Manan HT
Quote:
Trik dagang jamak dilakukan para peritel sejak berabad-abad lalu. Jika dikumpulkan, mungkin ada ribuan trik yang telah digunakan untuk merayu konsumen. Tujuannya hanya satu: memancing gairah konsumen untuk berbelanja sebanyak-banyaknya.
Dari sekian banyak cara, ada satu yang sering diterapkan pengusaha ritel swalayan: label harga. Menurut situs Money Talks News trik harga ini menyentuh sisi psikologis konsumen, seolah-olah barang yang dipajang harganya murah. Dengan harga yang "eyecatching", konsumen pun terpancing untuk terus berbelanja, mungkin hingga dompetnya kosong melompong.
Trik ini sebetulnya sederhana dan terlihat konyol, tapi entah mengapa selalu berhasil. Agar lebih bijak saat berbelanja, sila waspadai cara-cara ini.
Quote:
Quote:
1. Harga dengan akhiran .. 99.999 atau 99.995
Quote:
Trik ini dijuluki charm price atau harga yang menawan. Dengan bilangan yang tak genap, barang tersebut seolah-olah terlihat murah. Konsumen pun terpancing untuk melihat angka paling depan. Misalnya, harga asli sebuah ponsel Rp 2.000.000. Jika si pedagang memasang label Rp 1.999.995, Anda akan terpancing melihat angka 1 dan menyangka harga ponsel itu sekitar Rp 1 juta. Padahal pada faktanya ponsel itu tetap Rp 2 juta. Lagipula, saat ini tak ada lagi uang kembalian Rp 5.
Quote:
Quote:
2. Tak memasang banderol
Quote:
Cara ini biasa diterapkan restoran mewah. Dengan menghilangkan banderol dari daftar menu, pelanggan restoran yang punya cukup uang merasa bebas makan apa saja dan mungkin akan menyesal setelah melihat bon. Trik ini diterapkan ritel-ritel di Amerika dan Eropa, dengan menghilangkan tanda US$. Misalnya memasang banderol "20" pada barang seharga US$ 20. Tanpa embel-embel US$, konsumen merasa harga barang itu murah.
Quote:
Quote:
3. Trik membatasi barang
Quote:
Ini trik yang cukup unik. Dengan memasang poster bertuliskan "Barang ini terbatas, satu orang maksimal 2 unit", konsumen merasa barang tersebut langka dan wajar jika harganya mahal. Karena merasa tak ingin kehabisan, konsumen pun membeli barang tersebut dengan limit maksimal. Padahal sebetulnya dia hanya perlu satu buah saja.
Quote:
Quote:
4. Promosi gratis
Quote:
Promosi adalah kata ajaib yang menjadi jimat para peritel sejak zaman dulu. Saat ini, kata promosi diubah menjadi "beli satu dapat dua" atau "beli motor gratis helm". Padahal peritel sudah membebankan margin barang yang "gratis" itu pada harga keseluruhan.
Quote:
Quote:
5. Harga borongan
Quote:
Ada peritel yang memasang poster seperti ini: 10 kotak Rp 100 ribu. Memang, si peritel tak mengambil margin terlalu besar dari tiap unit barang. Namun ia memancing konsumen agar membeli barang tersebut dalam jumlah banyak. Trik ini biasa diterapkan penjual barang kelontong, makanan kemasan, atau rokok.
Quote: