- Beranda
- The Lounge
MENGAPA ISLAM TAK MENANG?
...
TS
prabujaka
MENGAPA ISLAM TAK MENANG?
Quote:
Di masa kampanye seperti sekarang, banyak caleg dan parpol menebar janji manis. Sebelas dari dua belas partai nasional yang berkompetisi di pemilu 2014 adalah partai lama. Sepuluh dari dua belasnya sudah pernah ‘mencicipi’ kursi dewan perwakilan rakyat. Reformasi sudah berjalan lima belas tahun, tapi sampai hari ini, indonesia –menurut saya- rasanya masih jalan di tempat. Masalahnya masih itu-itu saja: korupsilah, kurangnya sarana dan infrastruktur, birokasi yang panjang. Bahkan khusus Jakarta yang sekarang gurbernurnya dipimpin gurbernur –yang katanya terbaik sedunia, bahkan dijuluki setengah dewa- masalahnya tidak berubah, masih banjir, masih macet bahkan bertambah-tambah saja banjir dan macetnya.
Jika merujuk pada statistik tentang keragaman umat beragama hampir sembilan puluh persen masyarakat indonesia beragama islam, dan di pemilu 2014 ada 3 partai islam (PPP, PKS dan PBB) dan 2 partai bermassa islam (PKB dan PAN), tapi menurut survey beberapa lembaga kelima partai ini cukup anjlok perolehan suaranya. Gabungan kelima partai ini hanya mendulang 20-25% suara saja, alias hanya seperlima hingga seperempat dari total suara. Sangat menyimpang bukan dengan kenyataan bahwa sembilan dari sepuluh masyarakat indonesia adalah muslim tapi hanya satu dari empat muslim yang memilih partai islam.
Sebagian beranggapan? Ah, jangan mencampur adukkan politik dengan agama. Bukankah sebagian caleg dari partai nasionalis juga muslim? Bahkan presiden SBY dari partai nasionalis juga beragama islam. Padahal islam itu harusnya masuk dalam setiap sendi kehidupan umat muslim. Bayangkan, masuk jamban saja ada doanya, ada adabnya, ada agama di sana. Apalagi berpolitik!.
Ketika sebagian besar muslim tidak memilih partai islam apakah itu sepenuhnya salah masyarakat muslim? Mungkin tidak sepenuhnya, karena memang kenyataan banyak dari para anggota partai yang sekarang jadi pesakitan tertangkap KPK karena kasus korupsi. Bahkan mantan presiden PKS sekarang ada dipenjara!. Jadi tingkat kepercayaan masyarakat muslim terhadap partai islam rendah juga karena ternyata banyak caleg yang gagal jadi teladan bagi masyarakat. Sungguh jauh jika kita melihat kilas balik shirah (kisah) kepemimpianan Nabi Muhammad, atau para sahabat. Sebagai contoh, banyak di antara kita yang sudah mendengar tentang kepemimpinan khalifah Umar Ibn Khattab, yang rela menggotong karung berasnya sendiri untuk keluarga miskin yang anaknya menangis kelaparan sementara ibunya hanya bisa memasak batu karena tidak ada yang bisa di masak. Nah, keteladanan seperti inilah yang kurang masa-masa ini. Masyarakat butuh dan akan selalu butuh yang namanya keteladanan.
Tapi benarkah itu juga sepenuhnya salah partai islam? Yah, kita sebagai masyarakat juga harus instrospeksi diri. Jujur saja, banyak di antara kita yang Cuma ‘kenal’ mesjid bila waktu shalat jumat saja, itupun ceramah jumatnya ketinggalan. Bahkan ada yang kenal mesjid Cuma pas shalat ied saja. Padahal Allah memanggil kita dikediamannya 5 kali sehari. Tapi kita sendiri sering mengabaikan (semoga yang membaca artikel ini tidak begitu –red). Tahukah anda, pemimpin itu sesungguhnya ada cermin dari masyarakatnya. Jika para pemimpin kita korupsi, berarti sebenarnya di level bawah kita juga banyak yang melakukan korupsi. Mulai dari mahasiswa yang titip absen (korupsi waktu), nyogok polisi, doyan mabuk, doyan judi atau doyan zina. Nah kalau wakil anda di gedung dewan seperti itu kelakuannya, mungkin karena sebagian dari kita juga begitu kelakukannya. Coba deh pikir lagi.
Lihat saja, begitu banyak masjid di negeri ini. Sebagian bahkan berdiri megah, tapi begitu sedikit yang rutin shalat di sana. Agak lumayan sewaktu maghrib tapi sangat menyedihkan di waktu subuh. Karena begitulah kualitas iman kita, maka Allah memberi begitu juga kualitas pemimpin kita. Sebenarnya kita lebih butuh masyakarat yang baik daripada pemimpin yang baik. Bukan berarti kita tidak butuh pemimpin yang baik, tapi kalau semua masyakakat atau sebagian besar masyarakat tingkah polahnya islami, maka insya Allah tingkah polah pemimpinnya juga islami. Bukankah begitu?
Coba perhatikan, sekarang kita sedang heboh dengan calon presiden yang alhamdulillah muslim tapi populer bukan karena kesalehannya, tapi karen ndeso’ perilakunya. Saya tidak menilai itu salah, tapi apakah kita tidak pernah menilai seseorang dari kualitas imannya? Bukankah Tuhan menilai seseorang dari kualitas imannya. Memang bahkan ustadz pun bisa saja khilaf dan berdosa, tapi bila ada ustadz yang khilaf dan berdosa apakah itu berarti semua ajarannya runtuh. Jika kita tidak peduli dengan keimanan calon pemimpin kita, bagaimana kita berharap Allah akan ‘peduli’ masa depan bangsa kita.
Jadi, apakah islam akan kalah lagi di pemilu nanti?
Islam itu tidak pernah kalah, sesungguhnya kitalah yang mengaku orang islam yang kalah...
28.03.14
0
2K
Kutip
19
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.2KThread•83.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru