Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

duckklerAvatar border
TS
duckkler
Manajemen Investasi = Manajemen Resiko
Halo, malam-malam begini, kok pengin nulis ya.... emoticon-Ngakak

Meluruskan tangan dan pinggang, ane mau ngobrol soal investasi. Kebanyakan orang memikirkan investasi dengan keuntungan. Tapi, salah deh, kalau begitu... Investasi berkaitan dengan empat hal: resiko, hasil, perubahan, dan peraturan. Semua hasil diperoleh dengan mengambil resiko. No risk, no gain. Maka, berinvestasi pada dasarnya adalah tindakan mengambil resiko, menunda konsumsi saat ini agar dapat mengkonsumsi yang lebih besar di masa depan.

Manajemen investasi bukanlah memikirkan tentang mendapat hasil terbesar dengan resiko terkecil, melainkan mengambil resiko sesuai kemampuan untuk memperoleh hasil maksimal. Maka, berinvestasi berkaitan dengan pengendalian. Kalau tidak bisa mengendalikan, maka resikonya jadi besar sekali. Kalau bisa mengendalikan, tidak ada yang resikonya terlalu besar.

Agan yang trading (forex, komoditi, saham) pasti tahu, ada cara untuk menganalisa dan membuat strategi. Sarananya ada pada dua area.

Yang pertama adalah penetapan saat investasi belum dilakukan. Ini disebut ORDER, di mana ada dua kelompok: LIMIT dan STOP. Pada pasar modal atau reksadana, perintah dasarnya adalah BUY. Buy limit adalah order untuk membeli saat harga dianggap paling rendah. Kalau kita perhatikan gerakan harga, misalnya harga unit, ada kalanya terjadi penurunan dalam, lalu berbalik lagi jadi naik. Order buy limit memastikan pembelian dilakukan pada harga terendah.

Buy stop adalah order untuk membeli saat harga naik lebih dari dugaan, menghentikan kerugian kita karena hilang kesempatan ambil untung. Jangan sampai ketinggalan kereta....

Yang kedua adalah kontrol saat investasi sudah dilakukan. Ada dua kelompok: STOP LOSS dan TAKE PROFIT. Dalam investasi, biasanya hal ini dilakukan dengan memindahkan dana dari aset investasi yg beresiko ke aset yg tidak beresiko seperti pasar uang. Stop loss menghentikan kerugian lebih jauh... misalnya, harga unit melorot turun lebih dari 5%, jadi seluruh unit saham diswitching/dipindahkan ke unit money market / pasar uang seperti deposito. Take profit digunakan sejalan dengan rencana investasi, untuk memastikan keuntungan diambil di harga tinggi, karena setelah harga tinggi itu bisa saja terjadi penurunan.

Kalau belum berinvestasi, harus punya rencana untuk order buy limit dan menjaga-jaga buy stop. Kalau sudah berinvestasi, harus memikirkan kapan keluar dari investasi itu (dan masuk ke pasar uang) menunggu keadaan tepat untuk masuk kembali, alias pasang order buy lagi.

Trader yang baik, perencana keuangan yang baik, akan menghitung posisi-posisi dengan baik. Salah perhitungan, bisa saja menaruh Order Buy Limit yang terlalu di bawah, sehingga tidak pernah tercapai, tidak pernah muncul penurunan sedalam itu, jadi tidak pernah terjadi pembelian.... kalau uang ada di dalam bentuk deposito terus menerus, kita juga mengalami kerugian, bukan? Jadi kita perlu tahu di mana kita berinvestasi dan sedalam apa peristiwa bisa terjadi, menaruh Order buy limit di posisi atau persentase penurunan yang tepat.

Kalau sudah berinvestasi, harus menaruh stop loss dari posisi terakhir kita berada, dan dievaluasi secara berkala. Juga harus melihat kalau sudah cukup untung, dana diamankan, atau ditaruh dalam kelas aset yang lain, yang resikonya lebih kecil.

Karena pengendalian ini, maka sudah sewajarnya seorang investor memiliki berbagai macam aset investasi. Kumpulan aset investasi disebut PORTOFOLIO, di mana komposisinya biasanya disesuaikan dengan profil investor. Mungkin sebagian ada di emas, sebagian deposito, sebagian obligasi (seperti ORI), sebagian lagi reksa dana saham, sisanya di tabungan. Nah, setelah melalui berbagai peristiwa dalam satu tahun atau kurang (tergantung pergerakan ekonomi), komposisi dalam portofolio dapat berubah. Nilai sahamnya jadi makin tinggi persentasenya, misalnya.....

Kalau portofolio sudah berubah dari standar awal, biasanya dilakukan prosedur BALANCING (bukan ban mobil ya), di mana dana disusun ulang supaya kembali seperti semula. Sekali lagi, tujuannya adalah untuk mengelola resiko....

Bagaimana jika salah menaruh Order buy limit atau Stop Loss? Bisa saja stop loss terlalu dekat sehingga langsung menghentikan proses. Bisa saja order tidak pernah terealisasi karena terlalu dalam....

Donny
0
1.4K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Perencanaan Keuangan
Perencanaan KeuanganKASKUS Official
9.2KThread6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.