Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pulau Di Ambil Negara Lain, Rakyat Marah, Tetapi Bahasa Di Rusak Alay Rakyat Ga Marah

chaseungwonAvatar border
TS
chaseungwon
Pulau Di Ambil Negara Lain, Rakyat Marah, Tetapi Bahasa Di Rusak Alay Rakyat Ga Marah
Pulau Di Ambil Negara Lain, Rakyat Marah, Tetapi Bahasa Di Rusak Alay Rakyat Ga Marah

JAKARTA – Fenomena masyarakat Indonesia saat ini sedang memprihatinkan dalam persoalan berbahasa. Dimana, saat ini banyak orang lebih suka menggunakan istilah gaul dalam berkomunikasi ketimbang berbicara sebagaimana mestinya Bahasa Indonesia.

Misal saja kata lambat diubah menjadi lambreta, barangkali menjadi keles, banget menjadi bingit, memang menjadi emberan, remaja wanita gaul menjadi cabe-cabean, dan masih banyak lagi. Semua itu kini menjadi istilah baru dalam percakapan anak muda. Celakannya, istilah ini juga sudah menjadi bahasa tulisan di jejaring sosial yang dianggap sudah lumrah.

Pemerhati Bahasa Indonesia, Eko Endarmoko, menilai saat ini masyarakat Indonesia tengah mengalami darurat bahasa. Nasionalisme publik dalam berbahasa Indonesia pun kini dipertanyakan.

“Nasionalisme kita hanya terjadi pada hal tertentu saja. Saat pulau dicaplok kita marah dan nasionalisme kita tergerak. Namun pada sisi lain, saat Bahasa Indonesia dirusak kita diam saja seperti tak terjadi apa-apa,” tegas Eko kepada Okezone, Selasa (18/3/2014).

Dirinnya mengharapkan, masyarakat harus lebih bangga dalam berbicara atau menulis dengan Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dengan demikian, kelestarian Bahasa Indonesia dapat terjaga sampai kapan pun.

“Contohnya saja pemerintah lebih suka menggunakan istilah mangrove ketimbang bakau. Memang ada apa dengan kata bakau? Ada lagi program televisi yang tujuannya membangkitkan nasionalis tapi judulnya asing seperti Save Our Nation,” lanjut Eko.

“Kalau tidak salah Bung Hatta pernah berpidato di forum internasional dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Hal ini harus dibiasakan pemimpin kita. Kita punya Undang-Undang Bahasa yang salah satu isinya kita harus berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, termasuk para petinggi negara,” pungkasnya.

Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/03...masa-diam-saja
0
3K
43
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.