yantiqueAvatar border
TS
yantique
Prabowo: Saya dari Keluarga Anti-Soekarno (Prabowo Mengaku Berkiblat ke Barat)
Prabowo: Saya dari Keluarga Anti-Soekarno
Selasa, 18 Desember 2012 13:56


Soekarno family

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menunjukkan betapa pentingnya penegakan demokrasi di negeri ini. Bagi Prabowo, demokrasi adalah keyakinan.

"Saya dari keluarga anti-Soekarno. Tapi sekarang sama-sama Peramdi yang Soekarnois," kata Prabowo di Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan, Selasa (18/12/2012).

Meski saat dulu masih berada di institusi TNI, Prabowo menjunjung penuh sistem demokrasi. Karena itu saat terjadi peristiwa perubahan menuju orde baru dan reformasi, Prabowo mendukung penuh.

Prabowo pun pernah sekali waktu menyampaikan kepada Permadi, mantan politisi PDIP yang kini di Gerindra, tentang indahnya demokrasi. "Saya katakan kepada Permadi, anda itu 2000 Soekarno, bukan 100 persen Soekarno. Sebentar-sebentar Soekarno, sebentar-bentar membenci tentara, Tapi sekarang kami sama-sama," jelas Prabowo.

Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini memilih banting stir ke dunia politik karena terketuk untuk memperbaiki kondisi bangsa. Prabowo melihat ada keanehan dan kekeliruhan dalam perjalanan bangsa ini. "Dan sebagai anak bangsa saya ingin membeperbaiki arah bangsa yang salah itu. Karena itu saya belajar politik," jelas Prabowo.
http://news.liputan6.com/read/470254...-anti-soekarno

Paduka Mulia Soekarno dan anti Barat yang dipertanyakan
Sabtu, 1 Juni 2013 11:31


Soekarno

Merdeka.com - Sejagat tak henti-hentinya membicarakan sosok persiden pertama Indonesia satu ini. Kusno Sosrodiharjo alias Sukarno alias Ir. Sukarno alias Bung Karno memang tak tergantikan. Dunia mencatatnya sosok tegas, berkarisma, punya karakter, dan tentunya garang terhadap barat.

Ya, Sukarno sangat anti barat. Dia membatasi segala hal berbau Amerika Serikat, Inggris, dan antek-anteknya. Di zaman kepemimpinannya Anda tidak akan bertemu majalah luar negeri, buku dari pengarang barat, stasiun radio luar negeri, televisi saluran luar negeri, dan lain-lain.

Termasuk dalam urusan budaya. Sukarno sangat perhatian untuk urusan seni. Dia penyuka karya anak bangsa nomor satu, termasuk dalam urusan musik. Bapak revolusi Indonesia ini penyuka musik keroncong, gending jawa, dan semua berbau Indonesia. Dia menyadari budaya bisa digunakan untuk menyerang suatu negara justru dengan mudah diterima tanpa kekerasan. Ini membuatnya ketar ketir. seperi dilansir situs biography.com (2002).

Pelarangan terhadap musik barat pun demikian. Termasuk saat The Beatles digemari seantero jagat dan lagu mereka dibawakan di pelbagai kesempatan. Mungkin Indonesia menjadi satu-satunya negara melarang warganya nyanyi ala empat sekawan asal Kota Liverpool, Inggris, bergenre rock n roll.

Mereka yang terbukti memiliki rekaman The Beatles langsung dibakar. Penolakan Soekarno pada The Beatles ini terlihat saat stasiun televisi Amerika CBS mewawancarai dia di penghujung tahun 1965. Sejagat tentu saja penasaran kenapa Sukarno tidak menyukai John Lennon dan kawan-kawannya.

Jurnalis CBS saat itu yakni Bernard Kalb dan Pete Kalischer menjadi saksi sebelnya Sukarno pada musik rock n roll yang diplesetkan dengan ngak ngik ngok. Musik itu dianggap kacangan dan tidak pantas didengar.

Hinaan Sukarno pada The Beatles sampai ke telinga empat sekawan itu. Dalam tur dunia di Negara Bagian San Diego, Amerika, pada 26 Agustus 1965 mereka hanya tertawa menanggapi pernyataan presiden Indonesia zaman itu.

"Saya rasa itu perbuatan tolol," ujar John Lennon, vokalis The Beatles membalas atas larangan the Beatles di Indonesia.

"Dia (Sukarno) harus membeli dulu album kami sebelum membakarnya, sehingga kami bisa dapat royalti," kata George Harrison ketika tahu album mereka dibakar di Ibu Kota Jakarta. Bahkan Paul Mc Cartney sempat melecehkan Sukarno dengan gurauan. "Daripada dia membakar album kami, lebih baik dikirim kembali ke kami. Nanti kami beri potongan setengah harga," ujarnya.

Perseteruan ini membuat personil The Beatles hingga kini belum pernah menjejakkan kakinya di Indonesia meski penggemarnya di negara ini membludak.

Kebencian Sukarno pada The Beatles sebenarnya menjadi pertanyaan banyak pihak. Jika memang dia anti barat kenapa menyukai tari dan ahlinya berdansa. Dia juga gemar menonton film-film Hollywood di istana. Sukarno diketahui satu dari pemimpin dunia pertama bertandang ke pusat industri film Amerika itu untuk berdiskusi dengan pekerja film di sana.

Sukarno juga pernah mengundang Marylin Monroe ke pestanya di Hotel Beverly Hills. Pada saat bertemu Presiden Kennedy bulan April 1961, dia konon sempat mampir ke Hawaii bertemu Elvis Presley raja rock n roll tengah syuting. Saat kampanye anti barat bergema, Sukarno malah menemui aktris Italia terkenal masa itu Gina Lollobrigida di Ibu Kota Roma. Hingga kini belum ada yang bisa menjelaskan kenapa sikapnya itu jadi berubah 180 derajat.
http://www.merdeka.com/dunia/paduka-...rtanyakan.html


SABTU, 26 OKTOBER 2013 | 06:12 WIB
Prabowo Mengaku Berkiblat ke Barat

TEMPO.CO Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku kecewa pada pers Barat. Menurut dia, pers Barat cenderung tidak fair. Padahal, Prabowo mengaku hidupnya berkiblat ke Barat. “Dari umur 6 sampai 16 tahun saya tinggal di negara Barat, di Inggris dan Amerika,” kata dia saat bertandang ke kantor Tempo,Rabu 9 Oktober 2013. “Saya memang masuk AKABRI. Saya lulus, sebelum dan sesudahnya saya banyak bersekolah di Barat. Saya elite Indonesia yang berkiblat ke Barat, kagum pada Barat, besar di alam itu. Jadi, saya besar dengan nilai Barat, nilai modern.”

Sebelum memasuki AKABRI Darat Magelang pada 1970, Prabowo memang bersekolah di American School in London, United Kingdom, pada 1969. Karena terbiasa dengan kehidupan di negara Barat, Prabowo ingin Indonesia berkiblat ke sana jika ingin maju. “Kita harus westernisasi, harus adopt (menyerap) nilai-nilai Barat.”

Soal kebebasan pers, Prabowo menekankan pentingnya nilai-nilai kebebasan itu. “Ini sakral,” kata dia. “Dan saya karena produk Barat, saya mengalami internalisasi nilai itu. Nilai yang mereka katakan kepada kita, humanisme, demokrasi liberal, fair play, the rule of law, saya terima.”
http://www.tempo.co/read/news/2013/1...iblat-ke-Barat

--------------------------

China Today!







Berkiblat ke Barat dan ke Timur? Sudah kagak zamannya lagi. Itu yang namanya China, komunis, tapi sistem ekonominya sudah pasar bebas dan ikut 'free trade' dan masuk dalam arus gliobalisasi ekonomi. Sementara AS, yang katanya kapitaisme dan demoratis, kini menjelma menjadi negeri sosialis ... semuanya di 'bailout' ... emoticon-Big Grin
0
19.7K
167
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.