Hidup itu Bercanda, Bercandalah dengan Serius
Di antara seratus milyar matahari di galaksi Bima Sakti,
ada satu matahari kecil di pojoknya. Matahari itu punya
beberapa planet, salah satunya planet berwarna biru
bernama Bumi yang sangat kecil, cuma sepersejuta
dari ukuran matahari yang juga sudah kecil itu.
Di dalam planet kecil kebiruan itu, ada banyak makhluk
hidup, dari tumbuhan sampai hewan, pun ada hewan
yang berevolusi dengan mempunyai prefrontal cortex
di otak depannya sehingga bisa sedikit berpikir. Hewan
itu lebih suka menyebut dirinya manusia.
Tentu hewan itu mengaku pintar, cerdas, dsb bahkan
berbusa-busa sok tahu tentang semesta bahkan
menciptakan tuhan-tuhan dalam agama-agama. Padahal
hewan-hewan itu pergi ke planet lain pun belum
pernah, cuma ngendon di planet sangat kecil itu dan
cuma beberapa yang pernah pergi ke satelit terdekat.
Jadi di antara beberapa ratus milyar galaksi, jangan
harap hewan-hewan itu tahu. Yang paling tahu dari
mereka adalah para ilmuwan, selebihnya hanya
sombong dengan ilmu kengawurannya.
Demikianlah bercandanya semesta, tapi bercanda ini
sangat serius, sangat serius hewan itu seharusnya
mengakui kebodohannya dan sangat serius
mempelajari semesta. Bukan justru menolak ilmu
semesta dan kembali percaya pada mitos-mitos agama
dan budaya. Bukan justru mengagungkan ulama-ulama
agama dan menyangsikan ilmuwan fisika, biologi,
kimia.
Semesta telah bercanda atas manusia, hanya sedikit
yang menyadarinya, lebih sedikit lagi yang sangat
serius menanggapi canda semesta