Mengenai isu budaya pop lokal yang kesini-kesini kembali banyak disinggung, jadi terpikir untuk membuat penelitian terkait mengenai preferensi konsumen di Indonesia terhadap budaya pop dari negeri sendiri.
Fokusnya lebih ke budaya pop visual seperti animasi, komik dan game.

Karena penelitian berikut teori hal ini masih sulit didapat khususnya untuk di Indonesia, jadi untuk saat ini masih menggali dari sisi subyektifnya dulu seperti melalui opini dan pendapat pribadi dari orang-orang sebelum nantinya bisa dicari datanya secara obyektif.

Harapannya, ketika penelitian selesai hasilnya bisa dipublikasikan agar bisa menjadi masukan atau inspirasi bagi para pengarang di Indonesia.

=========

Langsung ke pertanyaan, apa saja alasan Anda membeli dan tidak membeli konten budaya pop lokal? (animasi, komik dan game)

Sebagai catatan, topik ini lebih fokus ke preferensi konsumen di Indonesia termasuk Anda sebagai (calon) konsumen, jadi enggak membahas isu lain seperti pengarang tidak berkarya karena kurang dukungan, kurang didukung investor sehingga kurang dana, kurang perhatian dari pemerintah dan masyarakat setempat, masalah pembajakan dan sebagainya.

Untuk mempermudah dalam menjawab, berikut ini ada beberapa gambaran pernyataan yang umum terkait isu ini. Kalau tidak ada di bawah ini mungkin bisa ditambahkan.

=========

Alasan untuk membeli konten lokal biasanya:
(1) Mendukung budaya pop Indonesia agar bisa lebih berkembang.
(2) Berkualitas, tidak kalah dengan buatan luar.
(3) Karena kontennya membawa budaya masyarakat Indonesia jadi lebih bisa dimengerti. Termasuk menggunakan Bahasa Indonesia sehari-hari.
(4) Karena teman-teman saya pada ikutan beli, serta sering jadi bahasan.
(5) Harganya relatif lebih murah.
(6) Lebih mudah di dapat (tidak perlu order dari luar).
(7) Perasaan bersalah jika terus membeli produk luar tetapi mengabaikan produk lokal.
(8) Karena pengarangnya teman sendiri (atau orang yang dikenal), jadi mendukung teman sendiri.

=========

Alasan untuk tidak membeli konten lokal biasanya:
(1) Cenderung mirip dengan karya luar, termasuk jika menggunakan nama-nama, istilah atau setting luar. Bahkan ada yang sampai plagiat.
(2) Kontennya kurang berkualitas, masih kurang jika dibandingkan dari luar. Termasuk jika temanya kurang beragam.
(3) Konten animasi, komik dan game cenderung ditujukan dan dipersepsikan untuk anak kecil sehingga kontennya kurang menarik untuk yang lebih berumur.
(4) Teman-teman saya tidak pada beli, juga tidak membahasnya.
(5) Harganya mahal.
(6) Sulit di dapat (dibuat di negeri sendiri tapi sulit dicari).
(7) Kurang terkenal dan kurang publikasi sehingga kurang bergengsi.
(8) Tekanan psikologis, rasanya 'berat' melihat ada orang Indonesia yang punya kualitas (apalagi teman sendiri) sementara saya belum sampai ke situ (kalau orang luar yang berkualitas 'sudah biasa').

=========

Kalau sudah ada topik serupa atau dianggap melanggar aturan yang berlaku, silakan dihapus oleh admin.

Terima kasih.