Kabar baik untuk para penggemar Bieber, namun mungkin buruk untuk mereka yang kurang mendukung penyanyi kelahiran Kanada ini. Pada bulan Januari, 100.000 orang menandatangani sebuah petisi untuk meminta deportasi sang artis yang akhir-akhir ini menuai banyak pemberitaan negatif. Gedung Putih berjanji akan segera memberi komentar, dan pada hari Jumat silam akhirnya angkat bicara.
Pernyataan berjudul “Believing in Immigration” (bukan “Beliebing in Immigration,” seperti yang kita harapkan) secara ringkas memuat kalimat dari Gedung Putih yang berkata: “Terima kasih untuk petisi anda dan partisipasi dalam We the People. Maaf bila mengecewakan, tetapi kami tidak akan berkomentar untuk masalah satu ini.”
Selain memberikan komentar dengan menolak memberi komentar, Gedung Putih mengalihkan isu deportasi Bieber ini menjadi wacana politik lainnya dengan menuliskan: “Jadi kami menyerahkan pada anda untuk berkomentar tentang kasus Bieber, tapi kami senang anda peduli tentang isu imigrasi. Karena sistem kami saat ini tidak berjalan. Ada terlalu banyak pemberi kerja mempermainkan sistem dengan mempekerjakan pekerja yang tidak terdaftar, dan 11 juta orang berada di bawah bayang-bayang.” Bukannya mengakui bahwa rakyatnya tidak bisa hidup tanpa Bieber, atau perlakuan kurang pantasnya telah mempermalukan negara, Gedung Putih telah menggunakan Bieber sebagai salah satu kendaraan politik mereka.
Jadi, Justin Bieber tetap tinggal di Amerika Serikat. Walaupun 100.000 ribu orang mungkin kecewa dan merencanakan petisi baru, paling tidak para Belieber (sebutan bagi penggemar Bieber) bisa bersorak gembira dan meramaikan Twitter dengan celotehan mereka.
Sumber berita
Gimana gan? agan mendukung bieber tetap di amrik atau diusir...