Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Rubah LicikAvatar border
TS
Rubah Licik
7 Kebiasaan Makan Orang Indonesia yang Aneh, oleh Matteo Meacci
Sumber: liquivier.blogspot.com/2014/03/7-interesting-indonesians-eating-habits.html



Jika Anda melihat kebiasaan makan orang Indonesia dari perspektif orang asing, Anda akan menemukan banyak hal menarik. Matteo Meacci adalah seorang chef asal Tuscany, Italia yang kerap tampil di video Yahoo! Indonesia untuk membagikan tips masak ala Italia. Ia sempat tinggal selama beberapa tahun di Indonesia dan menemukan 7 kejanggalan.

1. Soal Sambal
Saya suka pedas, tapi semua makanan di sini selalu ditambahkan sambal. Ini membuat saya sedikit stres karena saya selalu berusaha membuat masakan dengan citarasa Italia yang segar, namun kemudian para pelanggan menambahkan begitu banyak sambal, untuk apa? Maksudnya, saya bisa menggunakan jenis ikan apa saja karena rasanya akan tertutup oleh rasa sambal. Saya tidak memiliki ego yang besar, namun saya merasa pekerjaan saya tidak ada artinya lagi.

2. Persepsi Soal Makanan Italia
Kami selalu berusaha untuk mengedukasi pelanggan mengenai makanan karena persepsi orang Indonesia mengenai makanan Italia cukup salah di sini. Orang Indonesia percaya bahwa makanan Italia itu seperti Pizza Hut, padahal Anda tidak akan pernah menemukan satu pun Pizza Hut di Italia, ataupun KFC. Pizza Hut menyajikan pizza dan pasta ala Amerika, mereka mengubah semuanya (resep dan bahan). Dan ketika Pizza Hut membuka cabang di Indonesia, mereka memodifikasi rasanya lagi agar sesuai dengan selera Indonesia. Pelanggan terkadang mengeluh karena masakan saya tidak sesuai harapan mereka akan “masakan Italia” versi mereka.

3. Al Dente
Salah satu keluhan paling konyol adalah, ada pelanggan yang bilang risottonya belum matang karena terlalu keras. Itulah cara kami membuat risotto di Italia, tidak lembek seperti bubur dan sedikit keras seperti pasta, istilahnya al dente.

4. Parma Ham
Ketika saya menyajikan cold cuts (daging yang diasinkan seperti salami dan ham), mereka mengirimnya kembali ke dapur dan berkata, “parma ham ini tidak enak.” Jelas saja, karena itu memang bukan parma ham. Kami berusaha menjelaskan masakan Italia yang sebenarnya dan itu bukan pekerjaan mudah.

5. Pepperoni
Di Italia, yang kami sebut sebagai pepperoni adalah paprika, sayurannya, bukan dagingnya. Selain itu kualitas bahan-bahan lainnya juga berbeda, mulai dari tomat dan mozzarella. Saya tidak tahu, mungkin karena pengaruh cuaca atau kondisi tanah, tapi tomat Italia rasanya jauh lebih enak. Begitu pula dengan daging ikan dan sayuran lainnya. Sepertinya Anda harus pergi Italia, karena banyak yang bilang sulit sekali untuk menemukan real Italian food di luar Italia. Masakan Italia itu enak karena bahan-bahan yang kami gunakan, sayangnya bahan ini tidak bisa kami temukan di luar Italia.

6. Tingkat Kematangan Steak
Di Tuscany, kami suka steak yang rare, sangat rare. Saya mengerti jika tidak semua orang bisa menikmatinya. Tapi di sini, mereka menginginkan T-bone steak sebesar 1,2 kg dengan tingkat kematangan well done. Saya bisa gila, tidak bisalah! Daging setebal itu membutuhkan 40 menit untuk mencapai tingkat well done.

7. Makan Pizza dengan Pisau dan Garpu?

Tidak aneh, kami melakukan itu. Di Italia, jika orang makan pizza di restoran menggunakan tangan, mereka dianggap kurang sopan, namun tidak masalah jika mereka melakukannya di rumah. Di restoran fine dining di Italia, Anda tidak akan menemukan pizza karena di sana pizza dianggap makanan murah. Namun bagi saya, jika Anda makan di restoran Italia, Anda harus mencoba pizza dan pasta, itulah trademark masakan Italia.

Tentang Matteo
Meski memiliki 2 gelar di bidang environmental science dan winemaking, Matteo memilih untuk mengikuti kata hatinya menjadi seorang chef. Matteo begitu mencintai tanah kelahirannyaTuscany, Italia yang memiliki bukit hijau dengan hamparan kebun anggur dan pohon olive.

Kecintaannya diwujudkan dalam hobi barunya yaitu tato. Ia sempat menunjukkan 3 tato di tubuhnya: peta Tuscany di dada kirinya, nama anak-anaknya dalam aksara Jawa di lehernya, dan tato seekor kucing di punggungnya. Kekasihnya mungkin memiliki tato kucing yang sama seperti logo BlackCat Jazz & Blues Club, tempat kencan pertama mereka, namun Matteo menginginkan kucing yang sedikit berbeda, kucing garong.

Sementara banyak orang Asia membayangkan indahnya hidup di Eropa, Matteo malah tertarik untuk tinggal di Asia yang memiliki gaya hidup yang sangat berlawanan, lebih chaotic katanya. Matteo datang ke Indonesia pada 2011 untuk bekerja sebagai chef di sebuah restoran Italia di Jakarta.

0
10.3K
31
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.