- Beranda
- The Lounge
Jangan Badan Doang Yang Digedein Gan (Penting)
...
TS
yurachan
Jangan Badan Doang Yang Digedein Gan (Penting)
nah kan, ini maksud ane gan. jangan badan doang yg gede tapi imajinasi kurang si wowo kemakan sama ucapan dia sendiri nih bingung sendiri dia jadinya cekidot gan!
Mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto, dalam pertemuan tertutup dengan Pepabri (Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) mengeluarkan pernyataan kontroversial. Dalam pertemuan tertutup ini, suara Prabowo yang menggunakan pengeras suara, terdengar sampai keluar di mana terdapat wartawan yang menyimak.
Prabowo Subianto yang mengawali karier politiknya bersama Partai Golkar, menyatakan kalau Partai Golkar sudah dipegang pengusaha bermodal besar dan bermental uang. Untuk alasan inilah Prabowo meninggalkan Partai Golkar dengan posisi terakhirnya sebagai Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar. Meskipun sudah mencoba bertahan namun Prabowo mengaku tidak tahan dan keluar atas alasan tersebut.
Sungguh menarik mengenai pernyataan Prabowo ini yang tentu saja bisa menjadi serangan tajam bagi Partai Golkar. Pada saat itu Partai Golkar belum dipimpin oleh ARB, Capres Golkar saat ini. Pada saat itu, Partai Golkar masih dalam kepemimpinan antara Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla. Prabowo pun keluar dan bergabung dengan Partai Gerindra yang diakuinya sebagai Partai yang ingin mengembalikan fungsi UUD 1945, di mana Partai Golkar saat ini juga memiliki tujuan yang sama.
Namun pernyataan Prabowo ini langsung mendapat respons dari Tantowi Yahya sebagai Juru Bicara Partai Golkar. Tantowi menyatakan bahwa Prabowo tidak etis menyatakan hal seperti itu karena biar bagaimanapun karier politiknya dimulai dari Partai Golkar dan besar juga di Partai Golkar.
Pernyataan yang tidak sengaja bocor ke wartawan ini menjadi serangan negatif bagi Partai Golkar yang sampai saat ini terus berbenah menyambut Pilpres. Saya pribadi sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Tantowi Yahya, tidak etis kalau Prabowo menyatakan hal tersebut. Prabowo pasti banyak menyerap ilmu pada saat pertama kali masuk Parpol, dan kini Prabowo melupakan begitu saja Partai yang sempat membesarkan namanya juga. Ibarat kacang lupa kulit, seperti itulah saya melihat Prabowo saat ini.
Yang menarik, saat Partai Gerindra yang belum juga pasti berkoalisi dengan PPP yang sedang dirundung konflik internal, justru Gerindra mendekat kepada PKS dan Partai Golkar, Partai yang baru saja tidak sengaja diserang oleh Calon Presiden mereka sendiri. (link)
Blunder ini tentu saja dapat membatalkan niat Gerindra yang mengajak Partai Golkar untuk berkoalisi. Pernyataan Prabowo tentu saja dapat menyakiti dan membuat tersinggung kader-kader Partai Golkar yang merasa tidak seperti apa yang Prabowo sampaikan. Disaat seperti ini, Prabowo nampak plin-plan karena di satu sisi Gerindra belum berkoalisi dengan siapapun (gagal dengan PPP) dan berusaha mengajak PKS dan Golkar untuk bergabung dengan Gerindra.
Setidaknya jika Prabowo ingin berkoalisi dengan Partai Golkar, mungkin Prabowo harus meralat atau meminta maaf atas pernyataan yang tidak sengaja terdengar oleh wartawan, karena ini dapat membuat buruk kembali nama Partai Golkar di mata Rakyat. Prabowo harus ingat bahwa beliau juga pernah mengenakan almamater Partai Golkar, seharusnya Prabowo dapat menghargai mantan almamaternya.
