernization and Response in Five Poor Neighborhoods (1974), Race and State in Capitalist Development: South Africa in Comparative Perspective (1980), The Illegitimate: State, Markets, and Resistance in South Africa (1987).

Kemudian menulis buku Middle Class Dreams: The Politics and Power of the New American Majority (1995), Two Americas: Our Current Political Deadlock and How to Break It (2004), From The War Room: In The Trenches With Five Extraordinary Leaders (2009).

“Penjaga gawang” baranews.co Sihol Manullang, adalah mantan wartawan Suara Pembaruan (1985-2000), yang juga Ketua Umum Relawan Jokowi. baranews.co mengkleim diri berada dalam ideologi pers “sekte” liputan proses.

Mengenai elektabiltas Jokowi yang mencapai 61 persen, Prof Ibramsyah tidak bisa dibantah. Menurutnya, suatu hasil survey tidak bisa dibantah, kecuali dengan mengadakan survey dan penelitian serupa.

“Kalau ada yang berpendapat hasil elektabilitas Jokowi terlalu besar, hanya bisa dibantah dengan menyajikan hasil lain untuk penelitian serupa,” katanya.

Hal mengagetkan, banyak Capres yang dalam survey Stan Greenberg masih dianggap nol, karena tidak signifikan. Sejumlah nama dari 11 orang peserta Konvensi Demokrat, secara matematik dianggap nol oleh Stan Greenberg. Dalam perhitungan matematik, artinya diabaikan.
Sumur: https://id.berita.yahoo.com/peneliti...024633097.html



Home >> Pemilu >> Menuju RI 1
Jokowi di Mata Israel




REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepak terjang Jokowi ternyata juga dipantau Israel. Laman Israel tak henti menyorot segala macam berita tentang Gubernur Jakarta itu. Laman Israelforeignaffairs.com, misalnya tak ketinggalan memotret perjalan Jokowi di peta perpolitikan nasional.

Laman Israel itu mengutip sepak terjang Jokowi dari sejumlah media asing dan media Indonesia. Ada sekitar 25 berita yang terkait soal Jokowi di laman Israel itu. Uniknya, berita soal Jokowi baru intensif jadi sorotan laman itu sejak bulan Maret, atau hampir bersamaan dengan waktu pencapresan Jokowi oleh PDI Perjuangan.

Jokowi pun diportet secara positif dalam berita yang dikutip oleh laman Israel itu. Beberapa berita Jokowi yang dikutip laman Israel itu di antaranya berjudul, "Pencapresan Gubernur Jokowi Riuhkan Politik Indonesia" dan "Jokowi: Penggemar Metal yang Diunggulkan Jadi Presiden Indonesia."

Tak hanya Jokowi yang mendapat sorotan dari media itu. Sejumlah berita terkait tokoh politik nasional pun tak luput dikutip oleh laman Israelforeignaffairs.com. Namun porsi sorotan pada Jokowi menyita perhatian terbanyak.

Bukan hanya sebatas media, perwakilan Israel pun intensif menjalin kontak dengan tokoh politik Indonesia. Salah satu tokoh yang pernah menjalin kontak dengan Israel adalah petinggi Partai Nasdem, Ferry Mursyidan Baldan. Kini Ferry bersama Partai Nasdem-nya menjalin koalisi untuk meloloskan Jokowi sebagai presiden Indonesia.
Sumur: http://www.republika.co.id/berita/pe...di-mata-israel

Ini Keyakinan Media Asing, Rupiah Menguat 7,6% Kalau Jokowi Presiden






JAKARTA, baranews.co - Ini keyakinan media asing, Businessweek.com, rupiah akan menguat kalau Jokowi Presiden:

An Indonesian presidential victory by Joko Widodo would spark a rally in the rupiah, according to Malayan Banking Bhd. and Morgan Stanley. (MS) There’s only one snag: the popular Jakarta governor hasn’t been selected to run yet.

The currency will gain 7.6 percent to 11,300 per dollar by the end of the year should Jokowi, as he is known locally, win the July election, Saktiandi Supaat, head of foreign-exchange research at Maybank in Kuala Lumpur, said in a Feb. 5 interview. It would only advance to 11,700 if he doesn’t win, he said. Morgan Stanley sees the rupiah strengthening to 11,800 by end-June, assuming Jokowi is a presidential candidate.

Indonesia’s new leader will inherit a slowing economy that is beset by corruption and still adjusting to less U.S. stimulus and a rupiah that is 21 percent weaker than it was a year ago. For Jokowi to run he will probably need the backing of his Indonesian Democratic Party of Struggle that is led by Megawati Soekarnoputri, a former president and daughter of Indonesia’s first post-independence leader who also wants the top job.

“The market will respond very positively to,” a Jokowi victory, Michael Every, the Hong Kong-based head of financial markets research for Asia-Pacific at Rabobank International, said in a Feb. 5 interview. “He has so far managed to run clean administrations with strong participatory and democratic values. That’s something that Indonesia, which is still a young democracy with powerful political, economic, and military vested interests, desperately needs.”

Rupiah Estimates

The rupiah has strengthened 0.1 percent to 12,163 per dollar this year as of 12:51 p.m. in Jakarta, according to prices from local banks, the best performance among 24 emerging-market currencies tracked by Bloomberg. Its 21 percent plunge last year was the steepest in developing nations after Argentina’s peso and the biggest loss since 2000.

Rabobank sees the rupiah gaining to 11,750 per dollar in 12 months and PT Bank Danamon forecasts it will rise to 11,000 by end-2014, both assuming a presidential victory for Jokowi. Oversea-Chinese Banking Corp. (OCBC) estimates the currency could reach 12,000 by year-end if the Jakarta governor is nominated, while it would probably weaken to 12,600 if he isn’t, Wellian Wiranto, a Singapore-based economist, said in a Feb. 7 interview.

“A Jokowi nomination will deliver an uplift to the rupiah,” he said. “There are still many moving parts to contend with. Not only does he have to be nominated, and win the presidential race, his party would also have to command a good portion of parliamentary seats for any reform momentum to persevere.”

Poll Leader

Voters in the world’s third-largest democracy go to the polls in April to elect a new legislature. Only parties who win at least 20 percent of seats, or 25 percent of the total vote, can nominate presidential candidates. Parties that win less support can form coalitions to do so.

Jokowi topped a poll by the Indonesian Survey Circle (LSI) conducted last month, attracting as much as 35.6 percent support. Coal tycoon Aburizal Bakrie, of the Golkar party, was second on 20.1 percent and the Gerindra party’s Prabowo Subianto, a former army general, was third on 19.7 percent.

“With Jokowi showing a strong lead in the polls, our base case where he is announced as the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) presidential candidate pre-April legislative elections should be enough to remove potential political concerns during the election run-up,” Morgan Stanley analysts led by Hong Kong-based Geoffrey Kendrick wrote in a Jan. 29 research report.

Megawati’s Decision

The daughter of Indonesia’s first leader Sukarno, Megawati was president from 2001 to 2004, inheriting the job when her predecessor resigned. She has run in and lost the past two elections, capturing around a quarter of the votes compared with the 60 percent won by President Susilo Bambang Yudhoyono in 2009. Jokowi said last year that Megawati will decide whether he runs for the presidency.

“We don’t even know if Jokowi will be a candidate,” David Sumual, chief economist at PT Bank Central Asia, Indonesia’s largest lender by market value, said in a Feb. 5 interview in Jakarta. “Our ideal scenario would be a simple majority in parliament with a strong opposition.”

Southeast Asia’s largest economy expanded 5.78 percent in 2013, its first year of sub-6-percent growth since 2009, official data showed last week. Gross domestic product will increase 5.4 percent this year, according to the median estimate of analysts surveyed by Bloomberg.

Corruption Scandals

The country has been rocked by a number of high-profile corruption scandals in the last year and was ranked 114 out of 177 on Transparency International’s latest corruption perceptions index, below Ethiopia and Ecuador.

Rudi Rubiandini, former head of Indonesia’s oil and gas regulator, was charged with bribery last month, following the October arrest of the country’s top judge, who was found with the equivalent of more than 2 billion rupiah ($164,460) in cash at his Jakarta residence. Anas Urbaningrum, the former chairman of President Yudhoyono’s Democrat party, was also named last year as a suspect in a corruption investigation.

Yudhoyono has struggled to implement reforms in his second five-year term. He failed to win support from within his own coalition to raise subsidized-fuel prices in 2012, before eventually succeeding in June last year. Jokowi’s PDI-P party held a public rally to protest the resulting price increase after it had been approved.

‘More Reforms’

The Jakarta governor told Bloomberg Television that he plans to increase the capital’s budget by 75 percent this year by moving tax collection online and boosting oversight to tackle evasion. Since becoming governor in September 2012 he has also restarted construction of a monorail in Jakarta and pushed through the commencement of a mass rapid transit project, which had been delayed for decades.

“Both locals and foreign investors are rooting for Jokowi,” Maybank’s Supaat said. “Investors are keen on Jokowi as they’ve been fed this story from the local level up to the foreign-investor level that he will bring about more reforms.”

To contact the reporter on this story: Yudith Ho in Jakarta at yho35@bloomberg.net

To contact the editor responsible for this story: James Regan at jregan19@bloomberg.net



Sumber: http://mobile.businessweek.com/news/...ley-to-maybank

(Vivi Jkw)
http://baranews.co/web/read/5596/ini...n#.U2ixjUBzDDc

Jokowi Bertemu Perwakilan Vatikan di Rumah Pengusaha




AntiLiberalNews - Selain bertemu dengan Duta Besar AS yang baru, Robert O Blacke, calon presiden yang diusung PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) bersama Megawati Soekarno Putri juga bertemu perwakilan Vatikan. Pertemuan itu dilangsungkan secara tertutup.

Pertemuan itu dilakukan di kediaman Jacob Soetojo yang berada di Jalan Sircon No 73, Permata Hijau Jakarta Selatan, Senin (14/04) malam.

“Sebagian besar tamu yang hadir datang menggunakan mobil dengan plat korps diplomatik negara asing. Di antaranya dua mobil berplat CD 12 milik kedutaan besar Amerika Serikat, dua mobil berplat CD 18 (Myanmar), sebuah mobil berplat CD 42 (Meksiko) dan satu mobil berplat CD 15 (Tahta Suci Vatikan),” seperti dilansir JPPN (14/04).

Belum diketahui dengan pasti maksud dan tujuan pertemuan itu. Informasi yang dihimpun, salah satu maksud pertemuan ini adalah untuk membicarakan cawapres Jokowi.

Pertemuan ini dilakukan tertutup. Awak media tak bisa melihat dengan pasti siapa-siapa saja yang ikut hadir.

Pelaksana tugas Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta, Heru Budi Hartono berdalih kedatangan Jokowi dalam kapasitasnya sebagai gubernur, bukan sebagai capres.

Anehnya, suasana di rumah Jacob sendiri terpantau dijaga ketat petugas keamanan.

Red: Randy
http://antiliberalnews.com/2014/04/1...mah-pengusaha/

Sumber lain:
Bertemu Dubes AS, Jokowi Serahkan 'Leher' ke Asing http://www.tribunnews.com/pemilu-201...leher-ke-asing
Temui Wakil Vatikan, Jokowi Disebut Serahkan Leher ke Asing http://www.republika.co.id/berita/pe...leher-ke-asing
DAN LAIN LAIN....................

Salahkan kita menduga ada 'RAKSASA' yang bermain dan punya kepentingan dibelakang Jokowi? Ini mirip pencitraan bapak presiden era 2004. Masyarakat tergila-gila karena pencitraan yang secara masif melalui media yang membentuk opini masyarakat.

Sila disimpulkan..
Thanks
Diubah oleh mikaca 06-05-2014 10:13
0
10.9K
102
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.