- Beranda
- The Lounge
Kecerdasan Orang Indonesia Yang Membuat Beberapa Pemimpin Dunia Takjub
...
TS
jieverhoeven
Kecerdasan Orang Indonesia Yang Membuat Beberapa Pemimpin Dunia Takjub
Spoiler for 1:
Haji Agus Salim adalah wartawan, sastrawan, ulama, ahli bahasa, diplomat, dan politikus dengan jejak-jejak keteladanan yang tak akan lekang oleh zaman. Haji Agus Salim meninggalkan warisan-warisan pemikiran yang akan terus dikenang generasi demi generasi bangsa ini.
Haji Agus Salim lahir di Kota Gadang, Bukittinggi pada 1884. Dia putra seorang jaksa kepala di Tanjung Pinang, Riau. Pendidikan Agus Salim dimulai dari Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah khusus anak-anak Eropa. Dia lantas melanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Agus Salim adalah lulusan terbaik dari tiga HBS di Hindia Belanda saat itu.
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Di usia yang sangat muda ini, Agus Salim sudah berhasil menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing yakni Arab, Belanda, Inggris, Turki, Prancis, Jepang, dan Jerman.
Kecerdasan dan kepiawaian Agus Salim dalam diplomasi ternyata menarik minat negara dan penjajah saat itu yakni Belanda. Belanda menawarkan kepadanya untuk menjadi penerjemah pada Konsulat Belanda di Jeddah pada tahun 1906 sampai 1911.
Pada saat di Mekkah itulah Salim mendalami ilmu agama dengan pamannya Syeikh Khatib al-Minangkabawi yang saat itu menjadi Imam di Masjidil Haram. Pada 1915, Salim meniti karier dengan malang melintang di dunia jurnalistik. Kepribadian Agus Salim yang tegas membuat setiap tulisannya di Neratja maupun Bataviasch Nieuwsblad selalu tajam dan mengandung kritikan pedas dalam membakar semangat kemerdekaan rakyat Indonesia.
Dunia jurnalistik ternyata bukan pelabuhan akhir karier Agus Salim di mana dia juga memutuskan untuk terjun ke dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam. Pada 1946 sampai 1950 dia menjadi bintang dalam percaturan politik Indonesia.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Agus Salim diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Selain itu Salim juga dipercaya sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta.
Menurut catatan harian Prof Schermerhorn, pemimpin delegasi Belanda dalam perundingan Linggajati, Agus Salim adalah orang yang sangat pandai. Seorang jenius yang mampu bicara dan menulis dengan sempurna sedikitnya dalam sembilan bahasa. Hanya satu kelemahan dari Haji Agus Salim, yaitu hidup melarat.
Kehidupan Haji Agus Salim tidak hanya sederhana, bahkan mendekati miskin. Keluarga Haji Agus Salim pernah tinggal di Gang Lontar Satu di Jakarta. Kalau menuju ke Gang Lontar Satu, harus masuk dulu ke Gang Kernolong, kemudian masuk lagi ke gang kecil. Bisa dibayangkan, mana ada pejabat sekarang yang tinggal di "cucu" gang.
Bahasa Prancis Agus Salim bikin PM Vietnam Selatan bengong
Spoiler for 2:
Kisah ini diceritakan oleh George McT Kahin. Ia adalah seorang wartawan yang bekerja untuk sebuah kantor berita Amerika (Overseas News Agency). George pertama kali kenalan dengan Haji Agus Salim pada tahun 1948 di Yogyakarta. Saat itu Agus Salim menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. George datang ke Indonesia dalam rangka ingin menulis tentang Indonesia. Terutama keadaan Indonesia saat itu setelah Indonesia merdeka. Empat tahun berlalu, setelah George menjabat sebagai pembantu guru besar muda di Cornell University, maka oleh pimpinan Program Asia Tenggara, Agus Salim diundang sebagai guru besar tamu pada semester musim semi tahun 1953 datang ke universitas tersebut. Agus Salim diminta memberi suatu kursus singkat tentang agama Islam dan seminar tentang 'Islam Indonesia' di Amerika Serikat. Program itu kerap membuat dosen dan mahasiswa antusias mengikuti program tersebut. Sebab sebelumnya juga ada guru besar muslim menggelar program tentang Islam.
