Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alexander23158Avatar border
TS
alexander23158
sejarah exorcist (TRUE STORY)
disini ane mau ngutip sedikit sejarah tentang EXORCIST..karna ane demen banget sama cerita horror dan film horror

EKSORSISME

Eksorsisme (dari Bahasa Latin akhir exorcismus, yang berasal dari Bahasa Yunani exorkizein - mendesak) adalah sebuah praktik untuk mengusir setan atau makhluk halus (roh) jahat lainnya dari seseorang atau suatu tempat yang dipercaya sedang kerasukan setan. Praktek ini sudah cukup tua dan menjadi bagian dari sistem kepercayaan (agama) di berbagai negara.

Orang yang melakukan eksorsisme, dikenal dengan sebutan eksorsis, seringkali adalah seorang rohaniwan atau seseorang yang dipercaya memiliki kekuatan atau kemampuan khusus. Eksorsis bisa menggunakan doa-doa dan hal-hal religius lainnya, seperti mantra, gerak-gerik, simbol, gambar/patung orang suci, jimat, dan yang lainnya. Sang eksorsis seringkali memohon bantuan Tuhan, Yesus dan/atau beberapa malaikat dan malaikat agung lainnya untuk ikut campur di dalam eksorsisme.

Secara umum, orang yang sedang kerasukan setan tidak dianggap sebagai setan itu sendiri, termasuk juga sama sekali tidak bertanggung-jawab akan tindakan orang itu sendiri. Oleh karena itu, para pelakunya menganggap eksorsisme lebih sebagai suatu penyembuhan daripada suatu hukuman. Ritual-ritual yang umum akan hal ini biasanya memperhatikan unsur tersebut, memastikan bahwa tidak akan terjadi kekerasan terhadap diri orang yang kerasukan itu. Apabila ada potensi terjadinya kekerasan, maka orang yang sedang kerasukan itu biasanya hanya direbahkan dan diikat.

SEJARAH

Konsep kerasukan setan atau roh jahat dan praktik eksorsisme telah berusia sangat tua dan tersebar dimana-mana, dan mungkin berasal dari berbagai kepercayaan perdukunan prasejarah.

Kitab Perjanjian Baru Kristiani mengikut-sertakan eksorsisme di antara keajaiban-keajaiban yang dilakukan oleh Yesus. Karena hal ini, kerasukan setan ada dalam sistem kepercayaan Kristiani semenjak agama ini lahir, dan eksorsisme masih merupakan praktik yang dikenal di dalam agama Katolik, Ortodoks Timur dan beberapa sekte Protestan. Gereja Inggris juga memiliki seorang eksorsis resmi di tiap keuskupannya.

Setelah Masa Pencerahan, praktik eksorsisme semakin berkurang nilai pentingnya bagi kebanyakan kelompok religius dan penggunaannya semakin berkurang, terutama di masyarakat Barat. Secara umum, di abad ke-20, penggunaannya kebanyakan ditemukan di Eropa Timur dan Afrika, dengan beberapa kasus memperoleh peliputan media massa; kasus Anneliese Michel mungkin merupakan kasus yang paling terbaru daripadanya. Hal ini terjadi terutama karena berkembangnya penelitian di bidang psikologi dan di bidang fungsi dan struktur otak manusia. Banyak kasus yang dulunya dianggap perlu untuk eksorsisme seringkali akhirnya dapat dijelaskan sebagai penyakit mental dan oleh karenanya ditangai sesuai dengan hal tersebut.

Namun pada tahun 1973 film The Exorcist dirilis dan pemikiran akan eksorsisme langsung menyeruak ke permukaan. Setelah dirilisnya film ini, tanggapan yang sangat luas datang dari publik Amerika Serikat dan Eropa, dan kepercayaan akan kerasukan setan dan eksorsisme mendapatkan tempat di tengah-tengah masyarakat modern. Kepercayaan mengenai keabsahan praktik ini tidak lagi menjadi pemikiran yang radikal, dan mulai diterima secara luas.

AGAMA KATOLIK ROMA

Keperacayaan dalam agama Katolik Roma adalah, tidak seperti pembaptisan atau pengakuan dosa, eksorsisme merupakan sebuah ritual yang bukan sebuah sakramen Gereja Katolik. Tidak seperti sebuah sakramen, "integritas dan keberhasilan eksorsisme tidak bergantung pada penggunaan ucapan-ucapan yang kaku dan tepat, ataupun tata cara tindakan yang dilakukan dengan urut dan tepat. Keberhasilannya bergantung pada dua unsur: pemberian hak dari kuasa Gereja yang sah dan sesuai hukum, dan iman sang eksorsis".Namun daripada itu, eksorsisme Katolik masihlah merupakan salah satu ritual eksorsisme yang paling kaku dan terorganisasi dengan ketat daripada ritual yang lainnya. Eksorsisme yang penuh kekhidmatan, menurut Hukum Kanon Gereja Katolik, hanya bisa dilaksanakan oleh seorang imam yang telah ditahbiskan (atau yang lebih tinggi jabatan gerejawinya) dengan izin tertulis dari uskup setempat, dan hanya dilakukan setelah adanya sebuah pemeriksaan medis untuk menghilangkan kemungkinan bahwa yang terjadi adalah penyakit mental. Catholic Encyclopedia (1908) memerintahkan: "Takhyul seharusnya tidak dicampur-adukkan dengan agama, sebanyak apapun sejarah mereka mungkin pernah bersentuhan, demikian juga sihir, seputih apapun bentuknya, untuk dicampur-adukkan dengan ritus religius yang benar". Hal-hal yang tercantum di dalam Ritus Romawi sebagai petunjuk adanya kemungkinan kerasukan setan diantaranya adalah: berbicara dalam bahasa asing atau kuno yang tidak diketahui oleh orang yang kerasukan setan sebelumnya; kemampuan dan kekuatan supernatural; pengetahuan akan hal-hal yang tersembunyi atau yang terletak jauh dimana orang yang kerasukan tidak mungkin tahu, kebencian akan segala sesuatu yang suci, penghinaan kepada Tuhan yang luar biasa, atau penghujatan terhadap segala sesuatu yang suci dan berhubungan dengan Tuhan.

Gereja Katolik mengubah Ritus Eksorsisme pada bulan Januari 1999, walaupun Ritus Eksorsisme tradisional dalam Bahasa Latin tetap diperbolehkan sebagai suatu pilihan. Tindakan eksorsisme dianggap sebagai suatu tugas rohani yang berbahaya. Ritual ini beranggapan bahwa orang-orang yang kerasukan tetap memiliki keinginan bebasnya walaupun setan mungkin telah menguasai tubuh mereka, dan melibatkan doa-doa, pemberkatan-pemberkatan dan undangan-undangan melalui penggunaan dokumen Mengenai Eksorsisme dan Permohonan-permohonan Tertentu. Ucapan-ucapan ritual eksorsisme lainnya yang pernah digunakan di masa lalu diantaranya adalah Vade retro satana dari kaum Benediktin. Di zaman modern, Gereja Katolik sangat jarang memberikan izin untuk melakukan eksorsisme, dengan lebih menelaah kasus-kasus yang berpotensi dengan anggapan bahwa penyakit mental atau fisik yang sebenarnya terjadi. Dalam kasus-kasus yang ringan, Doa Butiran Santo Mikael seharusnya digunakan.

BEBERAPA EKSORSISME TERKENAL

Salvador Dalí konon pernah menerima eksorsisme dari seorang biarawan Italia, Gabriele Maria Berardi, saat ia masih tinggal di Perancis tahun 1947. Dali menciptakan sebuah patung Kristus di atas sebuah salib yang ia berikan kepada biarawan tersebut sebagai tanda terima kasih.

Anneliese Michel adalah seorang wanita Katolik dari Jerman yang dipercaya kerasukan oleh enam ,mungkin lebih, setan dan yang kemudian menjalani eksorsisme pada tahun 1975. Dua film, The Exorcism of Emily Rose dan Requiem dibuat berdasarkan inspirasi cerita Anneliese ini.

Seorang bocah laki-laki dengan nama samaran "Roland Doe" menjadi subyek eksorsisme pada tahun 1949, yang kemudian menjadi tema dari The Exorcist, sebuah novel horor dan kemudian menjadi film yang ditulis oleh William Peter Blatty. Blatty mendengar kasus ini di dalam salah satu kelasnya tahun 1950 ketika ia masih menjadi seorang mahasiswa di Universitas Georgetown. Eksorsisme ini sebagian dilakukan di kota Cottage City, Maryland, dan di kota Bel-Nor, Missouri oleh Romo William S. Bowdern, S.J. dan seorang akademiah Yesuit Romo Walter Halloran, S.J.

PANDANGAN ILMIAH

Ritual Katolik Roma mengenai eksorsisme menelaah subyeknya dengan suatu prosedur yang menganggap adanya sakit mental atau fisik dalam kasus-kasus yang diajukan, dan meminta kepastian dari para pekerja profesional di bidang medis dan kesehatan mental bahwa tidak ada penyebab fisik atau mental dari terjadinya kasus-kasus tersebut sebelum diizinkannya pelaksanaan ritual eksorsisme. Ketika semua kemungkinan sekecil apapun yang dapat menyembuhkan kasus-kasus tersebut tidak ada lagi, maka kasus-kasus ini diperlakukan sebagai kasus-kasus kerasukan setan jahat.

Kerasukan setan bukanlah sebuah diagnosa psikiatris atau medis yang sah yang diakui baik oleh Buku Panduan Diagnosa dan Statistik Penyimpangan-penyimpangan Mental (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders/DSM-IV) maupun Klasifikasi Statistik Internasional mengenai Penyakit dan Masalah-masalah Kesehatan yang berhubungan dengannya (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems/ICD-10). Pihak-pihak yang mengaku percaya pada kerasukan setan kadang-kadang menganggap gejala-gejala yang berhubungan dengan penyakit mental seperti histeria, mania, psikosis, sindrom Tourette, epilepsi, schizophrenia atau penyimpangan identitas terpisah (dissociative identity disorder) sebagai sumber kerasukan setan.Dalam kasus-kasus dissociative identity disorder dimana kepribadian yang lain ditanya siapa dirinya, dilaporkan bahwa 29% diantaranya mengidentifikasi diri mereka sendiri sebagai setan.Selain itu, terdapat juga sebuah bentuk dari monomania bernama demonomania atau demonopathy dimana sang pasien percaya bahwa dirinya dirasuki oleh satu atau lebih roh jahat.

Fakta bahwa eksorsisme berhasil bekerja pada orang-orang yang mengalami gejala-gejala kerasukan setan dihubungkan dengan pengaruh placebo dan kekuatan sugesti.Beberapa orang yang terlihat kerasukan setan sebenarnya adalah kaum narsis atau yang mengalami rasa percaya diri yang sangat rendah yang kemudian berpura-pura menjadi orang yang kerasukan setan untuk memperoleh perhatian orang lain.


segini dulu yah gan pembahasan tentang apa itu EXORCIST

sejarah ini berdasarkan kisah nyata anneliese michel

mudah"an nanti ane bahas tentang siapa itu anneliese michel (klo blm keduluan org laen)emoticon-Ngakak
0
11.2K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.