- Beranda
- The Lounge
Akal, Hati dan Syahwat
...
![gondes5](https://s.kaskus.id/user/avatar/2011/05/15/avatar2945292_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
gondes5
Akal, Hati dan Syahwat
Quote:
Kita telah mengalami ironi luar biasa. Agama-agama di muka bumi menjadi sumber konflik. Sehingga kita capek ngomong agama.Jika kita mundur dua langakah, andai tidak ada agama, apakah kita berani? Apakah kita bisa hidup damai?
Pada awal mulanya Tuhan menciptakan BIG BANG atau Pancaran Cahaya, yang dalam tasawauf disebut NUR MUHAMMAD. Kemudian pancaran ini menjadi kumparan yang berputar-putar. Sampai akhirnya ada yang memadat-madat. Jumlahnya sampai bertriliyun-triliyun. Sampai akhirnya menjadi susunan bintang-bintang. Kemudian ada tata surya-tata surya yang luar biasa banyak. Jadi ciptaan Tuhan yang pertama itu cahaya. Kemudian cahaya itu menjadi benda-benda. Ada yang menjadi benda padat, benda cair, benda gas. Kemudian katankalah itu satu dimensi. Dimensi cahaya, kemudain dimensi benda. Jadi kita ini manusia yang dihasilkan dari sekian evolusi dimensi. Pertama cahaya, kemudian benda, Jadi kita ini sebenarnya tidak lebih dari kerikil, batu, tanah liat. Tetapi, ada evolusi dari benda itu. Yaitu pertama cahaya dulu, kemudian menggumpal menjadi benda. Kemudian benda ini ada yang berketumbuhan, yaitu tanam-tanaman, ini dimensi berikutnya. Kemudian benda berketumbuhan menjadi bernafsu berdarah daging, yang dinamakan binatang. Binatang begitu dikasih akal oleh Tuhan, maka dia disebut manusia. Bedanya adalah dia punya 3 unsur. Jadi dulu Tuhan membikin Adam. Terus ditiup kepalanya, sehingga berakal. Kemudian dia ditiup dadanya, sehingga punya hati nurani. Kemudian ditiup syahwatnya.
Hidup manusia, adanya Negara, adanya sistem sosial, adanya kebudayaan, atau apapun, sebenarnya adalah untuk menentukan manajemennya antara akal sama hati nurani sama syahwat. Yang primer mana? Yang ketua mana? Yang wakil mana? Yang bahaya mana? Yang baik mana? Kalau kita keliru memanage 3 hal ini, maka manusia gagal menjadi manusia. Diantara akal, hati dan syahwat Pemimpinnya yang mana? Yang Punya kehendak fikirannya, hatinya atau syahwatnya? Tentu yang punya kehendak hatinya. Kemudian akal membantu hati untuk membatasi diri. Kalau kemauan hati ya pinginnya kimpoi 10 kali, korupsi sebanyak-banyaknya, punya mobil banyak.
Jadi kemauan hati itu tidak terbatas. Karena Hati bersifat seperti api. Dan api itu membara kalau syahwat mempengaruhi dia. Jadi Antara fikiran, hati, syahwat ada sistem kontrol. Fikiran aslinya Cuma ada otak, tapi karena ditiup (di atas ubun-ubun) oleh gelombang elektromagnetiknya Tuhan, maka dia punya fungsi software, sehingga dia bisa berfikir. Jadi Akal adalah otak yang ditiup oleh kehendak Tuhan sehingga dia bisa punya fungsi berfikir. Kambing juga punya otak, tapi tidak mendapat tiupan hidayah dari Tuhan, maka kambing tidak bisa berfikir. Gunanya berfikir adalah menentukan regulasi-regulasi, menentukan batasan-batasan. Kalau manusia diberi kebebasan, tujuannya adalah untuk memahami batasannya. Kalau orang tidak mengerti batasnya, maka dia akan hancur dengan sendirinya. Maka akal gunanya adalah untuk menemani hati, supaya hati punya batasan .
