Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

masiroel47Avatar border
TS
masiroel47
Tubuh Kurus Kering Akibat Menyusui Tuyul
maap ni gan sebelumnya ane copas cerita misteri buat bkin trit dsni ..lsg aj y..
Makam Ngujang, Tulungagung, Jawa Timur,
sudah lama dikenal sebagai tempatnya orang
memuja pesugihan tuyul. Ini adalah kisah
seorang penganut pesugihan di tempat ini
yang tubuhnya kurus kering akibat menyusui
tuyul yang dipeliharanya. Dialah Srikaya
Di zaman serba materialistik ini, orang
terkadang rela melakukan apa saja. Tak
peduli, jalan yang ditempuh sesat atau hitam,
yang penting baginya adalah bisa hidup enak
dan mewah. Namun apalah arti hidup
bergelimang harta jika didapat dengan cara
yang tidak halal. Apalagi jika dikemudian hari
harta yang melimpah itu akan menyiksa lahir
batin tanpa batas waktu.
Sebut saja namanya Srikaya, meski di masa
mudanya kaya raya, ia tidak terlihat
sumringah atau segar bila dipandang mata.
Padahal ia sebenarnya bisa makan enak,
membeli berbagai macam pakaian dan
perhiasan bisa dilakukan dengan mudah.
Namun, di usianya yang belum tua, ia justru
terlihat ringkih seperti orang yang tengah
sakit-sakitan. Perihal itu, tidak banyak orang
yang tahu jika ia sebenarnya penganut
pesugihan sejenis tuyul yang setiap malam
minta disusuinya.
Pada saat di hari tuanya, bahkan Srikaya
terlihat semakin renta saja. Tak hanya
tubuhnya, penglihatan dan pendengarannya
juga tidak begitu jelas. Karena itu jika
berbicara dengannya harus ekstra keras yang
disertai dengan menggunakan bahasa isyarat
untuk memudahkan wanita tua ini menangkap
maksud pembicaraan. Kini di hari tuanya,
Srikaya hidup sebatang kara si sebuah desa
di Tulungagung, yang berbatasan dengan
Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Penulis mengetahui keberadaan Srikaya dan
jauh-jauh datang ke tempat tinggalnya setelah
seorang rekan mengirimkan sebuah pesan
yang isinya cukup menarik untuk ditelusuri.
Yakni mengenai kehidupan wanita ini yang
katanya pernah menganut sebuah pesugihan
tuyul yang diperolehnya di daerah
Tulungagung, yakni di Makam Ngujang ,
Ngantru.
Tapi, saat Srikaya ditemui penulis, ia mulanya
menolak permintaan mengobrol mengenai
masa lalunya yang kelam tersebut. Berkali-
kali ia mengatakan bahwa itu masa lalu, tidak
perlu diingat-ingat lagi. Seorang rekan yang
sudah beberapa kali mengunjungi nenek tua
ini mengatakan bahwa harus cukup sabar
untuk bisaa menggali cerita darinya.
Rekan yang mantan wartawan itu sebenrnya
sudah banyak menggali informasi mengenai
masa lalu nenek tua itu. Tapi, untuk
meyaknkan penulis, ia minta untuk
menanyakan sendiri atau barangkali ada
data-data yang masih kurang lengkap untuk
digali lagi dari nenek Srikaya tersebut.
Menurut rekan yang mantan wartawan itu,
Srikaya terpaksa melakukan pesugihan tuyul
sebab hidupnya selalu didera kemiskinan.
Kakek neneknya miskin, begitu juga ibu dan
bapaknya. Bahkan ketika Srikaya muda ini
menikah ia justru mendapatkan seorang
suami yang berasal dari keluarga miskin.
Yang lebih menyakitkan, suaminya itu
ternyata seorang pemalas dan suka main
judi. Perihal hobi suaminya ini, Srikaya sering
dibuat sakit hati. Tak hanya sakit hati akibat
jarang diberi uang belanja, uang hasil
kerjanya sendiri terkadang masih saja
dirampasnya.
Konon, karena gelap mata jarang diberi
nafkah, bahkan mungkin dalam beberapa
minggu tidak pernah dikasih uang belanja
oleh suaminya, Srikaya mendatangi Makam
Ngujang, yang ada di Kecamatan Ngantru,
Tulungagung, yang jaraknya cukup jauh dari
tempat tinggalnya. Untuk itu, ia harus
terpaksa menitipkan anak laki-lakinya yang
baru berumur sekitar sembilan tahun pada
orangtua kandungnya.
Mulanya, ia tak bermaksud untuk memuja
pesugihan. Ia hanya ingin datang saja ke
makam itu, setelah mendengar cerita dari
orang-orang bahwa sudah banyak yang
berhasil setelah berziarah ke situ. Selain itu,
ia mengaku lebih tenang saat berada di
makam itu. Ia seperti menemukan tempat
yang damai di situ. Entahlah, apakah karena
pengaruh kekuatan gaib yang ada di situ atau
memang akibat suasana yang memang
mendukung, yakni sejuk sebab banyak
pepohonan yang ada di tempat itu.
Tak sekali saja Srikaya mendatangi makam
itu. Srikaya sendiri lupa sampai berapa kali
mendatangi makam itu, mungkin pula sudah
berkali-kali. Meski sudah sering mendatangi
makam itu, namun tidak ada tanda-tanda apa
yang menjadi keinginannya akan bisa
terkabul. Ia masih sering kekurangan dan
pekerjaannya yang serabutan masih pula
dijalaninya.
Sampai pada suatu malam, setelah siangnya
baru mendatangi Makam Ngujang, dalam
tidurnya Srikaya didatangi seorang anak
gundul yang ingin kut dengannya. Karena
merasa kasihan, Srikaya akhirnya menuruti
keinginan anak kecil yang berkepala plontos
itu.
Namun, di tengah jalan bocah itu minta air
susunya. Srikaya mengiyakan begitu saja, tapi
saat bocah itu menyedot air susunya, bocah
tersebut seperti tidak ada habis-habisnya
meminumnya. Karena merasa sakit, Srikaya
akhirnya terbangun dari tidurnya. Srikaya
kaget, sebab mimpi itu seperti nyata. Mimpi
itu katanya jelas sekali, sampai-sampai ia
gemetaran dan tubuhnya berkeringat dan
keadaannya berantakan seperti orang yang
memang baru saja menyusui anaknya.
Besoknya, Srikaya kembali bermimpi. Tapi,
kali ini mimpinya didahului dengan menyusui
anak kandungnya sendiri, tapi saat itu tiba-
tiba ada bocah lain yang ingin menyusu
padanya. Berkali-kali Srikaya mimpi seperti
itu. Sampai akhirnya ia sendiri yakin jika ada
makhluk lain yang mengikutinya, yakni
makhluk gaib kecil ang brtelanjang dan
berkepala plontos, yang mungkin sejenis
tuyul.
Jika sebelumnya bocah gundul itu datang
seperti dalam mimpi, kini Srikaya mengaku
melihat dengan jelas kelebatnya. Bahkan
terkadang, ia seperti mengintip atau
memperhatikan Srikaya. Ia seperti tahu dan
mendengarkan apa-apa yang diucapkan
Srikaya. Pada saat itulah Srikaya iseng-iseng
menyuruhnya melakukan ini dan itu dan
ternyata bocah itu menurutinya. Perintah ini
dan itu, salah satunya adalah mencarikan
Srikaya uang yang entah uang itu didapatnya
dari mana oleh bocah gundul itu. Mungkin
juga mencuri milik orang-orang kaya. Meski
begitu, katanya uang yang diperoleh bocah itu
tidak pernah banyak, hanya beberapa lembar
uang puluhan ribu. Meski begitu, hampir tiap
hari Srikaya mendapatkannya.
Menurut Srikaya yang pernah diceritakan
pada rekan yang mantan wartawan itu, semua
itu berjalan seperti mimpi. Tidak ada
perjanjian gaib antara dirinya dengan
makhluk gaib penunggu makam Ngujang atau
bahkan dengan bocah gundul tersebut.
Sejak itulah, tak butuh waktu lama, kehidupan
wanita itu berangsur-angsur membaik. Ia
tidak lagi menjadi buruh serabutan. Ia mulai
membuka usaha kecil-kecilan. Dari usaha
kecil-kecilan yang dirintisnya di pasar, yakni
berjualan alat-alat dapur, usaha wanita itu
cepat sekali perkembangannya. Sampai
akhirnya Srikaya mempunyai stand di pasar
yang dibeli dari uang tabungannya. Anehnya,
jumlah tabungannya itu lebih besar dari
perkiraannya. Mengenai hal itu, mungkin uang
itu ditambahi dari makhluk kecil yang gundul
tersebut.
Tak hanya sekedar punya, lambat laun
kehidupan Srikaya benar-benar bergelimang
harta benda. Dengan kekayaan itu, Srikaya
sebenarnya bisa melakukan apa saja.
Membeli pakaian yang bagus, perhiasan,
makanan yang nikmat dan lezat, dan berbagai
hal yang menyenangkan. Tapi, ada
pandangan yang sungguh-sungguh mengiris
hati, yakni meski bisa makan enak, pakaian
mewah dan memakai perhiasan yang mahal,
aura wajah Srikaya tidak menampakkan suatu
yang membahagiakan. Wajah wanita itu
redup, seperti ada sesuatu yang menutupi.
Tubuhnya kurus kering seperti orang yang
sedang menderita sesuatu penyakit tertentu,
tidak ada yang tahu jenis penyakit apa yang
sedang diderita wanita ini. Meski begitu ada
isu yang mengatakan jika wanita ini setiap
malam menyusui makhluk gaib yang bernama
tuyl. Karena disedot oleh tuyul yang
minumnya banyak inilah wanita ini badannya
kurus kering.
SEpuluh tahun berikutnya, setelah Srikaya
mendapatkan kekayaan seperti yang menjadi
keinginannya, cobaan itu mulai datang
menerpa. Suaminya yang pemalas dan
hobinya yang hanya main judi, selingkuh
dengan wanita lain. Padahal uang untuk judi
dan selingkuh itu justru didapatnya dari
memeloroti atau diam-diam mengambil dari
usaha istrinya. Srikaya yang marah dan
menganggap lelaki itu tidak tahu diri akhirnya
menceraikannya.
Setahun berikutnya, cobaan itu datang lagi,
anak tunggalnya yang menginjak remaja
mengalami kecelakaan di jalan raya sampai
akhirnya meninggal seketika di tempat
kejadian perkara. Ditinggal suami, wanita ini
pada waktu itu masih bisa menahan
kesedihannya. Tapi, kehilangan anak
tunggalnya, sampai berbulan-bulan lamanya
Srikaya tak bisa menyembunyikan rasa
sedihnya.
Lamban laun namun pasti, kekayaan wanita
itu mulai merosot sedikit demi sedikit. Usaha
perdagangan yang dilakukannya banyak
mengalami kendala dan akhirnya menemui
kegagalan. Kepada rekan yang mantan
wartawan itu, Srikaya sempat mengaku jika ia
sama sekali tidak ada perjanjian gaib dengan
penunggu makam Ngujang mengenai tumbal
atau lain sebagainya. Srikaya sendiri tidak
tahu, apakah meninggalnya anaknya akibat
diambil penguasa gaib Makam Ngujang
sebagai tumbal atau memang murni
kecelakaan.
Meski tak juga mau bercerita panjang lebar
mengenai masa lalunya pada penulis, wanita
ini sempat juga mengaku jika ia tidak mau
lagi didatangi bocah gundul yang menurut
perkiraannya jelmaan tuyul itu. Ia tobat dan
ingin meninkmati masa tuanya yang mungkin
sebentar lagi akan diambil oleh Yang Maha
Kuasa untuk hal-hal yang lebih bak lagi.
Baginya, sekarang ini harta benda tidak ada
harganya. Sebab, selain tdak bisa
menikmatinya, kekayaan itu tidak ada artinya
jika ia hanya hidup sendiri dan keluargannya
telah meninggalnya.
Sepulang dari menemui Srikaya, penulis
sempat mampir di kompleks Makam Ngujang,
Ngantru, Tulungagung. Sebuah makam yang
dinaungi cungkup menyerupai rumah terlihat
cukup dikeramatkan di antara makam-makam
yang lain. Makam itu terkunci dan untuk
memasukinya harus ijin juru kuncinya.
Sementara itu, di kompleks makam, di antara
batu-batu nisan dan dahan-dahan pohon,
puluhan kera atau monyet sibuk
bergelantungan, bahkan terkadang mendekati
orang yang sedang berziarah di makam ini.
Konon, kera-kera ini adalah jelmaan para
penganut pesugihan yang telah habis masa
kontraknya
0
22.1K
51
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.5KThread84.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.