Mungkinkan mantan Presiden Habibie lupa bahwasanya Main Battle Tank (MBT) Leopard itu dapat bermanuver di sungai dan lumpur. Ataukah memang Habibie itu tidak mengetahuinya? Sebab bila kita ingin melihat dan mengetahui lebih dalam bahwasanya Leopard itu mampu dan dapat bermanuver di sungai dan lumpur.

Kita juga harus mencari tahu dan mengetahui lebih mendalam tentang Tank Leopard yang mampu dan memiliki kecepatan 60 km per jam di jalanan beraspal, dan itu telah terbukti, meskipun dengan bobot 60 ton Tank Leopard tersebut.

Tank buatan Eropa itu berbobot 60 ton. Meski demikian, tekanan jejak pada tanah hanya 0,8 kilogram/centimeter kubik (kg/cm2) atau 8,9 ton/m2.

Dengan tekanan jejak 8,9 ton/m2 itu, tank Leopard sangat memenuhi syarat untuk digunakan di jalan-jalan Indonesia. Beban Terbagi Rata (q) Leopard adalah 2,38 kNm2. Ini lebih lebih kecil dari jembatan kelas A dan B (q = 4.46 kNm2) di Indonesia.

Biasanya, jembatan memiliki lebar 6 meter dan panjang 40 meter. Tank Leopard mampu manuver off road, di permukaan berlumpur, di sungai dengan kedalaman kurang dari 4 meter. Itu pasti.

Diberitakan sebelumnya, Habibie mengkritik pemerintah yang membeli tank Leopard buatan Eropa itu. Pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) buat TNI AD itu dinilai tidak tepat, sebab tidak cocok digunakan di wilayah Indonesia yang pulau dan perairan.

"Tank itu tentu tidak bisa lewat jembatan. Saya dengar November akan datang 120 unit Leopard. Itu nanti mau taruh di mana?" katanya, 26 Maret lalu.

Dengan pernyataan Habibie tersebut. Dapat saya jawab dengan jelas. Dengan luas wilayah NKRI yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau, dan 34 provinsi, tentu mudah untuk menyimpan Tank Leopard. Gitu aja Repot!


Link sumbernya : http://nasional.news.viva.co.id/news...gai-dan-lumpur