Emon tersangka kasus kekerasan seksual asal kota Sukabumi berbincang dengan Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Jawa Barat Brigjen Pol Rycko Almeza Dhaniels di ruang Kasubag Sarana dan Prasarana Polres Sukabumi Kota, Selasa (6/5/2014) sore.

Didampingi seorang penyidik Andri Sobari alias Emon yang duduk di kursi panjang dekat jendela menjawab dengan lancar berbagai pertanyaan yang diajukan Rycko. Emon tampak memegang sebuah pulpen dan sesekali mengusap hidungnya dengan tangannya.

Pertanyaan yang terdengar Tribun dari balik jendela, Emon ditanya kenapa dirinya tidak melakukan hubungan seksual dengan wanita seperti lelaki normal pada umumnya. Dengan logat sundanya, Emon menjawab dirinya kurang srek bila melihat kemaluan perempuan, dia justru lebih tertarik dengan dubur anak laki-laki.

"Saya enggak sreg saja," ujar Emon menjawab pertanyaan.
Ia menjelaskan bahwa ada korbannya yang sampai tujuh kali ditusuk duburnya dalam rentan waktu tertentu.

"Kadang ada yang tujuh kali, anu dibobodo hayang HP (yang dibohongin akan diberikan handphone). Sarua keneh orangnya (orangnya sama)," ujar Emon.

Dengan diiming-imingi akan diberi handphone, Emon bisa dengan leluasa melampiaskan nafsu setannya kepada anak tersebut. Bila anak tersebut menagih handphonenya, Emon dengan santai mengatakan handphonenya masih belum datang. Hal tersebut terus berulang hingga tujuh kali Emon bisa mencabuli anak tersebut.

"Pertama satu kali masuk, waktu itu teh saya ditagih HP mana, Entar nunggu datang," ucap Emon.

Dalam satu hari dirinya bisa mencabuli satu sampai dua orang anak. Cukup dengan diiming-imingi akan diberi uang atau barang elektronik seperti handphone, dengan mudah Emon bisa melampiaskan nafsu menyimpangnya tersebut.

Dalam perbincangan tersebut, dikatakan Emon korbannya saat dikerjai tidak menangis. Justru dikatakannya seperti senang dan mengatakan geli.

"Nggak nangis orangnya, seneng saja orangnya, kadang katanya merasa geli," ujarnya.

emon