TS
lapak.bpoi
NAGA di Tepi Sungai - Kawasan Pecinan Kota Semarang [Dahulu & Sekarang]
Quote:
Original Posted By lapak.bpoi
Quote:
Naga di Tepi Sungai
Pecinan Kota Semarang
Pecinan Kota Semarang
Spoiler for No Repsol:
Seharusnya No Repost gan
Data berasal dari Tugas kuliah survey lapangan langsung ane & kawan2
beberapa tahun yang lalu saat masih kuliah Arsitektur
Ditambah olahan data dari buku-buku yang mohon maaf ane tidak ingat buku-buku tersebut
Daripada dianggurin di lepi mendingan di Publish disini
untuk tambah pengetahuan agan semua tentang
Kota Semarang kita yang tercinta
Bukti Screenshot presentasinya
Nb. Foto & gambar berasal dari dokumen pribadi dan pencarian acak via google images
Copyright tetap menjadi hak milik pribadi pendokumentasi
Data berasal dari Tugas kuliah survey lapangan langsung ane & kawan2
beberapa tahun yang lalu saat masih kuliah Arsitektur
Ditambah olahan data dari buku-buku yang mohon maaf ane tidak ingat buku-buku tersebut
Daripada dianggurin di lepi mendingan di Publish disini
untuk tambah pengetahuan agan semua tentang
Kota Semarang kita yang tercinta
Bukti Screenshot presentasinya
Spoiler for Screenshot:
Nb. Foto & gambar berasal dari dokumen pribadi dan pencarian acak via google images
Copyright tetap menjadi hak milik pribadi pendokumentasi
1. Apasih Kawasan Pecinan Kota Semarang itu gan
Quote:
Spoiler for Pecinan Semarang:
Kawasan Pecinan Semarang merupakan salah satu kawasan bersejarah di Semarang. Komunitas Tionghoa di kota Semarang telah diakui keberadaannya sejak abad XV dan pada masa penjajahan komunitas ini mendapatkan pengakuan lagi dengan dikembangkannya kawasan pecinan.
Namun dalam masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan komunitas pecinan seolah-olah mulai diabaikan. Upacara-upacara adat khas pecinan yang sejak lama sudah menjadi bagian dari kehidupan kota Semarang tiba-tiba menjadi lenyap, hanya tinggal cerita.
Sejak era reformasi, keadaan mulai berubah. Keberadaan orang Tionghoa di Indonesia mulai diakui kembali, termasuk komunitas di kawasan pecinan Semarang. Dibentuknya organisasi yang berbasis masyarakat di kawasan pecinan Semarang merupakan momentum untuk menjadikan kawasan pecinan menjadi kawasan pariwisata.
Organisasi ini biasa disebut Komunitas Orang Pecinan Indonesia atau Kopi Semawis
Kawasan ini merupakan pemukiman lama dengan sejarah panjang di mana tradisi yang diturunkan telah berkembang semenjak pemukiman ini didirikan. Sebagian dari tradisi tersebut masih dijalankan hingga kini dan menjadikan Pecinan sebagai salah satu kawasan lama yang kaya akan living heritage.
Spoiler for Pasar Semawis:
Keunikan, kekayaan budaya dan pusaka (heritage) Pecinan Semarang telah menggerakkan berbagai pihak seperti Dinas Pariwisata Propinsi, warga Pecinan dan pihak-pihak yang peduli akan kelestarian Pecinan Semarang dengan tujuan meningkatkan daya pesonanya sebagai kawasan wisata budaya yang dapat diunggulkan di Jawa Tengah.
2. Bagaimana ceritanya gan orang-orang Tionghoa kok bisa sampai ke Semarang
Quote:
Dahulu diceritakan orang-orang Tionghoa datang menggunakan kapal layar besar yang disebut perahu Jonk atau Wakang Tjoen. Mereka pertama kali mendarat di daerah yang penduduk sekitar menyebutnya Wakang yang kemudian menjadi Mangkang hingga sekarang.
Mereka berlabuh disana untuk berdagang ataupun untuk membawa penumpang yang akan menetap di daerah itu.
Banyak pendatang orang Tionghoa yang masuk ke pedalaman dan membaur dengan penduduk setempat dan membuka daerah pemukiman baru seperti di Kranggan, Damaran, Petudungan. Sementara dusun-dusun baru juga bermunculan seperti di daerah Pandean, Jeruk Kingkit, Ambegan, dan lain-lain. Sedangkan daerah Pekojan waktu itu masih merupakan daerah pekuburan bagi warga Tiongnhoa.
