dijamin gak bakal repost gan, soalnya ini ane tulis dari pendapat ane dan dari hasil ane diskusi ama temen ane..
Quote:
selamat malam agan/aganwati semuanya. malem2 gini ane dapet pencerahan setelah melaksanakan shalat tahajud. ane mau berbagi ilmu ama ente semua. nih ilmu ane dapet setelah ngobrol panjang lebar ama temen ane dan juga setelah merenungkan diri di atas sejadah.
kali ini, ane mau ngomongin tentang bagaimana cara kita untuk mencintai dia yang menciptakan kita dan dia yang masih memberikan napas kehidupan sampai detik ini. mohon di simak ya gan sampe akhir. renungan untuk malam hari.
Quote:
Alhamdulillah, sampai detik ini, kita masih diberi nikmat islam, nikmat sehat dan nikmat-nikmat lainnya. Ehm, akhir-akhir ini ane sering bertanya-tanya pada diri ane sendiri, “Ane ingin mencintai Allah, tapi bagaimana menumbuhkan rasa itu?” atau dengan kata-kata “Luruskan niat hanya untuk Allah”. Juga salah seorang temanku yang berkata, “Yang patut kita cintai itu hanya Allah, bukan harta, bukan suami, bukan anak, bahkan bukan pula orangtua”. Pernyataan dan pernyataan itu terus membayang-bayangi ane karena menurutku pasti ada korelasi dari hal-hal tersebut.
Dan beberapa jam yang lalu, akhirnya ane mendapat ilham. Kalian tau apa? Ane terinspirasi dengan kata-kata yang disampaikan Ust. Maulana malam kemarin ketika mengisi kajiandi Daarut Tauhid, beliau bercerita tentang sahabat-sahabat Nabi yang menjadi “waliyullah” atau “kekasih Allah”. Ane mendapatkan keyword “kekasih” itu, dan kemudian dihubungkan dengan pernyataan-pernyataan diatas.
Mari kita kaji bersama, keterkaitan dari hal-hal diatas. Kita ambil logika tentang kekasih ini;
Quote:
1. Pada hakikatnya, ketika dia dikatakan sebagai kekasih, itu artinya telah ada cinta di dalamnya. Cinta, ketika kita mencintai seseorang , apa yang kita lakukan? Kita akan senantiasa melakukan apapun untuk membuat kekasih kita bahagia atau senang pada kita. Bahkan, melankukannya pun, dilandasi atas cinta itu, sering kita dengar misalnya “Ane kuliah buat orangtua ane, biar mereka bahagia”. Itu kan yang kita ucapkan ketika kita mencintai orangtua kita. Begitupun dengan Allah, ketika kita merasa kita mencintai Allah, akan ada rasa untuk melakukan segala sesuatu karena Allah, apapun itu. inilah korelasi, cinta dan luruskan niat. Tanpa kita menyengajakan diri untuk meluruskan niat, apabila rasa cinta itu telah ada, niat itu akan otomatis tersetting dalam hati kita.
Quote:
2. Saat kita mencintai seseorang, apa hal pertama yang kita lakukan? Pedekate, mungkin yaa, atau mencoba mengenalnya lebih jauh, ingat istilah “Tak kenal maka tak sayang”. Maka jika kita menyayangi seseorang, kenalilah ia dengan baik, siapa dia? Bagaimana karakternnya? Apa yang dia sukai? Sama halnya ketika kita mencoba untuk mencintai Allah, kita harus mengenal terlebih dahulu Allah. Lalu bagaimana kita bisa mengenal Allah? Ingat pepatah yang mengatakan, “Man ‘arofa nafsahu, ‘arofa robbahu”. Jika kita ingin mengenal Tuhan kita, kenalilah diri kita telebih dahulu. Juga dengan mengenali dan memahami sifat-sifat serta asma al-husnanya. Selain itu, kita bisa mengenal Allah lewat ciptaan-Nya. Mulai sekarang, mari kita lebih memperhatikan hal-hal sekeliling kita, lihat langit, betapa tidak ada cacatnya kita temukan, perhatikan sunset atau sunrise, yang sangat indah,hasil karya pelukis no.1 di dunia, lihat bintang-bulan yang bersinar dalam kegelapan, lihat pohon-pohon yang selalu Allah sirami lewat hujannya, dll. Banyak hal-hal yang bisa kita renungi. Semakin kita banyak merenungkan penciptaan ini, disanalah kita mencoba untuk “PeDeKaTe” dengan-Nya.
Quote:
3. Ketika kita mencintai seseorang, hal yang paling ditunggu-tunggu adalah saat-saat bertemu dengannya. Karena terlampau rindu jika tidak bertemu, walau hanya sesaat. Dan hal tersedih adalah ketika harus berpisah. Sama halnya kepada Allah, jika cinta itu telah tumbuh, rasanya ingin sekali bertemu selalu, maka dari itu, orang ini akan selalu bersegera ketika adzan berkumandang, untuk sholat, untuk bertemu dengan Allah lewat sholatnya. Dan akan merasa sedih, bahkan menangis ketika sholat pada raka’at terakhir. Rindu untuk akhirnya bangun di 1/3 malam terakhir, untuk berkholwat dengan Allah.
Quote:
4. Ketika kita mencintai seseorang, implikasinya, kita juga harus mencintai orang yang ada didekatnya, entah keluarganya, sahabatnya, adiknya dkk. Begitupun ketika kita mencintai Allah, maka implikasinya, kita akan mencintai malaikat Allah, Kitab Allah, Rasul Allah dkk. Itu suatu kepastian, mutlak sifatnya. Kembali ke poin 1 tadi, agar Allah bahagia.
Quote:
5. Saat kita mencintai seseorang, maka setiap kata, janji atau apapun itu, akan kita percayai. Karena cinta itu percaya. Begitupun kepada Allah, jika kita cinta, maka apapun yang Allah katakan, apapun janji Allah yang tertera dalam surat cinta-Nya, Al-Qur’an, akan kita percayai seluruhnya.
Quote:
6. Ketika kekasih kita memberikan sesuatu hal pada kita, kita pasti akan berterima kasih, menjaganya dengan baik, dan akan kita gunakan sebaik mungkin. Saat Allah memberikan atau “menitipkan” sesuatu pada kita, baik itu jasad, harta, anak, istri/suami. Maka kita akan ber”syukur”, memperlakukan itu dengan baik. Menjaga jasad kita untuk tidak mendzoliminya, jika harta, maka membelanjakannya di jalan Allah, jika anak menjadikannya sholeh dan mengenal Tuhannya, jika istri/suami, bekerjasama untuk meraih ridho Allah.
Quote:
7. Ketika orang yang kita cintai marah pada kita, kita akan berusaha untuk mengembalikan kepercayaannya. Bersikeras meminta maaf padanya, berjanji untuk tidak melanekan hal itu lagi. Begitu juga ketika mencintai Allah, jika kita melanekan satu hal saja yang tidak Allah senangi, maka kita akan bersegera untuk bertaubat, meminta ampun dan berjanji untuk tidak melanekannya lagi. Mencoba untuk mengembalikan kepercayaan-Nya, tak ingin Dia berpaling pada yang lain.
Quote:
8. Ketika mencintai seseorang kita selalu mencoba untuk terlihat sempurna di depannya, mencoba untuk menjadi orang yang diidamkannya. Cinta kepada Allah, maka kita akan berusaha untuk terlihat sempurna di depan Allah, mencoba untuk menjadi hamba idaman Allah. Menutup aurat, mengenakan yang disenanginya. Mencoba untuk memantaskan diri menjadi idamannya.
Quote:
9. Cinta itu kata kerja. Karena cinta tidak lepas dari pengorbanan. Kita akan berkorban untuk orang yang kita cintai. Itulah, dalam mencintai Allah pun, harus ada pengorbanan. Berkorban untuk mengurangi waktu tidur untuk sholat malam, berkorban untuk meluangkan waktu membaca surat cinta-Nya, berkorban untuk mendapatkan shof terdepan ketika adzan berkumandang, berkorban untuk menundukkan pandangan ketika melihat orang yang kita sukai, berkorban untuk menyeru saudara-saudara yang lain dalam kebaikan, berkorban untuk berbagi rizqi yang Allah titipkan pada kita, berkorban untuk memperjuangkan agama Allah.
Itulah beberapa point yang ane dapat, jika agan memiliki point-point tambahan lain, bisa ditambahkan. Oiya, satu hal lagi, bedanya, mencintai yang ini bukan pilihan. mencintai Sang Maha Cinta adalah suatu kewajiban, juga pada kekasih tercinta-Nya, nabi Muhammad saw. Seandainya, perkara-pekara ditas telah menjadi ciri-ciri kita, maka ketika pun kita dipanggil menghadap-Nya, kita sudah siap, bahkan kita menunggu-nunggu hal itu, karena sudah terlampau rindu, tak sabar untuk bertemu.
Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang Allah ridhoi, orang-orang yang mengejar cinta-Nya, orang-orang yang berlomba-lomba untuk mencari perhatian-Nya. Semoga Saudarane, kita selalu dalam rahmat-Nya, dunia dan akhirat. Aamiin
MAKASIH GAN UDAH MAU MAMPIR PLUS NYIMAK
Spoiler for sumber:
mohon maaf gan kalo ada salah typo kalo salah gambar gan..
boleh gan
Quote:
budayakan komen gan
JANGAN LUPA YA GAN
Quote:
di awali dengan bismilah, berarti harus di tutup dengan
0
2.5K
Kutip
7
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!