Asalamualaikum
Langsung ajee yaaa gan,

1. Pemilihan Gubernur DKI

Waktu itu Bu Mega udah bulat mencalonkan Adang Ruchiatnasebagai gubernur DKI. Tapi Pak Prabowo, Djan Faridz & JK terus nyepik-nyepik Bu Mega buat mengusung Pak Jokowi, karna sejak awal memang Gerindra sudah tekad buat ngusung Jokowi sebagai gubernur, nahh Prabowo mengusulkan Ahok sebagai wakil gubernur. Ingattt, ahok pada waktu itu adalah kader "GOLKAR", tapi Prabowo bukan mencalonkan kader dari Gerindra malah mencalonkan ahok yang merupakan kader golkar, karena Prabowo tau, bagaimana figur Ahok sebagai pemimpin. Prabowo pun mencalonkannya secara GRATIS, gak ada embel-embel balas budi. Nahh sekarang liat sendiri tuhh bagaimana sepak terjang Jokowi-Ahok di Jakarta, mantebb kan. Apakah Gerindra minta proyek atau minta balas budi?? Noooo...!!!! Ikut kampanyepun ahok dilarang, karena memang sudah disuruh mengabdi oleh Prabowo untuk Jakarta.


2. Pencalonan Walikota Bandung

Nohh Ridwan Kamil (Kang Emil) kelihatan bagaimana kerjanyee, Bandung jadi kota lebih hidup, lebih bersahabat, ruang publik dimana-mana. Arsitektur berperan penting dalam pembangunan kota Bandung. Ridwan Kamil tuhh kan sebelumnya dosen Arsitek yaa kalau gak salah. Ridwan Kamil waktu itu diusung Gerindra bersama PKS. Ingat, Ridwan Kamil "BUKAN" kader PKS, dia adalah orang non partai yang diusung jadi Walikota karna sepak terjangnya untuk kemanusiaan udah terkenal dimana-mana, contahnya aja Lereng Merapi tuhhh, Ridwan Kamil ikut juga terjun buat ngebangun kembali.
Mungkin sekarang sering sekali ya PKS mengklaim dan membanggakan Ridwan Kamil sebagai kader, tapi sekali lagi, Kang Emil "BUKAN" kader PKS. Nahh sekarang setelah Kang Emil terpilih apakah Gerindra mengusik, mengklaim, dan minta balas budi?? Sekali lagiii Noooo..!!! Karna Gerindra sudah menugaskan dan menghibahkan Kang Emil untuk kemajuan Kota Bandung.

3. Pilpres 2009

Waktu itu pilpres ada dua kubu kuat, Yaitu Mega dan SBY, tapi ada satu kubu kuat lagi yang sayangnya suara partainya gak tembus batas 20% suara, dialah "Gerindra" dengan mengusung Prabowo. Waktu itu prabowo diyakini dapat mengalahkan SBY jika dia diusung sebagai CAPRES. Nahh PDIP yang waktu itu belum mempunyai calon wakil presiden karena mungkin PDIP kesulitan cari figur kuat yang mau disandingkan dengan Bu Mega. Tarik Ulur lobi-lobi PDIP gencar dilakukan. Saya yakin Pada waktu itu, elektabilitas Prabowo 'lebih tinggi' dibandingkan dengan Bu Mega. Tapi mau bagaimana lagi karena tidak sampai 20% maka mau gak mau kudu koalisi. PDIP yang terus memohon, akhirnya Prabowo legowo menjadi cawapres bu Mega, asalkan prabowo juga mempunyai andil dalam menentukan menteri-menteri. Maka akhirnya ditandatanganilah perjanjian "BATU TULIS".

Terciptalah persaingan antara
SBY - Pembantunya (Budiono) <--- cari aman nihh gan, trauma waktu masik sama JK
VS
Mega (punya nama karna anak Bung Karno) - Prabowo (Sang Jendral Medan Tempur yang merakyat)

TAPI SEKARANG ????

SUNGGUH AIR SUSU GERINDRA, DIBALAS AIR TUBA PDIP

NB: gw setuju2 aja sama jokowi, dia juga bagus programnya, tapi gw gak setuju ama PDIPnya gan yang numpang aja, lihat nohh kabinet bayangan PDIP kek gmanaa. Gmana coba PDIP tanpa Jokowi??? jawab sendiri deh gan..,hahahaha
andai aja bisa duet PRABOWO-JOKOWI, tapi kelihatannya gak mungkin dehh, yang terbaik ajaa dahh....



yang suka silahkan kasih


yang gak suka silahkan kasih


yang mau nambahin gw taruh dimari gan.


kang emil bukan kader PKS gan, yang kader PKS tu wakilnya. Dia dosen ITB jurusan arsitektur kalo gak salah, dan dia bukan kader partai, memang kalo ane lihat orangnya agamis gitu, makanya PKS sok-sok mengklaim, padahal bukan kader.


naissss inphooo gan


Kalo ane nyoblos Regina-nya ajaa dehh gan gpp

setujuu banget sama agan ini, banyak tokoh2 yang berlatar belakang hebat dibidangnya masing2,