Daerah sekitar dan sepanjang Kali Semarang waktu itu masih merupakan hutan dan tegalan yang banyak ditumbuhi pohon asamkawak dan sekitarnya terdapat dusun-dusun atau pemukiman orang Tionghoa seperti di daerah Gang Besen, Gang Tengah, Gang Gambiran, dan lain-lain.
Terjadinya Pembauran
Bercampur baurnya pendatang dan penduduk asli maka terjadilah pembauran di bidang tata cara kehidupan mereka dan juga melakukan asimilasi alami.
Hal ini sering terjadi karena kaum pendatang Tionghoa banyak yang membawa istri mereka hingga dapat dikatakan bahwa keturunan Tionghoa yang berada disini banyak sudah yang mempunyai leluhur dari penduduk asli.
Ini dapat dilihat dari kebanyakan wanita keturunan Tionghoa yang berkonde rambutnya, juga mereka mengunyah kinang seperti yang dilakukan kaum wanita asli dan memakai sarung kebaya.
Mereka berlabuh disana untuk berdagang ataupun untuk membawa penumpang yang akan menetap di daerah itu.
Spoiler for Wakang Tjoen:
Banyak pendatang orang Tionghoa yang masuk ke pedalaman dan membaur dengan penduduk setempat dan membuka daerah pemukiman baru seperti di Kranggan, Damaran, Petudungan. Sementara dusun-dusun baru juga bermunculan seperti di daerah Pandean, Jeruk Kingkit, Ambegan, dan lain-lain. Sedangkan daerah Pekojan waktu itu masih merupakan daerah pekuburan bagi warga Tiongnhoa.
Daerah sekitar dan sepanjang Kali Semarang waktu itu masih merupakan hutan dan tegalan yang banyak ditumbuhi pohon asamkawak dan sekitarnya terdapat dusun-dusun atau pemukiman orang Tionghoa seperti di daerah Gang Besen, Gang Tengah, Gang Gambiran, dan lain-lain.
Spoiler for Pecinan Semarang:
Terjadinya Pembauran
Bercampur baurnya pendatang dan penduduk asli maka terjadilah pembauran di bidang tata cara kehidupan mereka dan juga melakukan asimilasi alami.
Hal ini sering terjadi karena kaum pendatang Tionghoa banyak yang membawa istri mereka hingga dapat dikatakan bahwa keturunan Tionghoa yang berada disini banyak sudah yang mempunyai leluhur dari penduduk asli.
Ini dapat dilihat dari kebanyakan wanita keturunan Tionghoa yang berkonde rambutnya, juga mereka mengunyah kinang seperti yang dilakukan kaum wanita asli dan memakai sarung kebaya.
3. Semua berubah ketika Negara Belanda "menyerang"
Quote:
Pada mulanya pemukiman orang Tionghoa di Semarang tersebar di mana-mana. Pada waktu pertama kali menginjakkan kaki di sini, kurang lebih ketika armada Cheng Ho datang pada 1406. Mereka menetap di daerah Simongan dan daerah sepanjang Kali Garang, Gedung Batu, dan Panjangan.
Akan tetapi penguasaan Belanda pada saat itu kemudian memaksa orang-orang Tionghoa pindah dari daerah tersebut dan masuk ke Semarang agar dapat dikonsentrasikan di daerah sekitar Kali Semarang sehingga mudah diawasi.
Di sekitar Kali Semarang inilah awal munculnya permukiman penduduk Tionghoa yang kemudian dikenal masyarakat Semarang sebagai daerah pecinan. Pada masa itu, daerah tersebut terdiri atas daerah Beteng, Wotgandul, Cap Kau King, Gang Pinggir, dan Kalikuping.
Tahun 1816, terjadi pembagian daerah Pecinan oleh Belanda antara lain :
Pecinan Wetan ( timur ) >> daerah Gang Pinggir
Pecinan Lor ( utara ) >> daerah Gang Warung
Pecinan Sin-Kee >> daerah Gang Baru
Pecinan Tengah >> daerah Gang Tengah, Gang Belakang, dan Gang Besen
Akan tetapi penguasaan Belanda pada saat itu kemudian memaksa orang-orang Tionghoa pindah dari daerah tersebut dan masuk ke Semarang agar dapat dikonsentrasikan di daerah sekitar Kali Semarang sehingga mudah diawasi.
