“Indonesia rela mundur 50 tahun, asal para WNI etnis Cina busuk diusir semua dari RI !”

Prabowo Subianto, Capres Gerindra 2014

Di masa – masa awal runtuhnya rezim Orde Baru dan situasi politik Indonesia yang tengah runyam, mencuat kabar miring terkait sikap Prabowo terhadap etnis Cina. Prabowo yang saat itu masih menjadi petinggi TNI AD dikenal anti Cina sehingga disebut – sebut akan mengusir seluruh warga beretnis Tionghoa dari Indonesia.

Pengusaha etnis Tionghoa Sofyan Wanandi bahkan pernah mengatakan kepada seorang wartawan luar negeri, Adam Schwarz bahwa Prabowo akan mengusir etnis Cina meskipun hal itu akan berimplikasi pada mundurnya perekonomian Indonesia.

Sikap Prabowo yang dikenal sebagai sosok ambisius dan dituding sebagai dalang kerusuhan Mei 98 hingga saat ini memiliki citra buruk di kalangan warga etnis Tionghoa. Masyarakat etnis Tionghoa terutama Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) terus mendesak Prabowo untuk membuktikan bahwa dirinya benar – benar tidak terlibat dalam tragedi “pembantaian” etnis Cina tahun 1998. Hal yang tidak mampu dibuktikan oleh Prabowo.

Prabowo, Mantan Pangkostrad yang dipecat dari TNI tersebut, ditolak masuk ke Amerika Serikat, Uni Eropa, dan lain-lain karena kejahatan HAM. Pengadilan militer penetapkan Prabowo sebagai dalang Kerusuhan Mei 1998. Ia juga dituding sebagai dalang penganiayaan Etnis Tionghoa.

Namun, kini Prabowo menggigit lidahnya sendiri. Dalam bisnis, Prabowo banyak dibantu dan bekerja sama dengan pengusaha Tionghoa seperti Anthony Salim. Beredar kabar bahwa keberhasilan Prabowo dalam merebut Churchill Mining adalah hasil kerja samanya dengan Anthony Salim.

Sebelumnya diberitakan bahwa kasus perebutan konsesi lahan tambang batubara seluas 10.000 hektar di Kutai Yimur antara pihak asing Churchill Mining Plc Inggris akhirnya dimenangkan oleh PT Kaltim Nusantara Coal (KNC), perusahaan milik Prabowo Subianto.

PT Kaltim Nusantara Coal (KNC) adalah anak perusahaan Nusantara Energy, didirikan pada tahun 2005 dan telah memiliki hak konsesi meliputi area seluas 60.000 pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur.

Nusantara Energy mengoperasikan tambang-tambangnya melalui beberapa subsidiari antaralain Erabara Persada Nusantara, Nusantara Wahau Coal, Nusantara Kaltim Coal, Batubara Nusantara Coal, Kaltim Nusantara Coal, Nusantara Santan Coal dan Nusantara Berau Coal.

sumber