Di tengah lawatannya ke Amerika Serikat, George mempertemukan Agus Salim dengan Ngo Dinh Diem. Ia adalah Calon Perdana Menteri Vietnam Selatan. Pertemuan berlangsung setahun sebelum Diem diangkat sebagai perdana menteri. Kala itu Diem datang ke Cornell dalam rangka keliling Amerika Serikat untuk mencari dukungan bagi negaranya yang masih akan dibentuk. Pada saat itu Diem adalah orang yang terkenal pintar bicara. Tiap-tiap diskusi dan berdebat Diem selalu merajai percakapan. Saking pintarnya, lawan bicara Diem selalu kalah dan hanya bicara satu dua patah kata. Kemudian George berinisiatif mempertemukan Agus Salim dengan Diem di Ruang Pertemuan Tenaga Pengajar. Acara dikemas dengan santap makan malam. Sambil makan malam, George begitu terperangah ketika Agus Salim dan Diem berbicara bahasa Prancis.
Selama ini Diem dikenal orang Asia yang mahir berbicara bahasa Prancis. Rupanya, kefasihan Diem berbicara bahasa Prancis tak membuat Agus Salim terdiam. Justru yang membuat George kaget adalah dalam percakapan itu Agus Salim lebih mendominasi. Agus Salim malah lebih menguasai pembicaraan hingga tak memberi kesempatan pada Diem untuk bicara. Agus Salim ternyata lebih mahir berbicara bahasa Prancis. Selama ini Agus Salim memang dikenal banyak menguasai bahasa asing. Selain Inggris, Agus Salim juga fasih berbicara bahasa Arab, Prancis dan Jerman. Delapan tahun kemudian, George berada di Saigon, sebuah kota di Vietnam. Di sana ia kembali bertemu dengan Diem. Dalam wawancaranya selama empat jam, George mengaku kalah bicara dengan Diem. Ini yang membuat George kesal. Saking kesalnya tiba-tiba ia teriangat Agus Salim. "Coba bila ada hadir Pak Salim, yang menjijikkan Diem itu sebelum saya mewancarainya." kenang George. Pengalaman George ini kemudian ditulis dalam buku "Seratus Tahun Haji Agus Salim" yang diterbitkan oleh Sinar Harapan.
Komandan Jepang marah anak buahnya tahan Haji Agus Salim
Spoiler for 2:
Salah satu "kelebihan" Haji Agus Salim" dibandingkan para Bapak Bangsa lainnya adalah menjadi pemimpin yang tidak pernah dipenjarakan atau dibuang oleh penjajah. Ini tentu berbeda dengan yang pernah dialami misalnya oleh Soekarno maupun Mohammad Hatta yang pernah dipenjara atau dibuang penguasa kolonial.
Saat berkunjung ke India dalam kepentingan diplomasi pada tahun 1950, Haji Agus Salim pernah ditanya oleh wartawan India, apakah dirinya pernah ditahan. Lewat pertanyaan itu, Agus Salim mengungkap rahasia mengapa dia tidak pernah ditahan oleh penguasa kolonial.
"Oh tidak (pernah ditahan)! Aku berpendapat seorang pemimpin yang dibuang atau dipenjarakan adalah pemimpin yang tidak ada gunanya (lost leader). Maka aku selalu sangat hati-hati akan jangkauan undang-undang penguasa dan berusaha tidak kena jerat," ujar Haji Agus Salim.
Inilah rahasia yang dinilai mencerminkan kecerdikan khas Minang yang dimilikinya.
Tapi benarkah Haji Agus Salim tidak pernah ditahan? Anak ketiga Haji Agus Salim, Violet Hanifah biasa dipanggil Jojet punya cerita bahwa Haji Agus Salim sebenarnya pernah mendekam di penjara. Berapa lama? Hanya dua hari. Ya, dua hari. Itupun dengan penyesalan dari pihak yang menahannya.
Begini cerita Jojet dikutip dari buku Seratus Tahun Haji Agus Salim. Waktu itu Jepang baru beberapa hari menduduki Indonesia. Seorang pejabat Kempetai datang ke rumah Haji Agus Salim memintanya datang ke kantor.
Pada hari yang ditentukan, Haji Agus Salim datang ke kantor Kempetai tetapi tidak menemukan pejabat yang datang ke rumahnya. Kata petugas, pejabat itu sedang ke Sukabumi.
Petugas pun bertanya apa keperluan Haji Agus Salim datang ke kantor. Haji Agus Salim menjawab tak tahu karena dia hanya dipanggil.