Spoiler for Ceng Ho:
Di sekitar Kali Semarang inilah awal munculnya permukiman penduduk Tionghoa yang kemudian dikenal masyarakat Semarang sebagai daerah pecinan. Pada masa itu, daerah tersebut terdiri atas daerah Beteng, Wotgandul, Cap Kau King, Gang Pinggir, dan Kalikuping.
Tahun 1816, terjadi pembagian daerah Pecinan oleh Belanda antara lain :
Pecinan Wetan ( timur ) >> daerah Gang Pinggir
Pecinan Lor ( utara ) >> daerah Gang Warung
Pecinan Sin-Kee >> daerah Gang Baru
Pecinan Tengah >> daerah Gang Tengah, Gang Belakang, dan Gang Besen
4. Perubahan kadang terasa menyakitkan, akan tetapi pasti ada hikmah dibalik semua itu
Quote:
Lokasi-Lokasi Penting di Pecinan pada Masa Itu
Daerah pecinan yang kini paling terkenal adalah Gang Baru karena disana terdapat pasar. Pasar tersebut terletak diantara tengah jalan di antara rumah penduduk, sehingga tidak bisa digunakan untuk lalu lintas. Pasar Gang Baru ini buka dari pagi buta sampai siang hari.
Daerah Pecinan lainnya yang terkenal adalah Gang Lombok. Di sana terdapat kelenteng Tay Kak Sie, dan disebelahnya terdapat gedung indah berarsitektur Tiongkok bernama Kong Kwan yang digunakan untuk tempat berkumpulnya pemuka-pemuka Tionghoa.
Kebon Dalem sangat dikenal masyarakat Semarang karena identik dengan nama sebuah sekolah dan juga Gereja Katolik. Di tengah-tengah kompleks tersebut mengalir Kali Semarang.
Daerah Pecinan yang digunakan untuk penyimpanan palawija terutama Gambir kini disebut Gambiran. Ada juga gang kecil tapi padat penghuninya, yang disebut Gang Cilik.
Perkampungan Kapoeran dahulunya adalah komplek sebuah gudang yang didirikan dekat daerah Kebon Dalem. Gudang tersebut digunakan untuk menyimpan bahan-bahan bangunan seperti batu kapur. Para buruh pun mulai membangun rumah-rumah disekitar daerah itu. Dan untuk menambah penghasilan, mereka menanam kentang di tegalan-tegalan. Daerah tegalan ini sekarang dinamakan Kentangan.
Dua Gedung Besar di Daerah Pecinan
Sebuah rumah megah didaerah Gang Pinggir dibuat dengan taman dan bunga-bunga indah dan ada jembatan ditengah-tengahnya yang membentang diatas Kali Semarang serta perahu-perahu yang berlabuh di tepinya. Waktu itu rumah itu disebut Tong Wan yang artinya ‘kebun sebelah timur’.Gedung yang satunya lagi adalah Gedong Gula milik Mayor der Chinezen Tan Tiang Tjhing.
Tahun 1876, sebuah Boen Hian Tong didirikan di gang Pinggir untuk tempat perkumpulan. Bangunan ini merupakan bangunan perkumpulan sosial tertua di Semarang, dan sekarang dinamakan Rasa Dharma.
Daerah pecinan yang kini paling terkenal adalah Gang Baru karena disana terdapat pasar. Pasar tersebut terletak diantara tengah jalan di antara rumah penduduk, sehingga tidak bisa digunakan untuk lalu lintas. Pasar Gang Baru ini buka dari pagi buta sampai siang hari.
Daerah Pecinan lainnya yang terkenal adalah Gang Lombok. Di sana terdapat kelenteng Tay Kak Sie, dan disebelahnya terdapat gedung indah berarsitektur Tiongkok bernama Kong Kwan yang digunakan untuk tempat berkumpulnya pemuka-pemuka Tionghoa.
Spoiler for Gedung Kong Kwan:
Kebon Dalem sangat dikenal masyarakat Semarang karena identik dengan nama sebuah sekolah dan juga Gereja Katolik. Di tengah-tengah kompleks tersebut mengalir Kali Semarang.
Spoiler for Kebon Dalem:
Daerah Pecinan yang digunakan untuk penyimpanan palawija terutama Gambir kini disebut Gambiran. Ada juga gang kecil tapi padat penghuninya, yang disebut Gang Cilik.
Spoiler for Gambiran:
Perkampungan Kapoeran dahulunya adalah komplek sebuah gudang yang didirikan dekat daerah Kebon Dalem. Gudang tersebut digunakan untuk menyimpan bahan-bahan bangunan seperti batu kapur. Para buruh pun mulai membangun rumah-rumah disekitar daerah itu. Dan untuk menambah penghasilan, mereka menanam kentang di tegalan-tegalan. Daerah tegalan ini sekarang dinamakan Kentangan.
Spoiler for Kapuran:
Dua Gedung Besar di Daerah Pecinan
Sebuah rumah megah didaerah Gang Pinggir dibuat dengan taman dan bunga-bunga indah dan ada jembatan ditengah-tengahnya yang membentang diatas Kali Semarang serta perahu-perahu yang berlabuh di tepinya. Waktu itu rumah itu disebut Tong Wan yang artinya ‘kebun sebelah timur’.Gedung yang satunya lagi adalah Gedong Gula milik Mayor der Chinezen Tan Tiang Tjhing.
Spoiler for Gedung Gula:
Tahun 1876, sebuah Boen Hian Tong didirikan di gang Pinggir untuk tempat perkumpulan. Bangunan ini merupakan bangunan perkumpulan sosial tertua di Semarang, dan sekarang dinamakan Rasa Dharma.
Spoiler for Rasa Dharma:
5. Kebangkitan Kawasan Pecinan Semarang
Quote:
Sejalan dengan kemajuan perdagangan di kota Semarang, maka orang-orang Tionghoa pun ramai mengembangkan kebiasaannya berjudi dan ini terkonsentrasi di Pecinan Gang Pinggir di ujung Gang Tjilik. Sebagai dampaknya di sekitar daerah itu kemudian berdiri pula tempat-tempat gadai dimana para penjudi bisa cepat memperoleh uang.
Berkisah tentang kemajuan perdagangan di daerah pecinan, haruslah diakui bahwa keberadaan kali Semarang sangat penting sebab menjadi penghubung antara pelabuhan dan pedalaman kota Semarang.
Sementara itu, di Pecinan terkenal seorang pedagang bernama Khuw Ping yang memiliki daerah di tepi kali Semarang. Dimana gudang besar telah dibangun untuk menyimpan barang dagangannya, dan daerah itu terkenal hingga sekarang dengan nama Kalikuping.
Dengan makin berkembangnya daerah Pecinan ke arah timur kemudian dikenal daerah Petudungan. Di daerah itu orang-orang kaya tionghoa membangun rumah-rumah besar dengan gaya rumah di tiongkok. Di daerah Petudungan itu warga Tionghoanya dapat bergaul sangat baik dengan penduduk asli maupun pendatang dari suku lain, sebab sebagian besar penduduk disana beragama Islam, karenanya di daerah itu juga terdapat pesantren.
Dahulu Pekojan merupakan hutan dan tegalan hingga rawan bagi orang untuk melewati daerah itu, dan dikala itu dipakai sebagai tempat pekuburanbagi orang Tionghoa.
Dalam perkembangannya, oleh penguasa Belanda hutan-hutan di daerah Pekojan dibuka dan pekuburan Tionghoa dipindah ke kaki bukit Candi yaitu sekitar jl.Sriwijaya sekarang.
Adanya kepercayaan nagi orang Tionghoa untuk tidak begitu saja membongkar kuburan leluhur, maka pada waktu itu diadakan upacara besar-besaran untuk menolak bala. Salah satu peninggalan dari upacara itu adalah sebaris huruf Cina yang dipahatkan di ujung jl.Petolongan / Pekojan yang hingga kini masih dapat dilihat.
Disebut petolongan karena dahulu banyak penduduknya yang memiliki keahlian membuat talang, penyalur air dari genting ke bawah, maka mereka menyebutnya Tolongan yang lama-kelamaan berubah jadi Petolongan.
Petolongan mempunyai arti penting bagi penghuni di daerah Pecinan, bahkan mempunyai hubungan yang harmonis. Dikatakan mempunyai arti penting karena pada zaman peperangan Diponegoro, tersiar kabar bahwa daerah sekitar Pecinan akan diserang orang para perampok. Warga Pecinan dan warga Koja yang merasa resah bersatu padu untuk menghalau para perampok tersebut.
Dalam rangka mengamankan daerah Pecinan, warga Tionghoa mengajukan ijin pada penguasa belanda untuk diperbolehkan membangun Pintu gerbang di 4 penjuru daerah pecinan yaitu di :
1. Jl.Sebandaran yang menikung ke arah jagalan
2. Sudut Jl. Cap Kau King yang berbatasan dengan jl.Beteng
3. Jl.Gang Warung
4. Seberang jembatan Pekojan
Luas kawasan pecinan Semarang saat ini, menurut Koordinator Tim Revitalisasi Kawasan Pecinan Semarang, sekitar 40 hektar.
Kemudian Pecinan mulai berkembang.
Bahkan saat ini terdapat 10 kelentheng, yaitu Klenteng Siu Hok Bio, Hoo Hok Bio, Kong Tik Soe, Tay Kak Sie, Tong Pek Bio, Liong Hok Bio, Tek Hay Bio, Wie Wie Kiong, See Hoo Kiong, dan Klenteng Grajen. Masing-masing klenteng itu mempunyai nilai historis tersendiri.
Berkisah tentang kemajuan perdagangan di daerah pecinan, haruslah diakui bahwa keberadaan kali Semarang sangat penting sebab menjadi penghubung antara pelabuhan dan pedalaman kota Semarang.
Spoiler for Kali Semarang:
Sementara itu, di Pecinan terkenal seorang pedagang bernama Khuw Ping yang memiliki daerah di tepi kali Semarang. Dimana gudang besar telah dibangun untuk menyimpan barang dagangannya, dan daerah itu terkenal hingga sekarang dengan nama Kalikuping.
Dengan makin berkembangnya daerah Pecinan ke arah timur kemudian dikenal daerah Petudungan. Di daerah itu orang-orang kaya tionghoa membangun rumah-rumah besar dengan gaya rumah di tiongkok. Di daerah Petudungan itu warga Tionghoanya dapat bergaul sangat baik dengan penduduk asli maupun pendatang dari suku lain, sebab sebagian besar penduduk disana beragama Islam, karenanya di daerah itu juga terdapat pesantren.
Dahulu Pekojan merupakan hutan dan tegalan hingga rawan bagi orang untuk melewati daerah itu, dan dikala itu dipakai sebagai tempat pekuburanbagi orang Tionghoa.
Dalam perkembangannya, oleh penguasa Belanda hutan-hutan di daerah Pekojan dibuka dan pekuburan Tionghoa dipindah ke kaki bukit Candi yaitu sekitar jl.Sriwijaya sekarang.
Adanya kepercayaan nagi orang Tionghoa untuk tidak begitu saja membongkar kuburan leluhur, maka pada waktu itu diadakan upacara besar-besaran untuk menolak bala. Salah satu peninggalan dari upacara itu adalah sebaris huruf Cina yang dipahatkan di ujung jl.Petolongan / Pekojan yang hingga kini masih dapat dilihat.
Spoiler for Pekojan:
Disebut petolongan karena dahulu banyak penduduknya yang memiliki keahlian membuat talang, penyalur air dari genting ke bawah, maka mereka menyebutnya Tolongan yang lama-kelamaan berubah jadi Petolongan.
Petolongan mempunyai arti penting bagi penghuni di daerah Pecinan, bahkan mempunyai hubungan yang harmonis. Dikatakan mempunyai arti penting karena pada zaman peperangan Diponegoro, tersiar kabar bahwa daerah sekitar Pecinan akan diserang orang para perampok. Warga Pecinan dan warga Koja yang merasa resah bersatu padu untuk menghalau para perampok tersebut.
Dalam rangka mengamankan daerah Pecinan, warga Tionghoa mengajukan ijin pada penguasa belanda untuk diperbolehkan membangun Pintu gerbang di 4 penjuru daerah pecinan yaitu di :
1. Jl.Sebandaran yang menikung ke arah jagalan
2. Sudut Jl. Cap Kau King yang berbatasan dengan jl.Beteng
3. Jl.Gang Warung
4. Seberang jembatan Pekojan
Spoiler for Pintu Gerbang:
Luas kawasan pecinan Semarang saat ini, menurut Koordinator Tim Revitalisasi Kawasan Pecinan Semarang, sekitar 40 hektar.
Kemudian Pecinan mulai berkembang.
Bahkan saat ini terdapat 10 kelentheng, yaitu Klenteng Siu Hok Bio, Hoo Hok Bio, Kong Tik Soe, Tay Kak Sie, Tong Pek Bio, Liong Hok Bio, Tek Hay Bio, Wie Wie Kiong, See Hoo Kiong, dan Klenteng Grajen. Masing-masing klenteng itu mempunyai nilai historis tersendiri.
Spoiler for Permukiman Pecinan Semarang:
6. Bicara tentang Pecinan maka identik dengan Klenteng gan, gimana tuh ceritanya
Quote:
Delapan klenteng yang ada di Pecinan Semarang yang kebanyakan berada di daerah tusuk sate dan menurut kepercayaan kaum Tionghoa tidak bagus untuk rumah atau usaha.
Pemanfaatan ruang tusuk sate untuk bangunan ibadah dimaksudkan untuk menekan hawa buruk dan membuang sial (jiong). Jalan di depan klenteng (khusus jalan di gang Besen) merupakan jalan besar yang merupakan gambaran jalan menuju surga atau kemakmuran
Pemanfaatan ruang tusuk sate untuk bangunan ibadah dimaksudkan untuk menekan hawa buruk dan membuang sial (jiong). Jalan di depan klenteng (khusus jalan di gang Besen) merupakan jalan besar yang merupakan gambaran jalan menuju surga atau kemakmuran
Spoiler for 8 Klenteng:
7. Bagaimana keadaan Kawasan Pecinan saat ini gan
Quote:
Ternyata Pecinan saat ini dibagi menjadi beberapa centra:
1) Sepanjang gang Pinggir (centra perdagangan emas);
2) Sepanjang gang Lombok (centra perdagangan makanan khas/tradisional Tionghoa)
3) Sepanjang gang Pedamaran (centra perdagangan jamu dan kelontong);
4) Sepanjang gang Warung (centra perdagangan kain);
5) Sepanjang gang Beteng (centra perdagangan grosir alat tulis);
6) Sepanjang gang Baru (centra perdagangan hasil bumi dan kebutuhan ritus masyarakat Tionghoa/Pasar Gang Baru);
7) Sepanjang gang Gambiran, Belakang dan gang Mangkok (campuran hunian/rumag tingga dan jasa);
8) Sepanjang gang Tengah (perkantoran dan jasa);
9) Sepanjang gang Besen (centra perdagangan dan jasa pembuatan pintu/pagar besi) .
1) Sepanjang gang Pinggir (centra perdagangan emas);
2) Sepanjang gang Lombok (centra perdagangan makanan khas/tradisional Tionghoa)
3) Sepanjang gang Pedamaran (centra perdagangan jamu dan kelontong);
4) Sepanjang gang Warung (centra perdagangan kain);
5) Sepanjang gang Beteng (centra perdagangan grosir alat tulis);
6) Sepanjang gang Baru (centra perdagangan hasil bumi dan kebutuhan ritus masyarakat Tionghoa/Pasar Gang Baru);
7) Sepanjang gang Gambiran, Belakang dan gang Mangkok (campuran hunian/rumag tingga dan jasa);
8) Sepanjang gang Tengah (perkantoran dan jasa);
9) Sepanjang gang Besen (centra perdagangan dan jasa pembuatan pintu/pagar besi) .
Spoiler for Permukiman Pecinan Semarang:
Spoiler for Pecinan Saat ini:
Spoiler for Pecinan Saat ini:
Spoiler for Pecinan Saat ini:
Quote:
So, Gimana gan?
Semoga dapat menambah pengetahuan agan-agan tentang
Kota Semarang Kita yang Tercinta ini
Semoga dapat menambah pengetahuan agan-agan tentang
Kota Semarang Kita yang Tercinta ini
Quote:
Agan Bangga INDONESIA? Ditunggu apresiasinya disini gan
LIKE di TKP nya ya
www.facebook.com/beproudofindonesia
Terimakasih
LIKE di TKP nya ya
www.facebook.com/beproudofindonesia
Terimakasih
Quote:
Rate Bintang 5 gan jika berkenan
Kami juga menerima jasa penghabisan jatah cendol agan kok
Budayakan komen gan
Kami juga menerima jasa penghabisan jatah cendol agan kok
Budayakan komen gan
Spoiler for karya lain:
Diubah oleh lapak.bpoi 28-04-2014 02:03
0
10.1K
Kutip
32
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Semarang
2.5KThread•1.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok