- Beranda
- Berita dan Politik
[News Inside] Standar Ganda Panastak
...
TS
leafclan
[News Inside] Standar Ganda Panastak
Ahok: HAM yang mana? HAMburger!
Ahok Nanya Langgar HAM Yang Mana? Hamburger!
15-05-2013 16:23
Puluhan warga dari Waduk Pluit laporkan Jokowi dan Ahok ke komnas HAM
Kutipan brdasarkan sumber :
Metrotvnews.com, Jakarta: Puluhan warga yang bermukim di Waduk Pluit, Kebon Tebu, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara mengadukan Gubernur Jakarta Joko Widodo ke Komnas HAM yang berkunjung ke wilayah tersebut.
Mereka menyebut Jokowi dan pasangannya, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) bohong.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok, menyayangkan tindakan Komnas HAM yang seolah menyalahkan pemprov tanpa menilik akibat dari banyaknya pemukiman di Waduk Pluit.
"Komnas HAM bekingi salah. Itu melanggar HAM di mana. Justru lama-lama Komnas HAM saya pertanyakan ini. Melanggar HAM yang mana?" Tukas mantan Bupati Belitung Timur itu di Balai Kota Jakarta, Rabu (15/5).
Menurut dia, akibatnya fatal jika warga bertahan bermukim di Waduk Pluit. Penyempitan waduk karena pemukiman, mengakibatkan air di waduk meluap. Saat ini, luas Waduk Pluit tinggal 60 hektare akibat sedimen dan pemukiman. Awalnya, Waduk Pluit memiliki luas 80 hektare.
"Coba kalau misal Bendungan Muara Baru roboh ada rob. 2,8 meter loh airnya. Kayak tsunami mati 12 ribu nanti kami dibilang melanggar HAM karena membiarkan warga tinggal di daerah berbahaya, itu bahasanya. Sekarang mau pindahin orang baik-baik, melanggar HAM yang mana? Hamburger," tandasnya diiringi tawa.
source: http://www.metrotvnews.com/metronews...na?-Hamburger!
_______________________________________________________________
Reaksi Panastak:
HAHAHA! BETUL!
Bukti:
========================================================
PRABOWO CAPRES!
________________________________________________________________
Reaksi Panastak:
Komen TS:
STANDAR GANDA
Quote:
Ahok Nanya Langgar HAM Yang Mana? Hamburger!
15-05-2013 16:23
Puluhan warga dari Waduk Pluit laporkan Jokowi dan Ahok ke komnas HAM
Kutipan brdasarkan sumber :
Metrotvnews.com, Jakarta: Puluhan warga yang bermukim di Waduk Pluit, Kebon Tebu, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara mengadukan Gubernur Jakarta Joko Widodo ke Komnas HAM yang berkunjung ke wilayah tersebut.
Mereka menyebut Jokowi dan pasangannya, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) bohong.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok, menyayangkan tindakan Komnas HAM yang seolah menyalahkan pemprov tanpa menilik akibat dari banyaknya pemukiman di Waduk Pluit.
"Komnas HAM bekingi salah. Itu melanggar HAM di mana. Justru lama-lama Komnas HAM saya pertanyakan ini. Melanggar HAM yang mana?" Tukas mantan Bupati Belitung Timur itu di Balai Kota Jakarta, Rabu (15/5).
Menurut dia, akibatnya fatal jika warga bertahan bermukim di Waduk Pluit. Penyempitan waduk karena pemukiman, mengakibatkan air di waduk meluap. Saat ini, luas Waduk Pluit tinggal 60 hektare akibat sedimen dan pemukiman. Awalnya, Waduk Pluit memiliki luas 80 hektare.
"Coba kalau misal Bendungan Muara Baru roboh ada rob. 2,8 meter loh airnya. Kayak tsunami mati 12 ribu nanti kami dibilang melanggar HAM karena membiarkan warga tinggal di daerah berbahaya, itu bahasanya. Sekarang mau pindahin orang baik-baik, melanggar HAM yang mana? Hamburger," tandasnya diiringi tawa.
source: http://www.metrotvnews.com/metronews...na?-Hamburger!
_______________________________________________________________
Reaksi Panastak:
HAHAHA! BETUL!
Bukti:
========================================================
PRABOWO CAPRES!
________________________________________________________________
Reaksi Panastak:
Quote:
Prabowo Pelanggar HAM, "Boleh Bohong Asal Santun, Boleh Menculik Asal Santun?"
07-04-2014 11:01
JAKARTA, KOMPAS.com — Cara bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyindir bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, berbalik menjadi sindiran untuk dirinya sendiri. Lama-kelamaan, sindiran Prabowo diperkirakan bakal berbalik mengundang pertanyaan soal rekam jejaknya.
"Kalau dia katakan boleh bohong secara santun, boleh nggak menculik asal santun? Apakah memang orang itu sudah bicara jujur saat menyerang orang lain?" kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, di Jakarta, Jumat (4/4/2014).
Ikrar mengatakan, Prabowo seharusnya membenahi diri dulu terkait tuduhan penculikan pada masa lalu. Prabowo, kata dia, harus menjelaskan penculikan itu. Alasan bahwa penculikan tersebut merupakan perintah atasan, menurut Ikrar, tak bisa diterima.
"Kalau perintah atasan lalu tidak mau mengungkap? Tidak boleh begitu. Anda (Prabowo) sekarang bukan militer, Anda ini capres. Jelaskanlah peristiwa-peristiwa itu," tekan Ikrar. Menurut dia, serangan Prabowo terhadap Jokowi tidak membuat banyak orang membenci Jokowi, tetapi justru sebaliknya membuat dukungan untuk Jokowi makin marak.
"Orang pun lama-lama akan muak, bahkan merasa mau muntah mendengar serangan seperti ini," kata Ikrar. Dia melihat dengan adanya serangan itu, Prabowo terlihat sekali sangat ingin berkuasa. "Kalau syahwat kekuasaan sudah di ubun-ubun dan ternyata tak bisa terlampiaskan, ngamuknya bisa setengah mati," imbuh Ikrar.
Seperti diberitakan, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam kampanye terbukanya kerap menyindir sikap Jokowi. Misalnya, Prabowo menyindir keputusan Jokowi maju sebagai bakal capres dari PDI-P, padahal sudah berjanji akan membenahi Jakarta selama 5 tahun.
Sesudah itu, Prabowo pun melontarkan keheranan soal seseorang yang menurut dia mengajarinya berpolitik santun. "Ada seorang tokoh politik yang bikin statement yang kemarin saya baca di koran. Dia mengatakan, jangan saling menjelek-jelekkan. Saya setuju menjelek-jelekkan orang itu tidak baik," kata Prabowo.
Source: http://nasional.kompas.com/read/2014...k.Asal.Santun.
07-04-2014 11:01
JAKARTA, KOMPAS.com — Cara bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyindir bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, berbalik menjadi sindiran untuk dirinya sendiri. Lama-kelamaan, sindiran Prabowo diperkirakan bakal berbalik mengundang pertanyaan soal rekam jejaknya.
"Kalau dia katakan boleh bohong secara santun, boleh nggak menculik asal santun? Apakah memang orang itu sudah bicara jujur saat menyerang orang lain?" kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, di Jakarta, Jumat (4/4/2014).
Ikrar mengatakan, Prabowo seharusnya membenahi diri dulu terkait tuduhan penculikan pada masa lalu. Prabowo, kata dia, harus menjelaskan penculikan itu. Alasan bahwa penculikan tersebut merupakan perintah atasan, menurut Ikrar, tak bisa diterima.
"Kalau perintah atasan lalu tidak mau mengungkap? Tidak boleh begitu. Anda (Prabowo) sekarang bukan militer, Anda ini capres. Jelaskanlah peristiwa-peristiwa itu," tekan Ikrar. Menurut dia, serangan Prabowo terhadap Jokowi tidak membuat banyak orang membenci Jokowi, tetapi justru sebaliknya membuat dukungan untuk Jokowi makin marak.
"Orang pun lama-lama akan muak, bahkan merasa mau muntah mendengar serangan seperti ini," kata Ikrar. Dia melihat dengan adanya serangan itu, Prabowo terlihat sekali sangat ingin berkuasa. "Kalau syahwat kekuasaan sudah di ubun-ubun dan ternyata tak bisa terlampiaskan, ngamuknya bisa setengah mati," imbuh Ikrar.
Seperti diberitakan, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam kampanye terbukanya kerap menyindir sikap Jokowi. Misalnya, Prabowo menyindir keputusan Jokowi maju sebagai bakal capres dari PDI-P, padahal sudah berjanji akan membenahi Jakarta selama 5 tahun.
Sesudah itu, Prabowo pun melontarkan keheranan soal seseorang yang menurut dia mengajarinya berpolitik santun. "Ada seorang tokoh politik yang bikin statement yang kemarin saya baca di koran. Dia mengatakan, jangan saling menjelek-jelekkan. Saya setuju menjelek-jelekkan orang itu tidak baik," kata Prabowo.
Source: http://nasional.kompas.com/read/2014...k.Asal.Santun.
Komen TS:
STANDAR GANDA
0
1.7K
Kutip
13
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.1KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya