Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iwanpiliangAvatar border
TS
iwanpiliang
Jokowi Ditakuti-takuti Tetap Bertemu Warga Papua
PASAR Youtefa, Distrik Abepura, Jayapura. Jarum panjang jam berlalu 16 menit dari angka 12. Sebagaimana suasana pasar tradisional kebanyakan di tanah air, di kiri kanan berderet pedagang bertenda. Sabtu 5 April 2014 itu matahari ramah. Iringan mobil Kijang hitam merapat. Sosok Jokowi, calon presiden (Capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berbaju putih berpantalon hitam, turun dari mobil ketiga.

Jokowi Ditakuti-takuti Tetap Bertemu Warga PapuaMendadak sontak warga ramai berkerumun. Beberapa ibu pedagang menghampiri, mencium tangan, bersalaman. Seorang bapak tua, mencoba memeluk. Pengunjung-pedagang membaur. Lautan manusia di depan kami seakan deretan pagar jati berat disingkap.

“Orang Jawa malah ke pasar kita,” celetuk pedagang sayur berkulit gelap berambut keriting kecil di kanan saya.

Sosok anak muda di kiri saya berkata, “Iya Bang, gubernur kami, belum pernah saya lihat ke pasar ini.” Maksudnya gubernur papua.

Sejenak Jokowi di depan saya bersama Komarudin Watubun, Ketua DPD PDIP Papua, terhenti. Desak-desakan warga terasa membentur kaki ke kaki kami. Sepatu saya terasa diinjak-injak, tali di sebelah kanan lepas. Langkah terhenti. Pihak keamanan, polisi dan Satgas Cakrabuana PDIP, kewalahan menahan menyemutnya orang ingin mendekat ke Jokowi. Keringat di badan saya mengalir Suasana terasa bak di ruang sauna. Sosok remaja puteri penjual sayur di sebelah kanan kami mengajak mampir.

Baru saja Jokowi berjongkok, sudah didera pertanyaan sang pedagang

“Mana yang menarik Pak?”

“Ini bayam merah,” jawab Jokowi.

Sosok bapak tua, Antonius Melka, pedagang di sebelah nyeletuk, “Iya benar Bapa, PDIP warna merah.”

“Benar-benar. Bayam merah sehat.” Jokowi lalu memperlihatkan Bayam yang dibelinya ke beberapa wartawan, tak kalah semangat merapat.

Jokowi meneruskan perjalanan, dari balik tenda-tenda pedagang, beberapa anak muda berteriak, “Presiden. Jokowi Presiden. Presiden. ” Langkah Jokowi terhenti lagi. Ia menyelinap lagi ke penjual ikan asap cakalang. Berdialog dengan sang pedagang. Pemilik warung di sebelah kiri sudah berteriak pula, “Mampir. Mampir, mapirrr Bapa.”

“Mana-mana Jokowi, kami lihat kepalanya saja su senang.”

Saya perhatikan raut wajah Jokowi senang. Berbeda sekali ketika ia baru turun dari tangga pesawat turbo prop kecil Susi Air. Ketika ikut menyambutnya bersama Komarudin Watubun, Frans Lebu Raya, Gubernur NTT yang sengaja datang dari Kupang siang itu, mantan Kapolri Dai Bachtiar, datang sehari sebelumnya, para pimpinan Papua, di antaranya, Tito Karnavian, Kapolda. Wajah Jokowi terlihat tegang.

Rabu pagi pekan lalu ketika menemuinya di Balaikota, Jakarta, saya sempat konfirmasi ihwal kedatangannya ke Papua, juga menyampaikan jaminan keamanan dari Komarudin di lapangan. Saya simak keyakinannya untuk berangkat ke Papua. “Jumlah suara DPT di Papua bisa dipandang kecil, namun, Papua secara politis dan spiritual sangat penting bagi seorang presiden,” begitu pesan Komarudin ke Jokowi saya sampaikan. Dan Jokowi memastikan berangkat.

Dalam perkembangan waktu, saya konfirmasi ke protokol di DKI Jakarta, juga prabadi ajudan di sisi Jokowi ada kekuatiran untuk datang ke Papua. Apalagi ada isu ancaman penembakan terhadap dirinya kelak di Papua. Bahkan dari seseorang saya dapatkan info bahwa ada sosok menemaninya di pesawat, sempat ingin menggagalkan keberangkatan dengan mengatakan bahwa Papua Killing Field.

Siang itu, di pasar tradisional terbesar di Papua itu Jokowi menemukan kejokowiannya. Kerumunan warga ingin melihatnya, Jokowi lalu berinisiatif berdiri menginjak jok sedan Hyundai, Patwal, Polisi Papua. Ia berdiri mengangkat tangan. Perhatian tertuju ke tangannya melambai-lambai.

Kesulitan berikut mengahadang Jokowi, yakni masuk ke dalam mobil Kijang yang sudah tertutup rapat oleh warga, antusias memagari mobil. Dua puluh menit kemudian rombongan Jokowi sudah berada di lapangan PTC, Jayapura. Di sana ribuan warga menyemut sejak pagi memunggu kehadirannya. Sejak pagi saya maksud, ada yang sudah dari jam 04.00 waktu Jakarta.

Di setiap kesempatan menuju panggung di acara seperti itu, Jokowi selalu datang dari depan, membelah kerumunan massa. Begitu sampai di atas panggung, saya perhatikan wajah Jokowi berkeringat. Setelah menyanyikan Indonesia Raya, doa, lalu pidato Komarudin Watubun, berkopiah, mengenakan baju coklat muda mirip desain dipakai Bung Karno.

“ Saya sudah dua puluh tiga tahun di Papua, tapi belum bisa berbuat apa-apa.”

“Saya titipkan kepada Anda calon Presiden, Papua. Wujudkan Trisaksti Bung Karno di bumi Papua,” kata Komarudin pula, “Menyelesaikan beragam persoalan di Papua harus dengan hati. Bukan cuma ini.” Komar, menunjuk peci di kepalanya.

“Benar. Dengan hati saya hadir di sini, di Papua,. Dan dengan hati pula saya akan hadir dan berbuat bagi Papua,” kata Jokowi.

“Namuan saya tak ingin berjanji akan ini dan itu. Pokoknya akan bekerja untuk Papua dengan hati.”

Pidato Jokowi singkat. Dari atas panggung saya simak beberapa anak muda serempak bertutur, “Ngomong lagi Jokowi, ngomong lagi.” Kerumunan warga ingin sekali mendengar Jokowi berpidato lebih lama.

Selanjutnya, Edo Kondolangit, yang juga menjadi caleg PDIP dari Papua, memandu berlagu. “Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya. … Indonesia tanah air beta …” Terasa khidmat kidung itu. Bulu roma di badan saya berdiri, tak terasa air di mata berlinang. Isteri saya Sandra, mengabadikan momen itu, berbaur bersama warga padat di bawah panggung, mengaku menetes air matanya, saat menyimak kerendah-hatian Komarudin, ”Dua puluh tiga tahun di Papua belum berbuat apa-apa…”

“Perubahan Papua harus diperjuangkan dengan hati.” Komar dan Jokowi bersepakat.

Sekitar 30 menit Jokowi di lokasi. Rombongan turun panggung, lalu menuju ke mobil. Dari seorang ajudannya saya dapatkan info bahwa Jokowi harus terbang lagi pukul 13 waktu Papua, menuju Bandung. Pukul 21 di hari sama ada pertemuan sudah menunggu. Iring-iringan mobil bergerak. Di saat mobil berjalan itu, kerumunan massa yang tumpah ruah itu pun bagaikan air mengalir mencari celah pintu ke luar. Mata saya terpana melihat adegan itu. Itu artinya warga Papua, jujur, polos, benar-benar hanya ingin melihat Jokowi, lalu mendengarkan berpidato. Itu tok.

Di catatan saya ada dua acara lagi di Papua belum didatangi Jokowi. Pertama hadir di Yoka, di kawasan di resto tepi Danau Sentani, di mana ratusan relawan untuk kemenangan Jokowi menanti. Mereka menyebut diri Lapak Jokowi. Mereka telah sejak dua pekan lalu berlatih yel-yel Jokowi. Satu lagi, Sinode Gereja, di mana tokoh-tokoh agama juga sudah menanti dari pagi.


Jokowi di Sinode GKI Tanah Papua
Ketika arah jalan berbelok kanan menuju Sinode sudah dekat, barisan mobil bergerak lurus ke arah bandara. Mobil ketiga ditumpangi Jokowi bersama Komarudin, mendadak berbalik arah. Akhirnya mobil Patwal yang terlewat duluan di depan mengejar. Arah berubah. Tujuan Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Tak banyak wartawan di lokasi, agaknya rombongan wartawan kadung diinfokan Jokowi langusng ke bandara Sentani.

Begitu tiba di Sinode, Jokowi langsung diajak ke aula pertemuan. Acara juga berlangsung singkat. Pendeta Albert Yoku, menyampaikan empat pesan bagi Jokowi. Di antaranya: “Semoga Bapak menjadi presiden. Bapak presiden, berikan kesempatan wakil dan atau para menteri bagi anak-anak Papua.” Jokowi pun kemudian didoakan.

Dalam perjalanan ke luar, saya amati , sosok Ibu Eni, yang saya kenal sebagai anggota tim Independen Pencari Fakta 17 orang hilang dalam perjalanan dari Serui ke Mamberamo, pada 3 Maret 2009 lalu, menunduk memperkenalkan diri ke Jokowi. Hingga kini verifikasi saya menemukan indikasi bagaimana bar-barnya alam otonomi daerah, banyak anggaran di tingkat pemerintahan, mempengaruhi laku birokrasi yang tak melayani, sebaliknya terindikasi menciptakan birokrat zombie, laku penghilangan nyawa menjadi biasa, demi kekuasaan, demi menumpuk kekayaan pribadi. Kasus orang hilang ini sejak 2009, kini dalam verifikasi saya malah bertambah sudah mencapai 32 orang. Dan aparat kemanan seakan jalan di tempat.

Di saat di bandara Sentani sambil menunggu Jokowi menganti bajunya di toilet umum bandara di fasilitas biasa – - tak menggunakan ruangan VIP – - itu saya mengajak Eni berbicara dengan Tito Karnavian. Saya sampaikan kepada Kapolda Papua itu, bahwa kasus orang hilang itu terindikasi melibatkan pejabat daerah bagaikan bak melihat ikan di laut bening, ikan jelas terlihat. Dijawab Tito, belum tentu demikian. Malahan yang bersangkutan, mengatakan apa yang dianggap kebenaran bagi orang Jakarta, belum tentu kebenaran. Faktual kasus orang hilang kian bertambah. Saya mengerem pembicaraan.

Verifikasi saya di kasus itu, link tulisannya di antaranya http://hukum.kompasiana.com/2014/03/...ng-636683.html . Jokowi kemudian sudah tampak lebih seger, sudah menganti baju putihnya dengan yang baru. Ketika melambaikan tangan di saat ia menaiki pesawat Susi Air itu, saya baru ngeh bahwa belum ada makanan masuk ke mulut Jokowi. Ia hanya saya lihat meminum seteguk dua teguk air putih.

Saya lalu teringat ada goreng talas, rebus talas, ubi, sudah disiapkan dengan kopi Papua oleh Komarudin Watubun di Yoka, warungnya. Di sana ratusan relawan sudah siap dengan yel-yel Jokowi bak liturgi gerejani itu. Mereka sudah berlatih rutin dua minggu.

Jokowi tidak mampir ke sana.

“Ah itu tak apa. Itu tempat saya, anak-nak muda Papua pasti memakluminya. Sinode lebih utama dan sudah dikunjungi,” ujar Komarudin. Itu artinya Komar, yang juga Pimpinan Satgas Cakra Buana Nasional itu, telah mengalahkan kepentingan sempitnya. Barangkali itulah agaknya implementasi mengedepankan hati dalam skala kecil. Dan lebih utama terbukti,di daerah katanya rawan, bahkan diwanti-wanti orang sepesawat dengannya sebagai killing field, bermasalah keamanan, sebaliknya warga justeru sayang, ingin mendekat, menciumi Jokowi.
Diubah oleh iwanpiliang 20-04-2014 11:27
0
3.7K
30
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.