Gerindra tuding Jokowi mau cuci otak pemilih pemula lewat UN

Merdeka.com - Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI Jakarta menyayangkan adanya nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam soal Ujian Nasional SMA. Pasalnya, penyebutan nama tersebut dinilai dapat mencuci otak para pemilih pemula dan menguntungkan Jokowi sebagai calon presiden PDI Perjuangan.

"Kenapa ditulisnya sekarang, Mendiknas harus ditegur. Kenapa ditulis sekarang? Kenapa tidak tahun lalu. Sehingga orang tidak mempersepsikan ini kan mau pilpres, dia (Jokowi) mau ambil pemilih pemula dan mencuci otak dengan pemilih pemula," ujar Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Muhammad Sanusi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/4).

Menurut dia, seharusnya ada tokoh lain yang ada dalam soal tersebut seperti Presiden pertama RI Soekarno, Pahlawan betawi MH Thamrin dan budayawan Ismail Marzuki. Nama-nama tersebut lebih pantas disebutkan untuk pertanyaan para siswa-siswa tersebut.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak 2013? Ini kan namanya persepsi tuh. Sehingga dipersepsinya ini pasti main. Masa tidak disaring dulu. Tapi kan Jokowi tidak tau memang, tapi kan persepsinya seperti itu. Kenapa harus tahun ini? Kenapa tidak tahun lalu saat dia masih bersih. Belum ada kasus Transjakarta," kata dia.

Sebagai informasi, beredar foto soal UN Bahasa Indonesia untuk SMA yang memunculkan profil capres PDIP tersebut. Profil tersebut berisi jawaban untuk dua soal yang berhubungan dengan profil Jokowi.

Soal UN tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Nasional (Kemendiknas). Profil tersebut untuk soal-soal pilihan ganda.

[cob]

Pembuatan Soal UN Jokowi Sudah Sejak Lama
Selasa, 15 April 2014 17:12 WIB
Laporan wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pembuatan soal Ujian Nasional (UN) bermaterikan Jokowi sudah sejak tahun 2013 lalu. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, mengatakan, pembuatan soal sudah berlangsung sejak bulan Juli 2013 lalu.
"Ini kan jauh sebelum Jokowi dicalonkan jadi Presiden oleh PDIP," kata Musliar kepada wartawan dalam jumpa pers di Kantor Kemendikbud, Selasa (15/4/2014).
Setidaknya ada tiga langkah soal dalam pembuatan UN. Pertama adalah pembuatan bank soal oleh para guru. Guru-guru ini berasal dari seluruh Indonesia. Mereka masuk ke dalam tim pembuat soal bentukan Pusat Pengembangan Pendidikan (Puspendik).
Untuk seluruh mata pelajaran UN, guru-guru ini membuat sebanyak 128.100 item soal. Selanjutnya pada bulan November 2013 - Desember 2013 bank soal sebanyak 128.100 item itu divalidasi.
Kemudian pada Januari 2014, pihak Badan Standarisasi Nasional Pendidikan melakukan seleksi terhadap 128.100 item soal tersebut.
BSNP ini yang menyatakan soal-soal itu layak, lalu memasukkannya ke dalam 20 paket soal. Setelah itu baru dibuat master soal lima hari seteleh NSNP menyeleksi soal.
Master soal ini baru dikirim ke percetakan pada bulan Februari 2014. Setelah itu master soal dihancurkan.