Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

b4djulAvatar border
TS
b4djul
Misi Mulia Pencapresan Jokowi: Cegah NKRI dikangkangi Bakrie, Prabowo dan Dinasti SB


Pertemuan Prabowo dengan Ical buka peluang koalisi
Selasa, 29 April 2014 − 12:40 WIB

Sindonews.com - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto akan mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Pimpinan Partai Golkar yang biasa disapa Ical itu mengaku mengenal lama dengan mantan Danjen Kopassus tersebut. Maka itu pertemuan kali ini bagi Ical bukan untuk pertama kalinya.

"Saya Pak Prabowo kenal bukan baru satu tahun, dua tahun (atau) lima tahun, kenalnya sudah lama sekali begitu. Jadi kan beliau lebih muda beliau kemari, begitu saja," kata Ical di kediamannya Jalan Ki Mangun Sarkoro, Menteng, Jakarta, Selasa (29/4/2014).

Saat dikonfirmasi mengenai kemungkinan pertemuan dua calon presiden (capres) itu membahas koalisi antara Partai Gerindra dengan Partai Golkar, Ical pun tak menampiknya. "Mungkin saja, tentunya lihat saja platform ke depan, sama-sama lihat itu. Pembicaraan sudah beberapa kali dengan Gerindra," ucapnya.
http://http://nasional.sindonews.com/read/2014/04/29/113/858698/pertemuan-prabowo-dengan-ical-buka-peluang-koalisi

Survei Kompas: Jika Jokowi Tak Jadi Capres, Prabowo dan Ical yang Untung
Rabu, 28 Agustus 2013 09:04 WIB

TRIBUNNEWS.COM – Joko Widodo menjadi sosok penentu yang akan memainkan peranan dominan dalam percaturan Pemilihan Umum 2014, baik pemilu presiden maupun pemilu legislatif. Namun, apakah realitas politik akan memosisikan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon presiden?

Dengan mempelajari dua kali survei kepemimpinan yang dilakukan Litbang Kompas, Desember 2012 dan Juni 2013, sulit menafikan kemunculan Joko Widodo (Jokowi) menjadi sosok yang dominan dalam wacana Pemilu 2014. Popularitas Jokowi untuk terpilih menjadi presiden jauh melampaui tokoh lainnya sekalipun ia belum menyatakan kesediaan mencalonkan diri.

Jika dilihat berdasarkan pertumbuhan basis massa (sebuah elemen penting dalam menduga tren kekuatan kandidat), hanya ada dua tokoh yang berpeluang besar menjadi presiden mendatang: Jokowi dan Prabowo Subianto. Survei menunjukkan, peningkatan popularitas keduanya linear dengan peningkatan perolehan partai politik. Adapun dukungan kepada tokoh dan partai lainnya relatif stagnan.

Dukungan terhadap Jokowi naik sebesar 14,8 persen selama enam bulan dan suara untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) juga naik 10,3 persen. Demikian juga dengan Prabowo, popularitasnya meningkat sebesar 1,8 persen dan dukungan kepada Partai Gerindra naik 6,9 persen selama enam bulan.

Melihat tren yang terjadi, sulit mengingkari bahwa Jokowi telah menjadi ”berkah” bagi PDI-P. Jika dicalonkan partai itu, kemungkinan besar Jokowi akan menjadi presiden mendatang dan PDI-P akan jadi kekuatan terbesar.

Melihat antusiasme yang tecermin dari hasil survei, pergantian generasi kepemimpinan tampak sudah di depan mata. Namun, apakah Jokowi akan maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2014?

Inilah pertanyaan yang sulit dijawab karena proses politik dapat menghasilkan realitas berbeda. Pertama, terkait dengan kendaraan politik. Posisi Jokowi yang bukan sebagai pengambil keputusan utama (ketua partai) membuatnya sangat bergantung pada kebijakan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Jika Megawati maju sebagai capres, hampir tidak mungkin Jokowi maju meskipun dengan kendaraan partai lain mengingat kesantunan politik yang selama ini dijaganya.

Kemungkinan bagi Megawati untuk menggandeng Jokowi sebagai calon wakil presiden, meskipun terbuka peluang untuk menang, tidak terlalu menguntungkan Jokowi. Selain menepiskan terjadinya koalisi, terserapnya Jokowi ke dalam pekerjaan wakil presiden (wapres) akan mengurangi aksinya di panggung riil yang selama ini melesatkan popularitasnya. Dengan melihat kecenderungan ini, tampaknya pilihan untuk tetap menjadi Gubernur DKI akan dipertahankan, kecuali ada tekanan politik.

Bagi Megawati, tanpa didampingi Jokowi, tampaknya akan sulit memenangi pilpres meskipun suara untuk partainya naik signifikan. Resistansi masyarakat yang cukup tinggi terhadap Megawati akan menjadi batu sandungan terberat.

