Quote:
Rabu, 19 Maret 2014 | 12:37 WIB
Calon presiden yang juga Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi, saat mengunjungi SMP Negeri 223, Kampung Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (18/3/2014). Dalam kunjungannya, Jokowi bertanya kepada para murid mengenai Kartu Jakarta Pintar yang telah dibagikan oleh Pemprov DKI Jakarta. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta menilai, tergerusnya nilai-nilai semangat kebangsaan pada diri anak-anak Indonesia, salah satunya, karena hampir tidak ada lagi stasiun televisi lokal yang mampu menyodorkan acara yang mendidik.
"Acara TV yang bisa memberikan pendidikan, yang mana sih? Tunjukkan saya, acara apa? Tunjukkan saya. Acara berita juga yang jelek-jelek terus sehingga pesimisme anak muncul gara-gara acara dan berita yang seperti itu," kata Jokowi kepada para wartawan, di Balaikota Jakarta, Rabu (19/3/2014).
Jokowi pun menyoroti acara debat yang dinilainya lebih banyak mempertontonkan aksi saling hujat, yang dinilainya tidak sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
"Debat saling mencaci, menghujat, mengejek, mencemooh teman-teman sendiri. Kayak kita bukan orang Indonesia. Budaya kita tidak seperti itu, itu yang harus mulai diubah," ujarnya.
Untuk itu, Jokowi berharap agar ke depannya, stasiun-stasiun televisi memperbanyak program acara yang mendidik.
Jokowi juga menginstruksikan kepada dinas pendidikan agar menggalakkan kembali kegiatan baris-berbaris sebelum masuk kelas, dan memanjatkan doa disertai menyanyikan lagu-lagu kebangsaan sebelum belajar.
"Penanaman nilai etika dan kesopanan harus dimulai kembali. Berikanlah pembelajaran yang baik kepada anak-anak kita," ujarnya.
sumber :
http://megapolitan.kompas.com/read/2...ampaign=Kpopwp
Benar Pak ! Di TV jarang ditampilkan tokoh, pejabat, ulama dan ustadz yang asli patut diteladani, yang ada hanya tokoh2 artificial dalam rangka pencitraan. Termasuk Bapa-kah ?