Petugas bingung apa yang harus dilakukan kepada Haji Agus Salim. Setelah berunding, akhirnya mereka sepakat untuk menahan Haji Agus Salim sebagai tindakan jaga-jaga. Di dalam tahanan, Haji Agus Salim tetap mengumandangkan azan di tempat yang semula banyak orang takut akan memancing kemarahan Jepang.
Habib Ali (Sayid Ali Alhabsy) dari Kwitang nyeletuk. "Tuh Pak Haji memanggil Tuhannya."
Pejabat yang memanggil Haji Agus Salim kemudian kembali dan terkejut mendengar tamunya ditahan. Buru-buru ia perintahkan Haji Agus Salim dikeluarkan dari sel.
Pejabat itu lantas minta maaf dengan sangat kepada Haji Agus Salim. Dia lupa berpesan kepada anak buahnya agar meminta Haji Agus Salim pulang saja kalau dia sedang ke Sukabumi.
Pejabat itu mengaku hanya ingin berbincang dengan Haji Agus Salim tentang berbagai persoalan. Akhirnya, setelah dua hari di tahanan Haji Agus Salim dipersilakan pulang.
Sesampai di rumah, keluarga pun bahagia menyambut. Begitu juga para sahabat seperti M Hatta dan M Roem yang kebingungan Haji Agus Salim hilang selama dua hari.
Kisah Haji Agus Salim ke New York dibantu panili selundupan
Spoiler for 3:
Pada masa-masa awal berdiri, segala macam terobosan darurat dilakukan para pendiri republik demi tegaknya Republik Indonesia. Seperti kisah yang diceritakan oleh Margono Djojohadikusumo dalam membantu perjuangan Sutan Sjahrir dan Haji Agus Salim.
Saat itu dalam kabinet RI yang pertama dengan Sutan Sjahrir sebagai perdana menteri, Haji Agus Salim menjadi menteri luar negeri. Pada waktu itu RI belum mencapai status de jure pada masa 1946-1947. Untuk itu, Indonesia harus memperkenalkan statusnya kepada dunia.
Untuk keperluan itu, Sjahrir dan Haji Agus Salim harus berangkat ke Lake Success di New York guna membela Indonesia di depan PBB sebagai forum dunia.
Saat itu, Margono Djojohadikusumo yang juga ayah dari begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo menjabat sebagai presiden direktur Bank Negara Indonesia.
Untuk itu, Margono mendapat tugas demi mendapatkan "devisa" kemudian nantinya digunakan membiayai perjalanan Sjahrir dan Haji Agus Salim ke New York. Saat itu, Belanda giat melakukan blokade perdagangan luar negeri bagi Indonesia. Satu-satunya jalan terbuka adalah jalan penyelundupan ke Singapura.
"Kesusahan kerapkali membikin orang menjadi cerdik dan boleh juga jika hendak dikatakan memperluas hati nurani seseorang," tulis Margono dalam bukunya, Kenang-kenangan dari tiga zaman".
Datanglah kecerdikan Margono. Saat itu dia melihat di Temanggung dan Magelang banyak terdapat kebun panili yang besar. Panili ini sebenarnya untuk ekspor tetapi karena blokade Belanda menjadi tidak punya nilai di dalam negeri.
Jika dikirim dengan pesawat terbang, panili tidak memerlukan banyak ruang. Demikianlah, Margono lantas meminta memborong panili dengan uang Republik Indonesia.
Panili itu diangkut dengan pesawat yang akan membawa Sjahrir dan Haji Agus Salim ke Singapura tanpa dapat dirintangi Belanda. "Saudara kita orang Tionghoa AP Lim menyelenggarakan penjualannya," ujar Margono.
Dengan uang penjualan panili itulah, dibayar sebagian dari biaya delegasi Sjahrir dan Haji Agus Salim. "Sebenarnya hal ini patut saya rahasiakan kepada mereka sebab adalah tidak sesuai dengan 'martabat' delegasi Republik Indonesia ke PBB, bahwa perjalanan mereka dimungkinkan oleh panili yang diselundupkan," demikian tutup Margono dalam ceritanya.
Diminta tak merokok, Haji Agus Salim 'asapi' Pangeran Philip
Spoiler for 4:
Sebagai diplomat dengan kemampuan berbahasa asing yang bagus, Haji Agus Salim tak pernah canggung dalam pergaulan internasional. Dia selalu percaya diri pada event-event internasional penting yang dihadiri.
Salah satu acara penting yang dihadiri Haji Agus Salim adalah saat mewakili Presiden Soekarno dalam acara penobatan Ratu Elizabeth II sebagai Ratu Inggris di Istana Buckingham, pada tahun 1953.
Acara tersebut berlangsung seminggu lamanya dengan diisi berbagai kegiatan. Kegiatan selama Haji Agus Salim di Inggris diceritakan oleh R. Brash, duta besar Inggris untuk Indonesia pada 1982-1984, yang pernah mendampingi Haji Agus Salim pada 1953.
Menurut R. Brash, saat penobatan ratu itu, setiap hari dipenuhi dengan aneka acara. Sri Ratu sendiri mengadakan santapan resmi serta resepsi, dan selain itu diadakan beraneka resepsi lainnya, antara lain oleh Perdana Menteri Sir Winston Churcill. Memang seminggu itu penuh dengan beraneka acara dan pengaturan serta ketetapan waktu adalah sangat penting. Menurut Brash, Haji Agus Salim sungguh-sungguh menikmati segala itu. K
R Brash selalu bertugas mengiringi Haji Agus Salim pada upacara di Westminster Abbey. Mereka harus siap dini hari untuk menyertai iringan mobil para perutusan negara.
Nah, kebiasaan merokok Haji Agus Salim juga disiasati oleh R Brash. "Karena beliau merokok kretek secara bersambung-sambung, saya minta ia berjanji bahwa beliau boleh merokok sepuas hati selama di mobil, namun harus berhenti merokok sebelum memasuki gedung Westminster Abbey itu. Tidak pernah kami mengalami kesulitan untuk tiba pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat. Beliau nampaknya tidak pernah lelah, sekalipun sudah agak lanjut usia," ujar R Brash.
Bila diwajibkan mengenakan pakaian nasional, Haji Agus Salim mengenakan busana gaya Minang. Seingat dia, Haji Agus Salim terutama menyenangi setiap resepsi di mana beliau sempat berjumpa dengan utusan-utusan dari daerah yang kelak dijadikan negara Malaysia, dan bercakap-cakap dengan mereka soal keadaan di Asia Tenggara.
Soal kebiasaan merokok ini, ada cerita yang unik. Soal ini diceritakan oleh Jojet, anak ketiga Haji Agus Salim dalam buku Seratus Tahun Haji Agus Salim.
"Walaupun sudah beberapa kali diceritakan dalam buku, majalah dan koran-koran, namun karena rasanya penyajiannya kurang tepat menggambarkan konteks ceritanya, ingin juga saya kisahkan sekali lagi hikayat rokok kretek Paatje di Buckingham Palace pada resepsi yang diadakan sehubungan dengan penobatan Ratu Elizabeth II dalam tahun 1953 itu," tulis Jojet.
Menurut Jojet, ketika Haji Agus Salim melihat Pangeran Philip yang masih muda belia (32 tahun) waktu itu agak canggung menghadapi khalayak ramai yang hadir, masih tak terbiasa menempatkan diri sekadar sebagai "pasangan" Ratu yang berperan. Demikian canggung sehingga lalai meladeni tamu-tamu asing yang datang dari jauh menghormati peristiwa penobatan.
Guna sekadar melepas ketegangan sang Pangeran, Haji Agus Salim menghampirinya seraya mengayun-ayunkan rokok kreteknya sekitar hidung sang pangeran itu sambil menanya, "Paduka (Your Highness), adakah Paduka mengenali aroma (bau) rokok ini?" Dengan menghirup-hirup secara ragu-ragu sang Pangeran mengakui tidak mengenal aroma rokok tersebut. Paatje pun dengan senyum mengatakan: "Inilah sebabnya 300 atau 400 tahun yang lalu bangsa Paduka mengarungi lautan mendatangi negeri saya".
Sang Pangeran pun tersenyum dan dengan lebih luwes bergerak dan "meladeni" tamu-tamunya dari jauh.
Update
Bapak Bangsa Bagi Para Tokoh Bangsa
Spoiler for 5:
Agus Salim memang ulung dalam urusan mengolah kata. Ia dikenal sebagai singa podium di dalam kancah perpolitikan di era pergerakan nasional. Agus Salim adalah penguasa arena debat, raja adu mulut, dengan perkataannya yang lugas, berisi, dan tidak jarang bernada sensasional. Sindiran berbalut humor yang dilontarkan Agus Salim sangat tajam dan mengena sehingga membuat sasarannya tidak bisa berkutik.
Tokoh terkemuka asal Belanda, Prof. Schermerhorn, mengakui kecemerlangan intelektual Agus Salim. Seperti yang
dikutip sejarawan Asvi Warman Adam dalam artikelnya, Schermerhorn pernah berujar, “Orang tua yang sangat pandai ini seorang jenius dalam bidang bahasa, mampu berbicara dan menulis dengan sempurna dalam paling sedikit sembilan bahasa, mempunyai hanya satu kelemahan, yaitu selama hidupnya melarat.”
Agus Salim adalah seorang agamis yang berpikiran luas lagi moderat. Sejarawan kelahiran Sumatra Barat, Taufik Abdullah, menyebut gerakan politik Agus Salim dengan nama “politik jalan melingkar”. Gaya politik seperti ini, sebut Taufik Abdullah, identik dengan manuver yang elastis namun efektif. Metode awal gerakan Agus Salim cenderung kooperatif, akan tetapi kemudian menjadi agak radikal, sebelum kemudian kembali melunak lagi. Ciri aksi “politik jalan melingkar” ini dilakukan Agus Salim karena pergaulannya yang sangat luas.
Agus Salim dekat dengan segala kalangan, bahkan dengan kelompok orang Belanda sekalipun. Lama menggauli kebiasaan Belanda membuat Agus Salim tidak pernah minder berinteraksi dengan bangsa yang mengklaim dirinya ras paling unggul itu, juga pada bangsa asing lainnya. Dengan menguasai banyak bahasa, Agus Salim mewujud menjadi seorang diplomat ulung. Tutur katanya yang khas itu senantiasa membawa keberhasilan dalam setiap misi diplomasi yang diemban Agus Salim
Peran Agus Salim sebagai bapak bangsa Indonesia tidak terbantahkan lagi. Tidak terhitung orang-orang besar yang menyanjung empunya orang besar ini. “The Grand Old Man Haji Agus Salim adalah seorang ulama dan intelek. Saya pernah meneguk air yang diberikan oleh Haji Agus Salim, sambil duduk ngelesot di bawah kakinya,” demikian Sukarno mengakui kebesaran gurunya itu.
Puja-puji senada juga disematkan para tokoh bangsa lainnya kepada Agus Salim. “Sikapnya yang tangkas itu memberikan garam dalam ucapannya. Biasanya terdapat dalam perdebatan atau tulisan yang menangkis serangan lawan atau dalam pertukaran pikiran yang berisikan lelucon. Di situlah terdapat apa yang dikatakan orang dalam bahasa Belanda: Salim op zijn best,” sanjung Mohammad Hatta terhadap seniornya itu.
Buya Hamka mengalungkan segenap rasa takjub terhadap Agus Salim. Sastrawan, ulama, sekaligus aktivis politik, ini mengatakan, “Bila kita membicarakan manusia Agus Salim, kita teringat seorang pujangga, seorang filosof, seorang wartawan, seorang orator, seorang politikus, seorang pemimpin rakyat, seorang ulama. Jarang-jarang Tuhan memberikan manusia semacam itu ke dalam alam ini, apalagi kepada suatu bangsa.”
Paus sastra Indonesia, H.B. Jassin, tidak mau ketinggalan dan angkat topi terhadap pemikiran Agus Salim, “Dia ternyata tidak hanya membaca buku-buku politik dan agama saja, melainkan juga buku-buku sastra dan filsafat. Adalah aneh, seorang tokoh agama seperti dia menyenangi buku-buku Nietzsche, filsuf Jerman yang dianggap atheis itu.”
Dengan demikian jelaslah sudah, Agus Salim merupakan gurunya kaum guru, pemimpinnya para pemimpin, serta bapak negaranya kalangan negarawan. Agus Salim adalah putra kebanggaan Melayu yang dengan sadar merintis dan mengajarkan tradisi diplomasi demi tegaknya nama Indonesia di lingkungan peradaban dunia. Dari ranah Minang, Agus Salim merangkul alam raya.
Kaskuser yang baik akan meberikandan ane juga mengharapkan komengnya di kolom komentar
Bonus
Spoiler for buka:
Diubah oleh jieverhoeven 14-04-2014 13:26
0
10.5K
Kutip
56
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya