TEMPO.CO, Jakarta - Dua calon presiden, yaitu Joko Widodo, dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan Prabowo Subianto, yang didukung Partai Gerakan Indonesia Raya, terus menggalang dukungan dari partai-partai Islam. »Kalau dengan Partai Kebangkitan Bangsa, tinggal kesepakatan masalah calon wakil presiden. Ini belum ketemu,” kata Jokowi kemarin.
Pertemuan dengan petinggi PKB diadakan pada Sabtu pekan lalu di kantor partai itu di Jakarta Pusat. Jokowi, yang ditemani tim kampanyenya, Teten Masduki, dan Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, bertemu dengan Ketua Dewan Tanfidz PKB Muhaimin Iskandar, Sekretaris Jenderal Imam Nachrowi, dan Ketua Fraksi Marwan Ja’far.
Nyatanya, pada hari yang sama, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon bertemu dengan petinggi PKB yang menjadi Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Helmy Faishal Zaini. Menurut Helmy, pertemuan diadakan di perpustakaan milik Fadli di Bendungan Hilir. »Sekadar diskusi dan penjajakan koalisi,” kata Helmy. Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani membenarkan ihwal pertemuan tersebut.
PDIP dan Gerindra harus berkoalisi dengan partai lain supaya bisa mengajukan calon presiden dan wakil presiden. Berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei, perolehan suara PDIP sekitar 19 persen, sedangkan Gerindra sekitar 11 persen. Syarat mengajukan calon presiden adalah memperoleh 25 persen suara nasional.
Tak hanya mendekati PKB, kubu Jokowi dan Prabowo juga mengincar Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional. Ketua Umum Gerindra Suhardi mengatakan partainya sudah berkomunikasi dengan petinggi PPP dan PAN. »Diam-diam kami juga gerilya,” kata dia.
Sinyal dukungan partai Ka’bah terhadap Prabowo terlihat saat Ketua Umum PPP Suryadharma Ali hadir dalam kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno, 23 Maret lalu. Kehadiran Suryadharma dipersoalkan sejumlah pengurus PPP. Toh, PDIP tak mau ketinggalan. Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga mengatakan Jokowi akan menemui mantan Ketua Umum PPP Hamzah Haz, yang juga bekas wakil presiden saat Megawati Soekarnoputri menjadi presiden. »Hamzah tokoh sentral di PPP,” kata Erico.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN, Viva Yoga Mauladi, mengatakan partainya belum memutuskan mendukung Jokowi atau Prabowo. Menurut Viva, keputusan koalisi akan diambil oleh Ketua Umum Hatta Rajasa. Tapi sumber Tempo di PAN menyebutkan Hatta juga telah bertemu dengan Jokowi, akhir pekan lalu. Viva enggan berkomentar soal lobi-lobi Jokowi-Hatta.

sumber

yah jelas lebih bagus prabowo lah,dia kan jendral
lah jokowi siap kurus kering begitu mau jadi presiden
mending lu balik pulang ke solo aja JOK...!!!
jadi ketua RT atau jualan sayur sono,lo ga ada potongan jadi presiden
ngurus jakarta aja amburadul,masih bagus jaman bang fauzi bowo jakarta maju dan berkembang pesat kembalikan bang fauzi bowo jadi gubernur DKI
jokowi itu sebenarnya agen amerika,zionis yahudi dan freemason

tidak melanggar rule BP:
-tidak merubah judul berita
-sumber valid
-ada komen TS

nekat delete/close thread=momod panastak