Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wongAGAAvatar border
TS
wongAGA
wariga : kalender asli nusantara
Mungkin pernah mendengar tentang hari baik. Hari yang dijadikan ‘lebih istimewa’ daripada hari lain untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.

Apa sebenarnya hari baik itu? Bukankah setiap hari adalah baik untuk melakukan sesuatu sepanjang niat dan usaha kita baik? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering dilontarkan oleh orang-orang jaman sekarang bahkan tidak sedikit yang mengejek. Tetapi saya sama sekali tidak heran, karena kebanyakan orang sekarang memandang sesuatu lebih terfokus pada dirinya sendiri sebagai individu entah karena pengaruh pendidikan yang berkiblat barat bahkan karena kefanatikan buta terhadap suatu agama (agama apapun). Kebanyakan lupa bahwa selain sebagai individu manusia adalah makhluk social. Apa hubungannya hari baik dengan manusia sebagai makhluk social?

Pada awal perkembangannya,masyarakat kita adalah masyarakat agraris dan atau maritime. Inilah yang membentuk dan menjadi dasar kebudayaan kita saat ini. Hampir semua kebudayaan terbentuk karena ini, contohnya tradisi kenduri, sedekah laut dan lain-lain yang kemudian melahirkan tarian,music dan sebagainya. Pelaksanaan ritual-ritual itu tentu memperlukan hari tertentu, tidak mungkin dilakukan sembarangan. Tidak mungkin melakukan kenduri di luar masa panen misalnya. Hari tertentu juga kemudian diatur tidak hanya untuk ritual-ritual yang bersifat umum seperti itu tetapi juga ritual-ritual yang sifatnya lebih pribadi misalnya pernikahan.
Pernikahan memerlukan hari baik kenapa? Karena kita adalah makhluk social ! dan masyarakat kita masa itu adalah masyarakat komunal ! sebuah pernikahan dipandang tidak hanya sebagai hajatan pribadi tetapi sebagai hajatan masyarakat setidaknya keluarga. Mulai memasang janur, menyiapkan makanan-makanan pesta dan sebagainya dikerjakan secara bersama oleh anggota masyarakat dan mereka ‘libur’ dari aktifitas hariannya sebagai petani/nelayan. Bisa anda bayangkan jika setiap orang di dalam masyarakat seperti itu bisa sekendak hatinya menentukan hari pernikahannya? Maka mereka akan kesulitan dan mengalami benturan kepentingan antara pemenuhan kebutuhan keluarga dan kewajiban sebagai anggota masyarakat. Dengan aturan bahwa setiap orang ‘hanya’ bisa menikah di hari-hari tertentu maka keselarasan antara kepentingan pribadi dan social bisa dicapai. Orang bisa mengukur dan mengatur jadwalnya sendiri.

Nah untuk mengatur penentuan hari baik itu maka diperlukanlah sebuah kalender. Kalender yang dimaksud bukanlah kalender menurut pengertian sekarang yang erat kaitannya dengan peredaran bulan terhadap bumi ataupun peredaran bumi terhadap matahari tetapi lebih dari itu, termasuk memperhitungkan posisi kita di ekuator yang mempengaruhi siklus musim kita yang berubah rata-rata setiap 6 bulan. Kenapa demikian? Karena masyarakat kita adalah masyarakat agraris/maritim sehingga kalender tidak hanya sebagai penghitung hari untuk kepentingan ritual tetapi juga pertanian kelautan termasuk didalamnya penyesuain hal-hal itu untuk kepentingan social kemasyrakatan. Inilah yang disebut sebagai wariga. Sebuah kalender yang tidak hanya sebagai ritual almanac tetapi sekaligus farming almanac dan social almanac.
Dalam trit ini saya ingin berbagi sedikit pengetahun tentang wariga. Saya mencoba menjelaskan dari urutan terbesar ke terkecil (dari tahun kemudian sampai ke hari)



0
10.3K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Budaya
BudayaKASKUS Official
2.3KThread1.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.