Hampir semua orang tergoda untuk menghabiskan waktu ekstra di tempat tidur pada hari Sabtu dan Minggu pagi, tapi banyak pakar yang mengatakan tidur larut malam dan bangun kesiangan di akhir pekan bukanlah ide yang bagus, terutama berkaitan dengan produktivitas seseorang.

Asal menentukan waktu bangun tidur dapat menyebabkan ritme biologis Anda berubah secara drastis sehingga ketika Anda harus tidur di Minggu malam agar bisa beraktivitas kembali keesokan paginya, maka Anda harus berjuang keras agar bisa tertidur.

Belakangan ada sebuah studi yang menemukan bahwa siklus bulan memberikan efek yang nyata pada pola tidur seseorang. Peneliti mengatakan pada malam dimana terjadinya bulan purnama, orang-orang jadi sulit tidur nyenyak, jam tidur totalnya berkurang dan butuh waktu tambahan hingga lima menit agar bisa tertidur.

Banyak pakar yang menyatakan agar kamar nyaman untuk ditiduri, sebaiknya suhu kamar dibuat menjadi rendah, antara lain dengan mematikan lampu beberapa menit sebelum tidur dan menutup tirai jendela.

Tapi Dr. Christopher Winter mengatakan secara umum suhu kamar yang pas untuk tidur adalah antara 15,5 sampai 19 derajat Celcius. Dan suhu di bawah 12 derajat atau di atas 24 derajat Celcius justru dapat mengganggu tidur seseorang.

Meski suhu kamar telah diatur sedemikian rupa, bisa saja kamar Anda terasa lebih dingin dari biasanya. Lagipula sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1999 mengungkapkan bahwa tangan dan kaki yang hangat dapat mempercepat tidur Anda. Hal ini dapat diperoleh dengan mengenakan sepasang kaus kaki sebelum naik ke tempat tidur.

Setiap orang pasti ingin kamar tidurnya tenang dan sunyi, tapi terlalu sunyi juga bisa menyebabkan masalah. "Jika kamar Anda terlalu sunyi, setiap 'bunyi-bunyian yang tak konsisten' sekecil apapun bisa terdengar lebih jelas dan mengganggu tidur Anda," ungkap Thomas Roth, Ph.D., direktur Sleep Disorders and Research Center, Henry Ford Hospital, Detroit.

Gengsi, banyak orang yang takut gelap tapi tak mau mengakuinya. Padahal kondisi ini sebenarnya dapat membuat Anda sulit tidur. Bahkan dalam sebuah riset yang dipresentasikan dalam konferensi SLEEP 2012 terungkap orang yang mengaku 'bad sleeper' ternyata lebih gelisah dan lebih mudah terganggu oleh suara-suara tertentu sekali lampu kamarnya dimatikan dibandingkan orang-orang yang menganggap dirinya sendiri 'good sleeper'.

Peneliti menduga cemas di jam-jam tidur yang dialami orang-orang tertentu bisa jadi disebabkan oleh fobia yang tak terobati, seperti fobia kegelapan itu tadi.

Selama ini yang kita tahu mengganggu jam tidur adalah konsumsi kafein menjelang tidur, entah itu dari kopi, teh atau coklat hitam. Tapi ternyata makanan berlemak, pedas dan protein tertentu juga dapat menyebabkan insomnia.

"Steak misalnya, butuh waktu lebih lama untuk dicerna dan tubuh Anda tidaklah bisa bekerja sekeras itu ketika tertidur," tandas Kelly Glazer Baron, Ph.D., M.P.H, peneliti tidur dan instruktur neurologi dari Feinberg School of Medicine, Northwestern University.

Setelah seharian beraktivitas, biasanya yang diinginkan banyak orang adalah naik ke tempat tidur dan tidur senyenyak mungkin. Tapi yang ada malah mereka jadi susah tidur. Apa yang terjadi? "Ada perbedaan yang mencolok antara kelelahan dan mengantuk," kata Roth.

"Saat itu tubuh masih berada dalam kondisi waspada tinggi, meski Anda sendiri tak bisa mengatasinya, entah itu karena stres atau aktivitas fisik tertentu. Tapi buru-buru beranjak ke tempat tidur bukan berarti dapat menuntaskan semuanya. Jadi tak peduli selelah apapun Anda, sebaiknya tenangkan diri dan bersantailah terlebih dulu sebelum tidur," imbuhnya.

Ada sejumlah orang yang suka tidur dengan hewan peliharaannya karena menambah kehangatan tapi sebenarnya hal ini bisa membuat Anda insomnia, terutama ketika peliharaan Anda bergerak atau mengeluarkan suara tertentu. Belum lagi jika bulu-bulu peliharaan Anda ternyata dapat menyebabkan alergi pada pemiliknya.

Tak hanya peliharaan, berbagi ranjang dengan pasangan yang sering bergerak, berpindah posisi atau mendengkur juga bisa membuat Anda sulit tertidur. Bahkan sebuah studi menemukan ketika berbagi tempat tidur, para pasangan mengaku mengalami gangguan tidur 50 persen lebih sering daripada tidur sendirian.

Terima Kasih Sudah Berkunjung Di Tread Ane