Jakarta, GATRAnews - Tingkat keterpilihan atau elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) usai pemilu legislatif kemarin terus menurun. Hal itu disinyalir karena kemenangan tipis yang diraih PDI Perjuangan di pemilu pada 9 April 2014 yang lalu.

"Namanya elektabilitas bisa naik dan turun. Sekarang naik, besok turun. Sekarang turun, besok naik. Ya biasa," kata Jokowi kepada awak media di Jakarta, Kamis (24/4).

Gubernur DKI Jakarta ini menganggap hal biasa terkait elektabilitasnya. Anjloknya elektabilitas bisa disiasati dengan menggandeng cawapres yang mampu mendongkrak kembali popularitasnya.

Namun ditegaskan Jokowi, elektabilitas cawapres bukan satu-satunya pertimbangan memilih bakal pendampingnya. Karena ada sejumlah faktor dan kriteria lain yang juga diperhatikan, terutama soal kecocokan maupun kredibilitasnya.

Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menuturkan bakal cawapres Jokowi mengerucut kedua nama. Mereka adalah mantan Wapres Jusuf Kalla dan mantan KSAD era Megawati Soekarnoputri, Ryamizard Ryacudu.

Menurut Eva, nantinya yang akan menentukan adalah Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi sendiri. Sementara DPP tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan tersebut. (*/Zak)