Sumatera Utara (Sumut) memiliki sejumlah masjid tua penuh sejarah. Masjid-masjid ini menjadi saksi kejayaan kerajaan Islam di masa penjajahan Belanda dan tetap bertahan hingga kini. Beberapa di antaranya sudah mengalami pemugaran, tapi tak sedikit yang mempertahankan bangunan aslinya.
Berikut beberapa masjid bersejarah di Sumut:
Quote:
Masjid Lama
Tegak di Atas Solidaritas
MASJID Lama terletak di Jalan Masjid No 12 Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe. Dibangun 1902 dan selesai 1904, dari usulan gabungan pedagang Suku Padang, Jawa dan Aceh beserta warga sekitar kepada Sibayak Lingga, masjid ini menjadi yang tertua di Tanah Karo.
Sesuai keterangan Nasir Mesjid Muhammad Sidiq Surbakti (60), dalam pembangunan perdananya mesjid tersebut mendapat bantuan Rp250 dari Sultan Langkat. Tanah masjid merupakan hibah dari tanah ulayat Sembiring Berahmana Rumah Kabanjahe.
Quote:
Masjid Al Osmani
Dibangun Sultan Deli
MASJID Al Osmani berlokasi di Jalan KL Yos Sudarso Km 19,5 Medan Labuhan didirikan Sultan Deli, Ali Osman pada 1854 silam dengan menggunakan kontruksi kayu. Pada 1870-1872 atau masa Sultan Maimoen Al Rashid Perkasa Alamsyah, bangunan masjid direnovasi dengan menggunakan kontruksi semen.
Pada 1927 masjid ini kembali direnovasi oleh De Deli Maatscappij sebuah perusahaan kongsi antara Kerajaan Deli dengan Belawan. Masjid Al Osmani ini merupakan masjid yang berada di sekitar lingkungan Kesultanan Deli, sebelum akhirnya dipindahkan Istana Maimoen ke Medan.
Quote:
Mesjid Raya Nur Addin
Dibangun Pendiri Kota Tebing
MASJID Raya Nur Addin yang terletak di tengah-tengah Kota Tebingtinggi tepatnya di Jalan Suprapto adalah masjid paling tua di Kota Tebingtinggi. Mesjid Raya ini berdiri sekitar tahun 1861 yang didirikan Raja Negeri Padang (Tebingtinggi) Tengku Haji Muhammad Nurdin dan juga sekaligus beliaulah sang pendiri Kota Tebingtinggi. Beliau meninggal pada 1914 dan lahir ditanah Tebingtinggi yang dulunya kerajaan Padang pada 1836. Mesjid Raya Nur Addin mengalami dua kali rehab,pertama sekitar tahun 1975 dan kedua sekitar tahun 1980-an.
Quote:
Masjid Rantau Panjang
Peninggalan Sultan Serdang
MASJID Raya Sultan Basyaruddin atau dikenal dengan sebutan Masjid Raya Rantau Panjang terletak di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu. Bangun masjid layak menjadi situs sejarah, dibangun pada tahun 1854 M oleh Sultan Serdang ke IV, Sultan Basyaruddin Syaiful Alamsyah yang merupakan kewaziran Sultan Aceh.
Masjid itu memiliki 20 tiang sebagai penyangahnya, tiang-tiang itu dari bahan semen. Bangunan Masjid Raya telah beberapa kali mengalami renovasi. Lantainya sudah keramik serta beberapa jendela telah dipasang kaca nako. Awalnya, lantai masjid hanya berlantaikan semen serta jendelanya tidak memiliki kaca. Sedangkan didalam bangunan masjid terdapat mimbar yang terbuat dari kayu dipakai khofib pada saat ceramah.
Sekian thread sederhana ane..
Semoga menambah ilmu pengetahuan ya gan
Jangan lupa komen beserta
dan
**silahkan agan kalo mau menambahkan masjid bersejarah di daerah masing-masing