• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Kenapa Negara Tidak Cetak Uang Sebanyaknya (Agar Bisa Bayar Hutang). Ini jawabnya

rivermaya.
TS
rivermaya.
Kenapa Negara Tidak Cetak Uang Sebanyaknya (Agar Bisa Bayar Hutang). Ini jawabnya
Disini TS membahas hutang negara-inflansi mungkin repost ada yang membahas inflansi atau judul sama tapi isinya beda kok gan ada yang saya tambahkan. ts mencoba menjelaskan hubungan ekonomi dan sistem politik agak berat gan kalau gak suka baca mendinng gak usah di teruskan bacanya

Sudah waktunya kita membuka mata lebar-lebar, datangnya gerombolan Neolib bukan omong kosong, bila kita tidak hati-hati kita bisa menjadi negara budak selama ratusan tahun.

Spoiler for hutang negara:


Kenapa Negara Tidak Cetak Uang Sebanyaknya (Agar Bisa Bayar Hutang). Ini jawabnya !!

Dalam menerbitkan atau mencetak uang, terdapat dua macam sistem, yang disebut.“pseudo gold” dan “uang fiat”

Spoiler for pseudo gold”:


Spoiler for “uang fiat:


Dalam ekonomi, kita tahu, harga barang akan tergantung pada perbandingan jumlah uang dan jumlah persediaan barang. Jika barang lebih banyak dari jumlah uang yang beredar, maka harga akan cenderung turun. Sebaliknya, jika jumlah barang lebih sedikit dibanding jumlah uang yang beredar, maka harga-harga akan cenderung naik. Karena itulah, pencetakan uang secara tak langsung juga ditentukan oleh hal tersebut, agar tidak terjadi inflasi.

Apabila suatu negara—dengan alasan miskin—mencetak uang sebanyak-banyaknya, yang terjadi bukan negara itu menjadi kaya, tetapi justru akan semakin miskin. Karena, ketika jumlah uang yang beredar semakin banyak, harga-harga barang akan melambung tinggi, dan inflasi terjadi. Akibatnya, meski uang dicetak terus-menerus, uang itu tidak bisa disebut kekayaan, karena nilainya terus merosot turun.

Indonesia pernah melakukan pencetakan uang dalam jumlah banyak, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Karena pemerintah belum bisa maksimal memungut pajak dari rakyat waktu itu, Soekarno pun mengambil kebijakan untuk mencetak uang secara berlebih. Hasilnya tentu inflasi. Semakin banyak uang dicetak, harga barang semakin tinggi, dan terjadi hiperinflasi. Sampai akhirnya mahasiswa berdemonstrasi yang terkenal dengan sebutan Tritura (tiga tuntutan rakyat), yang salah satunya permintaan agar harga-harga diturunkan.

Kasus yang terbaru terjadi di Zimbabwe. Pada 2008, pemerintah Zimbabwe mengeluarkan kebijakan untuk mencetak uang dalam jumlah sangat banyak, yang ditujukan untuk memperbanyak pegawai negeri yang diharapkan akan mendukung pemerintah. Hasilnya adalah inflasi yang gila-gilaan. Negara itu bahkan memegang rekor dalam hal inflasi tertinggi di dunia, yaitu 2.200.000% (2,2 juta persen) pada 2008.

Sebegitu cepatnya tingkat inflasi terjadi, hingga kenaikan harga di Zimbabwe tidak terjadi dalam hitungan minggu atau bulan, tetapi menit bahkan detik. Dalam setiap beberapa detik, para pegawai di toko-toko Zimbabwe terus sibuk mengganti label-label harga pada barang-barang yang mereka jual, karena terus terjadi pergantian harga akibat inflasi yang menggila.

Pada 20 Juli 2008, Bank Sentral Zimbabwe bahkan menerbitkan pecahan uang senilai 100 milyar dollar, yang merupakan rekor pecahan uang dengan nominal terbesar di dunia. Uang dengan nominal besar itu, ironisnya, tidak memiliki nilai yang sama besarnya, karena digerus oleh inflasi akibat harga-harga yang melambung luar biasa tinggi. Untuk membeli sembako, misalnya, orang di Zimbabwe harus membawa uang sampai seember.

Jadi, negara miskin (ataupun negara yang tidak miskin) tidak mencetak uang dalam jumlah berlebihan, karena adanya pertimbangan seperti yang digambarkan di atas.

Lalu Kenapa Suatu Negara Tidak Mencetak Uang Sebanyak-Banyaknya?

Spoiler for kenapa ya ?:


Apa gan hubunganya dengan politik ?


Spoiler for disini mulai agak berat gan:


Kini lihat berapa hutang , politik anggaran hutang dilakukan dengan cara amat cerdas dan njelimet, mereka menggunakan hutang obligasi yang suatu saat akan jadi junk bond, karena jeleknya ekonomi Indonesia, lalu dengan apa hutang itu dibayar? dalam istilah keuangan ada konversi obligasi menjadi ekuitas, sementara kemarin sudah diputuskan ada "DNI" Daftar Negatif Investasi yang dihapus besar-besaran bahkan asing bisa melakukan pemilikan 100%, disinilah kemungkinan intervensi pemodal bisa masuk tanpa membayar apapun dan hanya melakukan konversi obligasi menjadi ekuitas.

Dengan hutang kisaran Rp. 2.023 Trilyun tiap bayi yang dilahirkan akan menanggung hutang Rp. 8,5 juta perkelapa. Sementara Abraham Samad bilang bila sektor migas dikuasai oleh Republik dan tidak dikorupsi tiap orang Indonesia mendapatkan jatah Rp. 20 juta/kepala.

Sudah waktunya kita membuka mata lebar-lebar, datangnya gerombolan Neolib bukan omong kosong, bila kita tidak hati-hati kita bisa menjadi negara budak selama ratusan tahun.
Spoiler for aset negara yang di kuasi asing:


Spoiler for sistem bagi hasil jangan buka deh:

(Ekuitas/modal (equity) adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas terdiri dari setoran pemilik dan sisa laba yang ditahan (retained earning).

TS mohon kesangupanya di rate 5 ya gan biar di baca temen-temen yang lainya

wasalam semoga bermafaat...

sumber

The International Monetary System,EDITORS:
Peter B. Kenen, Princeton University, New JerseyFrancesco PapadiaFabrizio Saccomanni

http://www.novaglobe.org/2011/12/01/...ds-flowconomy/

Globalizing Capital: A History of the International Monetary System (Second Edition) [NOOK Book]
by Barry Eichengreen

'Globalizing Capital: A History of the International Monetary System,' by Barry Eichengreen

forum kompas dan dari berbagai sumber

Quote:


Tinggi rendahnya nilai mata uang suatu negara ditentukan oleh tingkat inflasi, kebijakan moneter, dan kebijakan-kebijakan lainnya.
Jika tingkat inflasi di suatu negara terbilang tinggi maka nilai mata uangnya akan menurun. Di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, tingkat inflasinya tinggi. semoga bermanfaat

Inflasi bisa terjadi jika ada penambahan volume uang beredar. Gampangnya gini: jika hanya ada 1 kg beras, dan uang hanya Rp. 10 ribu, maka harga 1 kg beras ada;ah Rp. 10 ribu Trus, apa yang terjadi jika terjadi penambahan duit lagi sebesar Rp. 10 rebu, sehingga total duitnya Rp. 20 rebu? Harga yang tadinya cuma 10 rebubisa menjadi Rp. 20 rebu per 1 kg beras. Jadi pengertian gampangnya adalah inflasi terjadi oleh karena terjadinya penambahan volume uang beredar tanpa diimbangi dengan penambahan barang/jasa. semoga bermanfaat

Quote:


Quote:

Diubah oleh rivermaya. 22-01-2014 17:57
0
80.7K
871
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.