Akhirnya SAAB kepanasan dg banyaknya berita bahwa TNI lebih condoh ke SU-35 sebagai pengganti F-5. Akibatnya kartu truf Gripen dioper ke Indonesia: ToT:

SAAB tawarkan ToT Gripen


Saya pribadi melihat bahwa sebaiknya kita tidak hanya mempertimbangkan mana yg lebih unggul dalam hal kemampuan tempur di udara tapi jauh dari pada itu memperhitungkan faktor2 strategis secara cerdas. Pertanyaan yg harus kita jawab adalah :
1. Apakah memang selalu dibutuhkan fighter yg mumpuni? Contoh untuk sekedar patroli rutin atau melakukan monitor pergerakan pesawat/kapal selalu dibutuhkan SU-35 ?
2. Operating cost untuk kegiatan rutin
3. Factor resiko kegagalan proyek IFX yg tinggi
4. Jumlah pesawat yg dibutuhkan
5. Masalah maintenance dan sparepart

Amat tidak bijak kalo misalnya kita membeli full SU-35 karena :
1. Jumlah pesawat yg didapat lebih sedikit
2. Operating cost yg mahal
3. Risk pada spare part.

Sehingga sudah sewajarnya kita mengcombine kelebihan2 dari IFX, Gripen dan SU :
1. Untuk patroli rutih Gripen memiliki kelebihan yaitu operating cost yg murah
2. Untuk memenuhi kebutuhan size (jumlah) pesawat Grippen juga memiliki kelebihan karena paling murah dikelasnya
3. Untuk memenuhi kebutuhan kemampuan tempur mumpuni ada di SU-35
4. Untuk memenuhi kebutuhan kemandirian ada di IFX
5. Untuk memenuhi kebutuhan risk management project IFX ada di Gripen

Merespon postingan di Jakartagreater yg menyebut ToT Gripen adalah ToT karoseri tampaknya penulis terbawa factor emational saja.

ToT yg saya sebut di postingan saya ini justru menuju kearah Radar/computer/electronic bukan karoseri. Contoh yg berhasil dg ToT model ini adalah Brazil:


Dulu sebenarnya kita pernah coba mengembangkan electronic dg PT INTI dan PT LEN tapi ternyata rekan2 PT INTI amat sangat bersifat PNS sehingga PT INTI saat ini kalah dari Huawei. Taukah teman2 kalo PT INTI dan Huawei startnya sama dari rekanan Siemens ?

Swedia technologi radar, electronic dan computernya bagus karena mereka ada Ericsson.

Justru saya khawatir KFX itu ToTnya hanya pada part karoseri, bodi, rangka, sayap, dll saja karena toh tidak ada Lapan, PT INTI atau PT LEN disana, jadi siapa yg bakal belajar hal itu ???. Semoga tidak.

Dan tiba2 sepertinya muncul anggapan KFX adalah project Dewa yg tiba2 membuat Indonesia mampu dibidang electronic, material stealth, engine, weapon, dll.

Mari kita fikirkan bersama :
1. Karoseri : PT DI
2. Radar pesawat ???????
3. Weapon system ??????
4. Engine ??????
5. Material Stealth ??????