Jika Jokowi dicalonkan, peluang untuk mendapatkan dukungan terbesar, secara matematis, adalah ketika dipasangkan dengan Prabowo. Namun, resistansi yang membesar dapat menjadi hambatan bagi keduanya. Potensi dukungan yang membesar, tetapi dengan hambatan kecil, tampaknya lebih tergambar pada pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Jika Jokowi tidak dicalonkan sebagai presiden atau wapres, peluang paling besar untuk menjadi presiden ada pada Prabowo. Ia hampir tidak ada hambatan kendaraan partai, kecuali harus berkoalisi untuk pencalonannya. Langkah Prabowo hanya bisa terbendung jika tidak mendapatkan koalisi.

Dengan meniadakan faktor Jokowi, yang sangat diuntungkan berikutnya adalah Aburizal Bakrie. Sebagai Ketua Umum Partai Golkar, peluangnya akan lebih terbuka, terlebih jika dapat menghentikan peluang lawan dengan menyatukan koalisi besar ke kubunya
http://www.tribunnews.com/nasional/2...al-yang-untung

Jokowi Capres, Rintangan Terberat Prabowo dan Ical
17 Desember 2013 | 13:40



NEFOSNEWS, Jakarta - Indikasi Megawati bakal maju capres mulai terlihat. Peluang bagi Prabowo dan Ical pun makin terbuka untuk bersaing dalam pilpres. Rintangan terberat keduanya adalah jika Jokowi jadi capres. Mengapa?

Sebab harus diakui, elektabilitas Jokowi sebagai capres sangat tinggi. Rakyat agaknya memang menginginkan Jokowi tampil sebagai presiden. Oleh sebab itu, munculnya wacana duet Mega - Jokowi, tentu saja membuat kubu Prabowo dan Ical senang. Pasalnya, jika Jokowi hanya cawapres, maka akan terbuka peluang bagi mereka untuk bertarung melawan Megawati.

Hanta Yudha, Direktur Pol Tracking Institute menilai, jika PDI Perjuangan mencapreskan Megawati, maka peta politik akan berubah drastis. Peluang lain, seperti jagoan Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) dan jagoan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto akan menguat.

Dan jika isu Megawai sebagai capres menguat, hal itu akan menguntungkan capres lainnya. "Terutama capres Gerindra dan Golkar," tandas Hanta Yudha.

Bagaimana peluang Prabowo jika Mega capres? Nah, jika Mega capres dan Jokowi hanya cawapres, ada peluang para simpatisan Jokowi akan berpindah kepada capres lainnya. Dan peluang Prabowo bakal menguat, mengingat sebelum Jokowi muncul, Prabowo adalah capres dengan elektabilitas tertinggi.

Berdasarkan survei-survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei nasional, elektabilitas Prabowo sebagai capres meninggi karena ide dan gagasan-gagasannya yang cemerlang untuk membangun negeri ini. Semua itu membuat orang seperti tersihir dan lupa pada kasus HAM (Hak Asasi Manusia) yang pernah melekat pada mantan Danjen Kopassus ini. Hal ini tentu saja menguntungkan Prabowo.

Hal lain yang menguntungkan, Gerindra merupakan salah satu partai yang relatif bersih dari korupsi. Sementara partai-partai besar lainnya, seperti Demokrat, Golkar sudah tercoreng oleh kasus korupsi yang melibatkan kadernya. Dengan membawa angin perubahan, bisa jadi Prabowo bersaing secara sempurna jika Mega capres.

Tahun ini adalah saatnya bagi Prabowo menjadi capres. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini pernah maju sebagai cawapres mendampingi Megawati pada Pemilu 2009 namun gagal. Kini di Pemilu 2014, mantan Danjen Kopassus ini kembali maju di Pilpres sebagai presiden. Dan itu menjadi harga mati baginya.

Lalu bagaimana peluang Ical jika Mega capres? Menakar peluang Ical, mungkin agak berat, meski pencapresan Mega bakal menguntungkannya. Kasus lumpur Lapindo masih mengganjal. Meski begitu, Ical bisa menggandeng pasangan yang kompeten untuk mendongkrak suara. Ical belum pernah nyapres sebelumnya. Ini adalah kali pertama baginya.

Jadi, seberapa besar peluang Prabowo dan Ical untuk bertarung pada Pilpres mendatang? Kata kuncinya, sekali lagi, ada di tangan Megawati yang untuk saat ini, memegang kendali penuh atas Jokowi. Entah jika tiba-tiba Jokowi lepas kendali.
http://www.nefosnews.com/post/berita...abowo-dan-ical

Bahayanya Prabowo ....
Quote:


Bahayanya Abu Rizal Bakrie ....
Quote:


---------------------------------

Dan Jokowi lalu mendatangkan bantuan asing dan konglomerat China setelah mereka tersingkir untuk "menggarap" NKRI setelah jadi Presiden?

Ibarat lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut Dinosaurus .... emoticon-Big Grin


emoticon-Ngakak


Hati-hati aja kalau mendekati Pilpres 9 Juli nanti tiba-tiba Ical - Prabowo dan SBY membentuk "Koalisi anti-Jokowi antek Asing dan Boneka Mega"....emoticon-Big Grin
Diubah oleh b4djul 03-05-2014 03:28
0
4K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.