VIVAnews – P, ibunda korban kekerasan seksual di TK Jakarta International School (JIS) Pondok Indah, Jakarta Selatan, tak habis pikir bagaimana anaknya bisa sampai menjadi korban sodomi di toilet sekolah.

“Anak saya dirudapaksa 7 kali, dan selalu digilir beramai-ramai. Di mana para gurunya? Perbuatan ini kan tidak mungkin dilakukan kurang dari lima menit? Kenapa gurunya tidak mencari?” kata P, Minggu 27 April 2014.

Perempuan berusia 40 tahun itu menyatakan JIS telah lalai mengawasi anaknya. “Asisten guru mengatakan, kalau murid kencing dan tidak kembali dalam lima menit, pasti dicari. Kenyataannya jauh dari itu,” ujar P.

P telah menyampaikan perihal kelalaian guru anaknya itu kepada sang pengacara, OC Kaligis. Kelalaian guru tersebut merugikan keselamatan murid. “Saya mempertanyakan ke mana gurunya? Kok sampai tidak tahu anak saya digilir beberapa orang. Hati saya hancur. Saya kinta jawaban dari guru dan wali kelas,” kata dia.

Ia pun sudah mengajukan gugatan kepada JIS melalui OC Kaligis. Putra P, AK yang berusia 6 tahun, mengalami kekerasan seksual di dalam toilet gedung sekolahnya. Sampai sekarang AK masih mengalami trauma berat dan tidak mau lagi pergi ke sekolah.
http://metro.news.viva.co.id/news/re...-mana-gurunya-

Tuntut saja bu pertanggungan jawaban guru yang mengajar saat itu, sekolahnya dan kementrian yg membiarkan bisa beroperasinya sekolah tanpa ijin.