Orde Baru. Disingkat Orba. Sangat berbau Suharto dan kroni-kroninya. Masihkah layak mereka atau sejenisnya memimpin negara ini? Dua pilihan menjawabnya : Ya / Tidak. Titik.

Orde Baru. Sudah tidak baru lagi. Sudah dijatuhkan dan digantikan Orde Reformasi. Serupa tapi tak sama. Mengapa? Karena masih banyak tokoh-tokoh Orde Baru di dalamnya. Titik.

Orde Baru. Sudah berlalu. Tokoh-tokohnya sudah jadi kakek-kakek. Pikiran kolot nan konservatif. Sudah tentu tak mampu membaca gairah jaman, sekarang. Titik.

Orde Baru. Masih bercokol. Juga di Pemilu 2014. Sebut namanya : Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto dan Wiranto. Mimpi buruk bagi negara ini jika satu dari empat nama itu menang di 2014.

Aburizal Bakrie. Masih di Golkar. Banyak utang. Kasus Lapindo. Kasus Pajak. Jadi Capres Golkar.

Jusuf Kalla. Masih di Golkar. Kalah Saing di Golkar. Cari sewaan perahu partai untuk maju 2014. Jago Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Jago melebur kepentingan bisnis pribadi dan keluarga di kebijakan politik.

Prabowo Subianto. Bekas Golkar. Bikin partai baru. Gerindra. Pakai duit Hashim Djojohadikusumo. Penjahat HAM. Tiba-tiba didukung anak muda yang tak tahu sejarah kelam Orde Baru. Jadi Capres Gerindra.

Wiranto. Bekas Golkar. Bekas Tangan Kanan Suharto. Bikin Partai Baru. Hanura. Didukung Dana raja Media Hary Tanoe. Jadi Capres Hanura.

Apa visi misi mereka?

Sekedar melengkapi Curiculum Vitae (CV) menjelang ajal?

Atau sungguh berniat mengubah Indonesia?

Saya pilih tak percaya pada mereka.

Aburizal Bakrie. Jusuf Kalla. Prabowo Subianto. Wiranto.

Semua Antek Orde Baru.

Kemasan baru tapi tetap Orde Baru.

Pilih Wajah Baru. Bukan Orde Baru.

Pilih Tokoh Muda. Bukan Tokoh Tua.

Titik.