Contoh: Kalau kemauan setelah diangkat jadi bupati atau gubernur , kalau bisa ya dua kali. Setelah itu istrinya, setelah itu besannya, setelah itu keponakannya, pokoknya terus gitu lah. Bagaimana caranya 2014 ini, partai yang berkuasa harus naik dari 7,5% konstituennya. Kalau tidak bisa naik dair 7,5% insya allah pemilu diusahakan untuk batal. Supaya naik, maka partai-partai oposisi, partai-partai yang besar, partai yang lain terutama si mrh dan si kng harus dicari tokoh-tokohnya yang punya masalah. Dicoba dilaporkan ke K*K, untuk diseret ke dalam penjara. Jadi akan ada TO (Target Operasi) yang besar-besaran. Tokoh-tokoh yang anda kagumi tiap hari di televisi, di Koran-koran, mereka juga adalah target operasi. Tujuannya adalah supaya dua pesaing ini supaya tidak bisa apa-apa. Sehingga yang berkuasa ini bisa naik konstituennya. Itu semua adalah SYAHWAT. Yaitu ketika fikiran tidak mampu menemani hatinya, sehingga syahwatnya yang akhirnya berkuasa atas hatinya.
Intinya Politik kita sekarang ini yang memimpin syahwatnya atau hatinya???? Syahwat itu tidak hanya seks. Syahwat itu sesuatu yang tidak proporsional. Segala sesuatu yang berlebihan. Segala sesuatu yang seperti api sifatanya. Bukan seperti air, bukan seperti benda padat. Karena kalau api itu tidak ada ukurannya. Sebatang korek api kita bakarkan ke karpet, maka seluruh karpet terbakar. Seluruh ruangan terbakar. Seluruh bangunan terbakar. Seluruh kota terbakar. Bisa jadi seluruh pulau terbakar. Dan berarti seluruh dunia bisa terbakar hanya oleh sebatang korek api. Itulah sifatnya hati, apalagi kalau dipengaruhi oleh syahwat. Dan Indonesia saat ini apakah dipimpin oleh hati nurani atau akal sehat atau syahwat???? Jawabannya tentu saja syahwat. Jadi kalau digambar, kepalanya berupa syahwat. Syahwat itu keserakahan, orang yang tidak tahu batas. Maka fikiran ini kan urusannya regulasi. Urusannya memahami batasan-batasan. Ilmu pengetahuan gunanya adalah supaya manusia mengerti empan papannya.
Jadi untuk berdamai diantara kita, sudahlah tidak usah menggunakan islam dulu, Kristen dulu. Ndak usah kita gunakan hindu, budha, kong hu chu dulu. Kita gunkan kemanuisan dulu deh. Kalau anda itu manusia, masak sih anda mau menyakiti orang. Anda cukup punya nurani saja dan akal sehat. Masak anda mau menyakiti orang. Masak anda mau mencuri. Masak anda mau membunuh orang. Kalau manusia lulus jadi manusia, insya allah meskipun dia tidak beragama, insya allah akan damai satu sama lain. Kalau manusia bener-bener manusia dengan manajemen yang bagus antara fikiran dan hati nuraninya untuk mengatasi syahwatnya, insya allah manusia bisa berdamai.
Jadi intinya jadi manusia dulu, baru kemudian belajar agama. Lha jadi manusia aja belum. Kalau manusia ya tidak menyakiti orang. Kalau manusia ya tidak menghina orang. Kalau manusia ya tidak merendahkan orang., tidak membunuh orang, tidak membenci orang. Jadi cukup jadi manusia saja, asal kita lulus jadi manusia itu sudah lumayan.
Sekarang justru orang punya agama, malah tidak jadi manusia. Kok bisa orang memvonis orang lain kafir? Apakah orang buta boleh ditanyai “ Kamu kok buta kenapa tho?”. Ada orang pincang ditanayai “ Cang Pincang mau ke mana cang?” Apakah boleh begitu? Ada orang mrongos “ Halo mrongos?” Apakah Boleh?. Cukup jadi manusia kita tidak akan menyakiti orang. Jika mundur dua langkah, katakanlah anda bukan orang islam, katakanlah anda bukan orang Kristen, katakanlah anda orang yang tidak beragama, asalkan anda manusia, insya allah pasti damai.
Pada awal mulanya Tuhan menciptakan BIG BANG atau Pancaran Cahaya, yang dalam tasawauf disebut NUR MUHAMMAD. Kemudian pancaran ini menjadi kumparan yang berputar-putar. Sampai akhirnya ada yang memadat-madat. Jumlahnya sampai bertriliyun-triliyun. Sampai akhirnya menjadi susunan bintang-bintang. Kemudian ada tata surya-tata surya yang luar biasa banyak. Jadi ciptaan Tuhan yang pertama itu cahaya. Kemudian cahaya itu menjadi benda-benda. Ada yang menjadi benda padat, benda cair, benda gas. Kemudian katankalah itu satu dimensi. Dimensi cahaya, kemudain dimensi benda. Jadi kita ini manusia yang dihasilkan dari sekian evolusi dimensi. Pertama cahaya, kemudian benda, Jadi kita ini sebenarnya tidak lebih dari kerikil, batu, tanah liat. Tetapi, ada evolusi dari benda itu. Yaitu pertama cahaya dulu, kemudian menggumpal menjadi benda. Kemudian benda ini ada yang berketumbuhan, yaitu tanam-tanaman, ini dimensi berikutnya. Kemudian benda berketumbuhan menjadi bernafsu berdarah daging, yang dinamakan binatang. Binatang begitu dikasih akal oleh Tuhan, maka dia disebut manusia. Bedanya adalah dia punya 3 unsur. Jadi dulu Tuhan membikin Adam. Terus ditiup kepalanya, sehingga berakal. Kemudian dia ditiup dadanya, sehingga punya hati nurani. Kemudian ditiup syahwatnya.
Hidup manusia, adanya Negara, adanya sistem sosial, adanya kebudayaan, atau apapun, sebenarnya adalah untuk menentukan manajemennya antara akal sama hati nurani sama syahwat. Yang primer mana? Yang ketua mana? Yang wakil mana? Yang bahaya mana? Yang baik mana? Kalau kita keliru memanage 3 hal ini, maka manusia gagal menjadi manusia. Diantara akal, hati dan syahwat Pemimpinnya yang mana? Yang Punya kehendak fikirannya, hatinya atau syahwatnya? Tentu yang punya kehendak hatinya. Kemudian akal membantu hati untuk membatasi diri. Kalau kemauan hati ya pinginnya kimpoi 10 kali, korupsi sebanyak-banyaknya, punya mobil banyak.
Jadi kemauan hati itu tidak terbatas. Karena Hati bersifat seperti api. Dan api itu membara kalau syahwat mempengaruhi dia. Jadi Antara fikiran, hati, syahwat ada sistem kontrol. Fikiran aslinya Cuma ada otak, tapi karena ditiup (di atas ubun-ubun) oleh gelombang elektromagnetiknya Tuhan, maka dia punya fungsi software, sehingga dia bisa berfikir. Jadi Akal adalah otak yang ditiup oleh kehendak Tuhan sehingga dia bisa punya fungsi berfikir. Kambing juga punya otak, tapi tidak mendapat tiupan hidayah dari Tuhan, maka kambing tidak bisa berfikir. Gunanya berfikir adalah menentukan regulasi-regulasi, menentukan batasan-batasan. Kalau manusia diberi kebebasan, tujuannya adalah untuk memahami batasannya. Kalau orang tidak mengerti batasnya, maka dia akan hancur dengan sendirinya. Maka akal gunanya adalah untuk menemani hati, supaya hati punya batasan .
