Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fanofbenbruceAvatar border
TS
fanofbenbruce
Semoga Mayoritas Siswa di Indonesia ga Sebodoh Dia
Gan, ane nemu artikel ini, karena ada yang share di Facebook. Semoga ane ga emoticon-Blue Repost

Maaf kalau judulnya terlalu ekstrim, ane juga pernah sekolah, dan bukankah kewajiban kita pas sekolah adalah mengikuti, menyerap pelajaran dan mengumpulkannya buat bekal masa depa kita.

Terlepas dari semua pelajaran itu dipakai atau ga dipakainya setiap hari dalam kehidupan kita. Namun sadar ga sadar semua pelajaran itu emang sangat bermanfaat. Yah aplikasi semua pelajaran itu bakal bener-bener kita rasakan pas kita punya anak. Bagaimana kita nantinya mentransfer ilmu pengetahuan hasil sekolah kita pada anak-anak kita saat mereka akan bersiap untuk sekolah atau pada saat duduk di bangku sekolah.

Orang tua harus cerdas, termasuk cerdas di bidang mata pelajaran, selain guru, guru les, orang tua lah yang nantinya bakal ngajarin anak kalau mengalami kesulitan di mata pelajarannya di sekolah. Selain itu kita harus jadi orang tua yang cerdas dan pintar supaya nantinya ga ditipu anak. Kadang ane sih suka sekali-kali bandel, suka sedikit tipu-tipu orang tua emoticon-Ngakak. Yah belajar dari pengalaman pribadi aja, dan mudah-mudahan hal serupa ga menimpa ane. Nah ini bahan refleksinya:
Quote:


Kalo ane jadi pak menteri, bukan ane sok iye atau sok pintar, ane justru ga percaya sama kecerdasan dia. Oke mungkin sistem UN salah, cuma kecerdasan juga dibuktikan dengan sikap. Yang ane sebut bodoh disini bukan otaknya, tapi sikap dan kata-katanya. Bagaimana mungkin seorang yang cerdas membuat surat terbuka dengan bahasa sekonyol itu dan ga pikir panjang. Ngapain dan apa yang lo lakukan selama lo sekolah bertahun-tahun. Ya mending ga usah sekolah, kalau kita cuma menilai dari ujian sekolah, ulangan harian dan macam-macam format penilaian yang doi sebutkan diatas, justru malah rentan kebocoran. Mulai dari mencontek antar siswa, mungkin penilaian guru yang ga objektif, sistem pembelajaran di sekolahnya seperti apa.

Kita ga bisa menutup mata gan, kalau di sekolah masih ada guru yang jarang hadir, format penilaian yang asal-asalan, jam belajar yang kebanyakan kosongnnya. UN memang mungkin bukanlah pilihan terbaik, tapi melihat banyak kenyataan yang seperti ane sebutkan. Ini pengalaman ane saat sekolah SD sampai SMP, UN memang salah satu pilihan terbaik untuk saat ini. Untuk mengetahui standar sekolah, dan nanti mereka bisa mengevaluasi kinerja dan mutu sekolah serta tenaga pendidik. dan mungkin fasilitasnya.

Yang paling menjebak di UN menurut ane adalah LJK, ada baiknya format LJK diganti dengan format lain. Untuk mencegah hasil jawaban anak tidak terbaca di komputer. Ini yang banyak bikin anak tidak lulus sebenarnya.

Selain faktor dalam diri anak itu sendiri, ngapain aja selama bertahun-tahun di sekolah. Bagaimana ane mau percaya ente cerdas, kata-kata ente aja ga meyakinkan banget.

Kita kaskuser, pasti ada juga yang pernah UN. Kita juga merasakan kok, cuma untuk menyikapi UN yang dulu adalah beban berat di pundak kita. Kita pasti punya cara masing-masing. Dan punya pandangan masing-masing mengenai Ujian Nasional.

Well, maaf kalo mungkin kata-kata ane kurang sopan. jujur aja ane kebawa kesel juga pas baca itu. Yang UN bukan cuma dia emoticon-Ngakak

Makasih udah mampir, bagi yang berkenan komeng silahkan komeng. Ane ga ada niat membully. Cuma sekedar buat refleksi diri masing-masing.
Diubah oleh fanofbenbruce 08-05-2014 01:36
0
7.4K
88
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.