Semoga Pak Prabowo tidak mudah melupakan apa yang terjadi di masa lalu dan dapat bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan maupun nyatakan.sumur
Quote:
Prabowo Plin-Plan
Mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto, dalam pertemuan tertutup dengan Pepabri (Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) mengeluarkan pernyataan kontroversial. Dalam pertemuan tertutup ini, suara Prabowo yang menggunakan pengeras suara, terdengar sampai keluar di mana terdapat wartawan yang menyimak.
Prabowo Subianto yang mengawali karier politiknya bersama Partai Golkar, menyatakan kalau Partai Golkar sudah dipegang pengusaha bermodal besar dan bermental uang. Untuk alasan inilah Prabowo meninggalkan Partai Golkar dengan posisi terakhirnya sebagai Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar. Meskipun sudah mencoba bertahan namun Prabowo mengaku tidak tahan dan keluar atas alasan tersebut.
Sungguh menarik mengenai pernyataan Prabowo ini yang tentu saja bisa menjadi serangan tajam bagi Partai Golkar. Pada saat itu Partai Golkar belum dipimpin oleh ARB, Capres Golkar saat ini. Pada saat itu, Partai Golkar masih dalam kepemimpinan antara Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla. Prabowo pun keluar dan bergabung dengan Partai Gerindra yang diakuinya sebagai Partai yang ingin mengembalikan fungsi UUD 1945, di mana Partai Golkar saat ini juga memiliki tujuan yang sama.
Namun pernyataan Prabowo ini langsung mendapat respons dari Tantowi Yahya sebagai Juru Bicara Partai Golkar. Tantowi menyatakan bahwa Prabowo tidak etis menyatakan hal seperti itu karena biar bagaimanapun karier politiknya dimulai dari Partai Golkar dan besar juga di Partai Golkar.
Pernyataan yang tidak sengaja bocor ke wartawan ini menjadi serangan negatif bagi Partai Golkar yang sampai saat ini terus berbenah menyambut Pilpres. Saya pribadi sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Tantowi Yahya, tidak etis kalau Prabowo menyatakan hal tersebut. Prabowo pasti banyak menyerap ilmu pada saat pertama kali masuk Parpol, dan kini Prabowo melupakan begitu saja Partai yang sempat membesarkan namanya juga. Ibarat kacang lupa kulit, seperti itulah saya melihat Prabowo saat ini.
Yang menarik, saat Partai Gerindra yang belum juga pasti berkoalisi dengan PPP yang sedang dirundung konflik internal, justru Gerindra mendekat kepada PKS dan Partai Golkar, Partai yang baru saja tidak sengaja diserang oleh Calon Presiden mereka sendiri. (link)
Blunder ini tentu saja dapat membatalkan niat Gerindra yang mengajak Partai Golkar untuk berkoalisi. Pernyataan Prabowo tentu saja dapat menyakiti dan membuat tersinggung kader-kader Partai Golkar yang merasa tidak seperti apa yang Prabowo sampaikan. Disaat seperti ini, Prabowo nampak plin-plan karena di satu sisi Gerindra belum berkoalisi dengan siapapun (gagal dengan PPP) dan berusaha mengajak PKS dan Golkar untuk bergabung dengan Gerindra.
Setidaknya jika Prabowo ingin berkoalisi dengan Partai Golkar, mungkin Prabowo harus meralat atau meminta maaf atas pernyataan yang tidak sengaja terdengar oleh wartawan, karena ini dapat membuat buruk kembali nama Partai Golkar di mata Rakyat. Prabowo harus ingat bahwa beliau juga pernah mengenakan almamater Partai Golkar, seharusnya Prabowo dapat menghargai mantan almamaternya.
Semoga Pak Prabowo tidak mudah melupakan apa yang terjadi di masa lalu dan dapat bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan maupun nyatakan.
0
3.3K
Kutip
12
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru