"Udah tau pemimpinnya karbitan, gak punya misi, visi, kompetensi, dan senang KKN. Tapi masih saja dipilih lagi....."

"Dua kali jadi Presiden, dua kali jadi Gubernur, dua kali jadi Walikota, dua kali jadi Bupati, dua kali jadi Kepala Desa. Tapi gak pernah ada kemajuan apapun. Semua masih serba susah, serba berantakan...Korupsi, kolusi, dan nepotisme malah semakin merajalela"

Rasanya tidak ada yang jauh lebih "KARBITAN" dari tipe pemimpin di atas kecuali orang - orang yang memilihnya hingga dua kali. (Davinof, 2013)

Sebelum ane melanjutkan thread ini, ane mau bertanya? Dan ane berharap agan jujur menjawabnya.

Terlepas apakah dalam proses pemilihan umum tersebut terdapat banyak kecurangan. Mulai dari kampanye sembarangan hingga yang klasik yaitu soal money politik. Berikut adalah pertanyaannya :

1. Dalam proses pemilihan umum, baik itu tingkat Presiden hingga Kepala Desa, Berapa kali agan agan pernah memilih calon pemimpin yang sama hingga akhirnya mereka terpilih dan dipilih kembali?

2. Lalu apa yang agan dapat selama dipimpin oleh pemimpin pilihan agan?

A. Kemajuan di segala bidang

B. Sekedar jalan di tempat

C. Malah semakin hancur?

Jika jawabannya adalah yang terakhir (C), lalu kenapa agan memilih lagi pemimpin dengan orang yang sama? Ketika selama bertahun tahun kita dipimpin oleh pemimpin yang korup, dzolim, sewenang wenang dan tidak adil. Lalu kenapa kita memilihnya lagi? Kenapa?

Apa hanya karena tergiur oleh amplop berisi uang 15 hingga 100 ribu, lalu kita rela menggadaikan hati nurani kita kepada pemimpin yang dzolim lagi bobrok? Padahal selama beberapa tahun kedepan kita akan disengsarakan.

Apa hanya karena sebuah sajadah, kerudung, peci, hingga kaos berlambang partai. Lalu kita rela membunuh idealisme kita sendiri? Padahal Sajadah, kerudung, peci, dan kaos itu sama sekali tidak akan memberi kita nilai ibadah.

Apa hanya karena sekantung plastik sembako berisi beras, minyak goreng, dan terasi lalu kita ikhlas dikungkung oleh seorang pemimpin durjana? Dan ketika kita lapar karena harga sembako semakin terasa mahal, lalu kepada siapa kita mengadu?

Dan setelah beberapa jam "uang sogokan hasil serangan fajar"itu agan terima, lalu jadi apa uang itu? Bisa dibelikan sebuah sofa empuk berbalut kulit asli untuk bermanja manja sambil nonton televisi?

SETITIK PENCERAHAN....

Di thread yang sederhana ini, ane hanya sekedar ingin mengajak, mengingatkan, sekaligus berusaha membuka mata hati dan pikiran kita semua agar kita tidak seperti keledai. Apalagi hidup satu kandang.

Kecuali orang sinting yang otaknya sudah tertukar dengan pantat keledai (maaf), dimana mana, dari Sabang sampai Merauke hampir semua orang Indonesia teriak "HENTIKAN KORUPSI, GANYANG KORUPTOR!".

Bahkan telinga dan mata ini rasanya sudah bosan mendengar dan melihat semua hal tentang korupsi, kesewenang wenangan, ketidakadilan, kemiskinan, dan seabreg persoalan hukum dan sosial lainnya.

Kita, dan sebagian besar rakyat Indonesia yang hidupnya pas pasan, dan serba kekurangan memang belum bisa memberi kontribusi apa apa kepada bangsa ini. Tidak seperti "mereka" para pemimpin yang katanya mengaku berbuat dan bekerja untuk rakyat.

Lalu dengan kondisi yang serba kekurangan kemudian kita akan terus hidup dalam kungkungan lingkaran setan dan bernafas dalam tekanan pemimpin bertangan besi? Pasrah pada keadaan? Aaaaah rasanya tidak.

Kita sebagai rakyat yang memilih calon pemimpin di negeri ini memang tidak bisa berbuat banyak kecuali sekedar mengikuti aturan. Tapi cukuplah bagi kita untuk sekali sajamerasakan pedih dan sakitnya hidup dipimpin oleh pemimpin yang arogan, dzolim, dan KKN.

Mohon jangan pilih lagi mereka para calon pemimpin yang pernah menyakiti dan melukai hati dan kehidupan para pemilihnya. CUKUP SEKALI SAJA DAN JANGAN PERNAH DIPILIH LAGI.

TIPS & SOLUSI MEMILIH PADA PEMILIHAN UMUM

1. Ketika semua calon pemimpin nampak tidak ada yang sempurna, maka pilihlah satu pemimpin yang keburukannya lebih sedikit dibanding calon pemimpin lainnya.

2. Gunakan akal sehatdengan tidak memilih pemimpin yang gagal untuk yang kedua kali. Beri kesempatan calon pemimpin yang lain dengan harapan adanya perubahan yang lebih signifikan.

3. Jangan pernah mau disuap dan di intimidasi dengan cara apapun. Sebab mereka yang melakukan itu tidak akan mau peduli lagi kepada kita ketika kita butuh.

4. Mulailah untuk mau mempelajari track record dan sepak terjang para calon pemimpin. Agar kita tidak seperti memilih "maho" dalam karung.

5. Jangan pernah percaya pada janji - janji manis yang diumbar tanpa bukti, dan jangan pernah terpengaruh oleh buaian dan klaim omong kosong.

KESIMPULAN

Manusia diberi akal dan hati nurani oleh Tuhan agar kita berpikir dan merasakan. Maka pergunakanlah dengan benar dan semestinya. Begitu pula ketika kita memilih seorang calon pemimpin, maka pilihlah pemimpin yang benar benar amanah, jujur, dan adil. Memang tidak ada manusia yang sempurna di bumi ini, tetapi setidaknya kita tidak memilih pemimpin yang jelas jelas berhati iblis.

Jika keledai yang katanya bodoh saja tidak mau masuk ke dalam lubang yang sama, lalu apakah kita sebagai manusia yang berakal mau memilih kembali para calon pemimpin dan pemimpin yang pernah menyakiti hati, menghancurkan rakyat, dan pemilihnya?

Belajarlah pada pengalaman dan masa lalu, cukuplah penderitaan itu datang satu kali. Mulailah berpikir dengan cerdas, jernih, dan professional. Dan jadilah pemilih yang jenius.

Satu lagi....Bagi yang sudah terlanjur memilih pemimpin yang korup, dan tidak amanah. Maka peganglah kata - kata pada pepatah ini "SEPANDAI PANDAINYA TUPAI MELOMPAT SUATU SAAT AKHIRNYA AKAN JATUH JUGA" dan "SERAPIH RAPIHNYA KITA MENYIMPAN BANGKAI SUATU SAAT AKAN TERCIUM JUGA".

Terima kasih atas apresiasi dan cendolnya.......