Istilah ahlussunnah wal jamaah (sunni) adalah mazhab mayoritas yang dianut oleh umat Islam di dunia yang mengacu kepada empat mazhab yakni : Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Adapun di Iran, umumnya pengikut sunni terfokus pada dua mazhab besar yakni mazhab Syafi’i dan mazhab Hanafi. Mayoritas menganut mazhab Syafi’i tinggal di Pesisir Barat dan Selatan Iran. Sedangkan para pengikut mazhab Hanafi bertempat di Timur dan Utara (Baluchistan dan Khurasan), wilayah Turkmen Sahara, Propinsi Golestan. Jumlah penganut ahlussunnah di Iran berjumlah sekitar 10 persen dari seluruh jumlah penduduk Iran.
Pelajar dan Guru Agama
Pembagian Pelajar dan Guru Agama sunni terbagi ke dalam empat bagian :
- Penganut mazhab Syafi’i di wilayah Barat Iran
- Penganut mazhab Syafi’i di wilayah Selatan Iran
- Penganut mazhab Hanafi di wilayah Timur Iran
- Penganut mazhab Hanafi di wilayah Utara Iran
Jumlah pelajar dan guru agama ahlussunnah adalah sebanding dengan jumlah pelajar dan guru agama kelompok sunni (Syafi’i dan Hanafi) di Iran, yang diperkirakan mencapai 33.317 orang. Ini menjelaskan pertumbuhan jumlah pelajar dan guru agama dari mazhab Hanafi dan Syafi’i setelah kemenangan Revolusi Islam, juga menunjukkan perkembangan positif bagi kondisi masyarakat sunni di Iran.
Jumlah Masjid Sunni di Iran
Masjid merupakan tempat berkumpulnya kaum muslimin untuk melakukan ibadah, khususnya yang dilakukan oleh kaum ahlussunnah dalam melaksanakan salat jum’at dan salat berjamaah. Selain itu masjid difungsikan sebagai tempat berkumpulnya umat dari berbagai golongan melaksanakan kinerja agama dan politik. Menghidupkan masjid dilakukan oleh kaum muslimin Iran tanpa membedakan golongan ahlussunnah maupun syiah khususnya terjadi setelah kemenangan Revolusi Islam Iran.
suasana ibadah di masjid sunni, Kermansyah, Iran
Kemenangan Revolusi Islam Iran ini menciptakan iklim yang tepat bagi kaum sunni Iran untuk mencari kesejahteraan di berbagai bidang, di antaranya di bidang agama; yang menunjukkan peningkatan atas jumlah guru, pelajar, sekolah-sekolah agama dan masjid-masjid. Dari sisi lain, meningkatkan kesadaran beragama secara luas tidak terkecuali dari kelompok sunni dari sisi pertambahan jumlah pembangunan masjid-masjid sunni. Dalam hal ini, pemerintah Republik Islam Iran pun menyokong dan memberikan fasilitas bagi pembangunan masjid-masjid sunni di wilayah-wilayah pusat komunitas mereka.
Masjid di Iran baik sunni maupun syiah bergerak menyerukan persaudaraan, persatuan, cinta pada tanah air dan Islam di antara kaum muslimin. Jadi di samping ibadah ritual, masjid juga menjadi tempat ibadah sosial, politik, dan kebudayaan. Salat jumat dan berjamaah juga dilakukan di masjid sunni yang bermazhab Syafi’i atau Hanafi yang tersebar di berbagai tempat di Iran. Sesuai dengan pendataan, kelompok sunni ini memiliki 12.222 masjid di Iran.
Masjid Sunni di kota Bandar Abbas, Iran selatan.
Pembangunan masjid sunni di Iran setelah Revolusi Islam Iran tahun 1979, semakin pesat dibandingkan dengan pertumbuhannya sebelum revolusi. Misalnya, di Kota Zahidan, sebelum revolusi hanya terdapat 16 masjid sunni, tetapi setelah revolusi, kini terdapat sekitar 516 masjid sunni. Begitu pula yang terdapat di kota Kermanshah sebelumnya hanya berjumlah 123 masjid, tetapi kini berjumlah 420 masjid.
Tabel : Jumlah Mesjid Ahlussunnah di Iran
Provinsi Jumlah Masjid
Fars 232
Bushehr 115
Kurdistan 2000
Khurasan 1025
Hormozgan 1193
Azarbaijan Barat 1800
Sistan dan Baluchistan 4029
Kalistan 1233
Gilan 175
Kermanshah 420
Jumlah Total 12.222
Perlu disebutkan bahwa kaum Syafi’iyyah berkisar 58,2 % memiliki 5.935 masjid atau 48,5 % dari seluruh jumlah masjid sunni yang ada di Iran. Adapun kaum Hanafiyah memiliki 6.287 masjid yang tersebar di wilayah Utara dan Timur Iran atau 51,5 % dari seluruh jumlah masjid yang ada di Iran.
Dengan data-data di atas, maka tuduhan dari VOA bahwa di Iran tidak ada masjid sunni adalah kebohongan dan propaganda belaka. Karenanya kewaspadaan kepada umat Islam untuk berhati-hati dalam menerima dan menganalisis informasi. (cr/liputanislam.com)
Belakangan, situs-situs muslim radikal santer melontarkan berita-berita sesat yang berusaha merusak kedamaian bangsa Indonesia, dengan cara mengimpor konflik Timur Tengah ke dalam negeri lewat domain sunni-syiah. Salah satu isu yang paling sering dilontarkan adalah nasib minoritas sunni di Iran yang konon hidup dalam penindasan dan tidak memiliki kebebasan beragama yang ditandai dengan tak ada satupun masjid sunni di Iran. Namun nyatanya, laporan penelitian yang dilakukan oleh Majma’ al-Taqrib Bayna al-Mazhahib al-Islamiyah (Lembaga Pendekatan Antar Mazhab dalam Islam) justru berbicara lain.... Entah siapa yang berdusta...?