Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kawawakaAvatar border
TS
kawawaka
Jokowi Tinggalkan "Bom Waktu" Untuk Ahok
JAKARTA, KOMPAS.com —Direktur Eksekutif The Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat menyayangkan keputusan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk maju bersaing sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Menurut Hasan, Jokowi hanya bisa "satu paket" bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam memimpin sebuah pemerintahan.


"Jokowi maju jadi presiden seperti meninggalkan 'bom waktu' buat Ahok (Basuki). Dia (Jokowi) ngomong, 'Ahok, gue maju jadi presiden, tenang saja nanti lo gue back up dari Istana.' Seharusnya, tidak seperti itu," kata Hasan, di Eatology Jakarta, Kamis (27/3/2014).

Sebagai pelopor gerakan pendukung pasangan Jokowi-Basuki di Pilkada 2012, ia menyesalkan keputusan Jokowi maju dalam Pilpres 2014. Sebab, tagline Jakarta Baru sudah melekat dengan Jokowi-Basuki sehingga ia meyakini tagline Indonesia Hebat maupun lainnya belum dapat mengungguli Jakarta Baru yang dibawa Jokowi-Basuki.

Baru hampir dua tahun masyarakat Jakarta merasakan perubahan Jakarta Baru, salah satu pemimpin mereka diusung oleh partai politik maju menjadi calon presiden. Jika Jokowi benar-benar meninggalkan Jakarta, fungsi legitimasi Jakarta terancam. Sebab, peran legitimasi pemerintahan Jakarta Baru dikuasai oleh Jokowi, sedangkan Basuki berperan sebagai eksekutor dan membereskan birokrasi.

Jika Jokowi berpindah ke "Medan Merdeka Utara", satu hal yang menjadi pertanyaaan adalah apakah pegawai negeri sipil (PNS) mau menuruti instruksi Basuki yang menjabat sebagai gubernur DKI?

"Jakarta Baru terancam kehilangan legitimasi, sementara Indonesia Hebat tidak memiliki eksekutor sekuat Ahok, maka tagline PDI-P itu terancam tidak akan terealisasi," kata Hasan.

Ia juga tidak menerima alasan Jokowi maju capres demi mempermudah hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang selama ini terhambat, seperti normalisasi 13 sungai besar di Jakarta. Program itu, kata dia, jangan dijadikan tolok ukur untuk maju sebagai calon presiden. Sebab, di Kalimantan dikelilingi oleh sungai yang lebih banyak lagi, mencapai 30 sungai. Maka dari itu, seharusnya semua gubernur di Indonesia bisa bersama-sama mengajukan diri sebagai calon presiden dengan alasan yang serupa.

Adapun solusi yang ditawarkan adalah dengan turut mendorong Basuki maju ke ranah politik nasional, yang lebih tinggi dari pemerintah daerah. Apabila keduanya (Jokowi-Basuki) sama-sama meninggalkan Jakarta, Pilkada DKI 2015 pun berpeluang terselenggara kembali. Hasan tak mempermasalahkan hal tersebut. Langkah ini dinilainya lebih efektif agar Jakarta tidak lagi ditinggalkan kepala daerah di tengah jalan. Sebab, pemilihan presiden baru akan berlangsung pada 2019 mendatang.

"Daripada bertaruh, mending mulai Pilkada 2015, dan Jakarta Baru dipimpin pemimpin baru. Upaya ini jadi win-win solution," kata Hasan.

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/03/28/1025236/Jokowi.Tinggalkan.Bom.Waktu.untuk.Ahok

=====

mau liat kemampuan lo jadi gubernur jgn byk bacot...
Diubah oleh kawawaka 28-03-2014 10:39
0
1.9K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.