Contoh: Kalau kemauan setelah diangkat jadi bupati atau gubernur , kalau bisa ya dua kali. Setelah itu istrinya, setelah itu besannya, setelah itu keponakannya, pokoknya terus gitu lah. Bagaimana caranya 2014 ini, partai yang berkuasa harus naik dari 7,5% konstituennya. Kalau tidak bisa naik dair 7,5% insya allah pemilu diusahakan untuk batal. Supaya naik, maka partai-partai oposisi, partai-partai yang besar, partai yang lain terutama si mrh dan si kng harus dicari tokoh-tokohnya yang punya masalah. Dicoba dilaporkan ke K*K, untuk diseret ke dalam penjara. Jadi akan ada TO (Target Operasi) yang besar-besaran. Tokoh-tokoh yang anda kagumi tiap hari di televisi, di Koran-koran, mereka juga adalah target operasi. Tujuannya adalah supaya dua pesaing ini supaya tidak bisa apa-apa. Sehingga yang berkuasa ini bisa naik konstituennya. Itu semua adalah SYAHWAT. Yaitu ketika fikiran tidak mampu menemani hatinya, sehingga syahwatnya yang akhirnya berkuasa atas hatinya.
Intinya Politik kita sekarang ini yang memimpin syahwatnya atau hatinya???? Syahwat itu tidak hanya seks. Syahwat itu sesuatu yang tidak proporsional. Segala sesuatu yang berlebihan. Segala sesuatu yang seperti api sifatanya. Bukan seperti air, bukan seperti benda padat. Karena kalau api itu tidak ada ukurannya. Sebatang korek api kita bakarkan ke karpet, maka seluruh karpet terbakar. Seluruh ruangan terbakar. Seluruh bangunan terbakar. Seluruh kota terbakar. Bisa jadi seluruh pulau terbakar. Dan berarti seluruh dunia bisa terbakar hanya oleh sebatang korek api. Itulah sifatnya hati, apalagi kalau dipengaruhi oleh syahwat. Dan Indonesia saat ini apakah dipimpin oleh hati nurani atau akal sehat atau syahwat???? Jawabannya tentu saja syahwat. Jadi kalau digambar, kepalanya berupa syahwat. Syahwat itu keserakahan, orang yang tidak tahu batas. Maka fikiran ini kan urusannya regulasi. Urusannya memahami batasan-batasan. Ilmu pengetahuan gunanya adalah supaya manusia mengerti empan papannya.
Jadi untuk berdamai diantara kita, sudahlah tidak usah menggunakan islam dulu, Kristen dulu. Ndak usah kita gunakan hindu, budha, kong hu chu dulu. Kita gunkan kemanuisan dulu deh. Kalau anda itu manusia, masak sih anda mau menyakiti orang. Anda cukup punya nurani saja dan akal sehat. Masak anda mau menyakiti orang. Masak anda mau mencuri. Masak anda mau membunuh orang. Kalau manusia lulus jadi manusia, insya allah meskipun dia tidak beragama, insya allah akan damai satu sama lain. Kalau manusia bener-bener manusia dengan manajemen yang bagus antara fikiran dan hati nuraninya untuk mengatasi syahwatnya, insya allah manusia bisa berdamai.
Jadi intinya jadi manusia dulu, baru kemudian belajar agama. Lha jadi manusia aja belum. Kalau manusia ya tidak menyakiti orang. Kalau manusia ya tidak menghina orang. Kalau manusia ya tidak merendahkan orang., tidak membunuh orang, tidak membenci orang. Jadi cukup jadi manusia saja, asal kita lulus jadi manusia itu sudah lumayan.
Sekarang justru orang punya agama, malah tidak jadi manusia. Kok bisa orang memvonis orang lain kafir? Apakah orang buta boleh ditanyai “ Kamu kok buta kenapa tho?”. Ada orang pincang ditanayai “ Cang Pincang mau ke mana cang?” Apakah boleh begitu? Ada orang mrongos “ Halo mrongos?” Apakah Boleh?. Cukup jadi manusia kita tidak akan menyakiti orang. Jika mundur dua langkah, katakanlah anda bukan orang islam, katakanlah anda bukan orang Kristen, katakanlah anda orang yang tidak beragama, asalkan anda manusia, insya allah pasti damai.
sumber
Diubah oleh gondes5 05-04-2014 12:23
0
2.1K
Kutip
3
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![The Lounge](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-21.png)
The Lounge![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
923.4KThread•84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya