Apa pendapat agan tentang sinetron-sinetron kita? Mungkin basi adalah salah satu opsi jawabannya. Kebanyakan berisi kisah-kisah mainstream tentang cinta atau perjuangan hidup. Sama saja.

Tapi setelah saya memutar kembali rekam jejak kisah percintaan saya sampai saat ini, ternyata nggak jauh-jauh dari apa yang menjadi tema sinetron/film yang sering dianggap basi, yang saya sendiripun malah ikut menertawakan.



1. Kasih Tak Sampai


Cinta segitiga atau apapun namanya adalah sebuah keadaan mainstream dalam kitab percintaan manapun. Dan ya, saya pernah terlibat dalam skenario hidup, tentang kisah cinta yang rumit ini.

Ini terjadi kira-kira 10 tahun yang lalu, tepatnya saat saya baru mencicipi bangku kuliahan. Setelah pergulatan mencari teman dilingkungan baru, akhirnya saya punya sobat karib. Sebut saja namanya Ujang. Nah si Ujang ini punya pacar, sebut saja namanya Maimunah. Singkat cerita saya jatuh cinta sama si Mumun (nama panggilan Maimunah). Alasannya, saya dan Mumun punya kesamaan hobi dan pemikiran. Lebih dari 85% film yang pernah saya tonton juga ditonton Mumun. Lebih dari 75% musisi yg saya suka, lagu-lagunya juga disukai Mumun. Belum lagi buku, makanan favorit dll. Tapi sebesar apapun rasa cinta saya pada Mumun, jauh lebih besar nilai persahabatan saya dengan Ujang. Hingga pada suatu hari sesuatu telah terjadi. Mumun meninggal dalam kecelakaan Bis paling mengerikan tahun itu.

Bagian terbaiknya : Saya berterus terang pada Ujang tentang perasaan saya sama Mumun, 6 bulan setelah Mumun berpulang. Saya masih inget jawaban Ujang waktu itu.

"Gue tau kok. Tuhan itu adil."


2. Siti Nurbaya


Ini kisah cinta yang udah bener-bener legendaris tapi masih tetap miris untuk dikenang. Percaya nggak percaya, kisah seperti gini masih eksis sampai sekarang. Dan yang saya laluin dulu bener-bener sinetron banget.

Ini terjadi setelah bayang-bayang Mumun dalam hidup saya hilang. 2 tahun setelah meninggalnya Mumun akhirnya saya mencintai seseorang yang menurut saya waktu itu bukan milik orang lain. Sebut saja namanya Juminten.

Proses pe-de-ka-te dengan Juminten cukup lama sekitar 1 tahun. Prinsip saya dalam dunia percintaan adalah : Jangan jadi pengeran tapi jadilah detektif. Maksudnya, janganlah kita jadi orang yang jaim saat pe-de-ka-te tapi jadilah orang yang pinter baca kode, mampu menganalisa gelagat dan menerjemahkan sandi. Intinya saya memastikan jawaban yang akan keluar dari mulutnya adalah 'yes' bukan 'no'.

Skip

Akhirnya saya mendapatkan 3 yes dari dia, temen2 nya dan ibu kost-nya. Tapi ternyata selama 2 tahun jalan bareng, alay-alayan bareng, ada rahasia besar yang siap untuk meledakkan kestabilan jiwa saya. Dan rahasia itu adalah rahasia super basi khas sinetron : dia ternyata udah tunangan di kampung dengan pria pilihan bapaknya.


3. Cinta tapi Beda


Entah berapa banyak sinetron, film, buku atau bahkan lagu yang mengangkat tema ini. Kisah cinta yang mentok pada tembok keyakinan yang berbeda. Dan yang saya alami beberapa tahun yang lalu ini, nggak jauh-jauh amat dengan kisah yang telah banyak beredar. Khusus yang ini saya nggak mau jelasin panjang lebih karena ngilu-ngilu pedih untuk mengingatnya. Pada akhirnya kita mengambil langkah yang paling bijaksana untuk kita berdua. Melangkah mundur menjauhi tembok lalu mencari lorong-lorong lain dimana kebahagiaan masing-masing mungkin tersimpan di sana. Meskipun dia sempat berniat ingin pindah agama, namun saya menolak. Buat apa jika itu semua dilakukan hanya untuk cinta belaka?



Makasi udah mampir gan