- Beranda
- The Lounge
Surat Terbuka Untuk Presiden Atas Kabut Asap Riau
...
TS
warnock
Surat Terbuka Untuk Presiden Atas Kabut Asap Riau
Suara Keprihatinan Masyarakat Riau
Berikut adalah kumpulan keresahan Masyarakat Riau yang mereka sebarkan melalui Broadcat BBM dan artikel pada surat kabar yang coba saya Kumpulkan.
Sebelum memulai mari kita Lihat dulu seberapa Parah kah Kabur Asap di Negeri Hang Tuah ini.
Spoiler for Kabut Asap 12 Maret 2014:
Kebetulan ane baru tiba di Kota Pekanbaru kemarin gan 12 Maret 2014, dan apa yang ane rasakan setelah satu hari di sini bukan semakin baik... tapi semakin Buruk. Agan bisa nilai dari Gambar berikut, dari sudut yang sama dan Agan bisa lihat apa yang semula terlihat dan kemudian Hilang.
Spoiler for Kabut Asap 13 Maret 2014:
Quote:
SURAT RIAU UTK INDONESIA
Dear Yth. Presiden RI Bpk Susilo Bambang Yudhoyono Yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya.
Riau, dari sini Bahasa Indonesia berasal. Bahasa yg pernah membuat Nusantara satu.Titik api di sekitar kami, bukanlah simbol kemarahan Tuhan, tapi simbol KESERAKAHAN dan bukti KETIDAK PEDULIAN Negara, bukti kepongahan Jakarta trhdp Daerah.
Bapak mau kesini skrg? Bandara ditutup pak, lagipun tdk ada anak sekolah yg akan MENYAMBUT bapak, sekolah DILIBURKAN. Mau menempuh jalur darat? Bahaya pak, asap tebal tidak bagus buat kesehatan bpk dan ibu ani, lagian juga tdk bagus untuk OBJEK FOTO di Instagram.Biarkan saja seperti ini, agar Riau bisa menjadi lahan sawit dan bisa ditanami tanaman Industri.Biarkan saja seperti ini, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidak berdayaan kami di Daerah.
Kami Pasrah, Mungkin ini kehendak Tuhan.Bagi saudara/i kami di daerah lainnya, kami sgt berterima kasih atas doa yg selalu kalian panjatkan, MOHON MAAF karena kiriman asap Riau kalian jadi terganggu, jika kita tdk sempat bertemu muka, semoga kita bertemu di Surga nanti.
Sebarkan ini,semampu yg anda bisa.. Karena Kita Warga Negara INDONESIA.
#Pray For RIAU#
Dear Yth. Presiden RI Bpk Susilo Bambang Yudhoyono Yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya.
Riau, dari sini Bahasa Indonesia berasal. Bahasa yg pernah membuat Nusantara satu.Titik api di sekitar kami, bukanlah simbol kemarahan Tuhan, tapi simbol KESERAKAHAN dan bukti KETIDAK PEDULIAN Negara, bukti kepongahan Jakarta trhdp Daerah.
Bapak mau kesini skrg? Bandara ditutup pak, lagipun tdk ada anak sekolah yg akan MENYAMBUT bapak, sekolah DILIBURKAN. Mau menempuh jalur darat? Bahaya pak, asap tebal tidak bagus buat kesehatan bpk dan ibu ani, lagian juga tdk bagus untuk OBJEK FOTO di Instagram.Biarkan saja seperti ini, agar Riau bisa menjadi lahan sawit dan bisa ditanami tanaman Industri.Biarkan saja seperti ini, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidak berdayaan kami di Daerah.
Kami Pasrah, Mungkin ini kehendak Tuhan.Bagi saudara/i kami di daerah lainnya, kami sgt berterima kasih atas doa yg selalu kalian panjatkan, MOHON MAAF karena kiriman asap Riau kalian jadi terganggu, jika kita tdk sempat bertemu muka, semoga kita bertemu di Surga nanti.
Sebarkan ini,semampu yg anda bisa.. Karena Kita Warga Negara INDONESIA.
#Pray For RIAU#
Quote:
Riau, sebuah propinsi yang memiliki ribuah hektar perkebunan kelapa sawit. Disana juga terdapat perusahaan minyak dunia, Chevron. ya jika hal itu yang dimulai pasti terkesan riau itu negeri kaya, riau itu masyarakatnya sejahtera. hmmm. amiin . Semoga hal tersebut terwujud dalam waktu dekat.
Malam ini sengaja kutuliskan surat terbuka untuk sang presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih akrab di sapa pak SBY yang juga ketua umum partai demokrtat. Kami menyadari, pemilu gubernur di riau tidak di menangkan oleh partai demokrat, dan pemenangnya adalah partai golkar, meskipun begitu bukan itu hal yang ingin saya sampaikan kepada yang terhormat pak presiden.
Riau memang bukanlah propinsi yang memiliki lumbung suara terbanyak di republik ini, namun satu hal yang perlu di catat oleh pak presiden adalah riau masih indonesia. Bencana asap yang melanda propinsi riau saat ini sungguh membuatku merasa gerah dan gelisah, meski pun diriku saat ini tidak sedang berada di riau.
berbagai pemberitaan di media online, media sosial hampir seluruhnya mengatakan bahwa kondisi asap di riau sudah membuat banyak masyarakat diserang penyakit. bukan hanya itu pak SBY, pendidikan anak-anak di bumi melayu itu sekarang tertanggu karena harus diliburkan melihat kondisi asap yang begitu tebal hingga menyebabkan udaranya sangat tidak baik.
mungkin bapak saat ini sedang asik di ruangan ber-ac, di temani buku-buku dan sebagainya. mungkin bapak saat ini sedang asik menghirup udara tanpa harus khawatir menghirup serta racun dari asap dari dibakarnya lahan di riau.kami mendo'akan bapak tidak mengalami apa yang kami sedang alami ini.
pak SBY sang presiden, kami sadar minyak kami, SDA kami, telah banyak di ikhlaskan untuk republik ini, kami juga tidak meminta balas budi dari itu semua. namun bagi kami orang melayu, ada sebuah etika sopan santun yang kami junjung tinggi. kami orang yang mengerti bagaimana memperlakukan orang yang telah berbuat baik kepada kami.
pak SBY sang presiden, kondisi asap beracun yang kami hirup yang sangat tidak baik untuk kesehatan generasi muda, dan juga sangat tidak baik bagi kehidupan haraplah bapak perhatikan. luangkanlah perhatian bapak dari partai sejenak. luangkanlah perhatian bapak sejenak untuk menginstruksikan, hanya menginstruksikan para pembantu-pembantu anda di pusat untuk membantu rakyat riau.
pak SBY sang presiden, mungkin kami tidak berarti apa-apa di mata seorang pak SBY, sama halnya sebelumnya dengan gunung sinabung yang masih di sumatra. setelah berbulan-bulan para pengungsi tidak mendapat perhatian dari pemerintah pusat meski pada akhirnya datang kesana setelah bertubi-tubi di beritakan, sesama anak sumatra saya ucapkan terimakasih. kami pun tahu, disana bukanlah lumbung suara dan pulau kami memang harus menyebrangi pulau jawa untuk sampai kesana.
pak SBY sang presiden, hari demi hari dilalui oleh anak-anak sekolah dengan menghirup udara beracun. hari demi hari kami di cekoki oleh racun-racun akibat di bakarnya hutan kami. kami hanya di berikan racun dari asap-asap itu, dan keuntungannya tidak di nikmati oleh masyarakat kami.
pak SBY sang presiden, aku sungguh gelisah melihat kondisi cuaca di propinsiku. sudah berapa kali pemerintah propinsi mengirimkan bom air, sudah berapa dana di habiskan untuk itu, masih tebal asap di riau.
pak SBY sang presiden, aku hanya bisa menuliskan ini, karena aku sangat gelisah dengan kondisi negeriku, negeri melayu riau.
Malam ini sengaja kutuliskan surat terbuka untuk sang presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih akrab di sapa pak SBY yang juga ketua umum partai demokrtat. Kami menyadari, pemilu gubernur di riau tidak di menangkan oleh partai demokrat, dan pemenangnya adalah partai golkar, meskipun begitu bukan itu hal yang ingin saya sampaikan kepada yang terhormat pak presiden.
Riau memang bukanlah propinsi yang memiliki lumbung suara terbanyak di republik ini, namun satu hal yang perlu di catat oleh pak presiden adalah riau masih indonesia. Bencana asap yang melanda propinsi riau saat ini sungguh membuatku merasa gerah dan gelisah, meski pun diriku saat ini tidak sedang berada di riau.
berbagai pemberitaan di media online, media sosial hampir seluruhnya mengatakan bahwa kondisi asap di riau sudah membuat banyak masyarakat diserang penyakit. bukan hanya itu pak SBY, pendidikan anak-anak di bumi melayu itu sekarang tertanggu karena harus diliburkan melihat kondisi asap yang begitu tebal hingga menyebabkan udaranya sangat tidak baik.
mungkin bapak saat ini sedang asik di ruangan ber-ac, di temani buku-buku dan sebagainya. mungkin bapak saat ini sedang asik menghirup udara tanpa harus khawatir menghirup serta racun dari asap dari dibakarnya lahan di riau.kami mendo'akan bapak tidak mengalami apa yang kami sedang alami ini.
pak SBY sang presiden, kami sadar minyak kami, SDA kami, telah banyak di ikhlaskan untuk republik ini, kami juga tidak meminta balas budi dari itu semua. namun bagi kami orang melayu, ada sebuah etika sopan santun yang kami junjung tinggi. kami orang yang mengerti bagaimana memperlakukan orang yang telah berbuat baik kepada kami.
pak SBY sang presiden, kondisi asap beracun yang kami hirup yang sangat tidak baik untuk kesehatan generasi muda, dan juga sangat tidak baik bagi kehidupan haraplah bapak perhatikan. luangkanlah perhatian bapak dari partai sejenak. luangkanlah perhatian bapak sejenak untuk menginstruksikan, hanya menginstruksikan para pembantu-pembantu anda di pusat untuk membantu rakyat riau.
pak SBY sang presiden, mungkin kami tidak berarti apa-apa di mata seorang pak SBY, sama halnya sebelumnya dengan gunung sinabung yang masih di sumatra. setelah berbulan-bulan para pengungsi tidak mendapat perhatian dari pemerintah pusat meski pada akhirnya datang kesana setelah bertubi-tubi di beritakan, sesama anak sumatra saya ucapkan terimakasih. kami pun tahu, disana bukanlah lumbung suara dan pulau kami memang harus menyebrangi pulau jawa untuk sampai kesana.
pak SBY sang presiden, hari demi hari dilalui oleh anak-anak sekolah dengan menghirup udara beracun. hari demi hari kami di cekoki oleh racun-racun akibat di bakarnya hutan kami. kami hanya di berikan racun dari asap-asap itu, dan keuntungannya tidak di nikmati oleh masyarakat kami.
pak SBY sang presiden, aku sungguh gelisah melihat kondisi cuaca di propinsiku. sudah berapa kali pemerintah propinsi mengirimkan bom air, sudah berapa dana di habiskan untuk itu, masih tebal asap di riau.
pak SBY sang presiden, aku hanya bisa menuliskan ini, karena aku sangat gelisah dengan kondisi negeriku, negeri melayu riau.
Apakah Bapak dan Ibu Presiden terpikirkan akan Nasib Kami Disini...?? saat bapak dan ibu jalan-jalan di Mall... Sebagai Informasi Pak, Bu... Di Pekanbaru juga ada Mall dan Pusat Perbelanjaan, Coba lah saat ini Bapak dan Ibu berbelanja disini, Agar Bapak dan Ibu bisa sedikit merasakan sesaknya udara disini.
Tambahan dari Agan-Agan Kaskuser Lainnya
Spoiler for Tambahan dari Kaskuser:
Quote:
Original Posted By kakkikukeko►pejwan gan foto2nya..
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
[img]https://pbs.twimg.com/media/BimTXD2CEAAog5R.jpg[/img
Spoiler for :
Spoiler for :
Quote:
Original Posted By anangnajib►Tambahan dari ane gan. Ane bacanya merinding. Kebetulan temen ane ada disana dan dia punya anak bayi.
URAT dari DINDA:
------------------------
Pak SBY, di Riau ada Bencana Asap loh Pak!
Salam kenal Pak SBY, apa kabar? Bolehkah saya memanggil Bapak dengan sebutan SBY seperti yang biasa dituliskan oleh media?
Nama saya Dinda, owh iya pertanyaan saya belum dijawab Pak, Bapak apa kabarnya? Apakah baik-baik saja? Saya harap baik-baik saja. Bagaimana cuacanya di Jakarta, Pak? Apakah masih mendung dan hujan? Kalau di Cikeas bagaimana, Pak? Apakah masih ada udara bersih disana? Saya sangat berharap Bapak sehat-sehat saja karena pekerjaan Bapak tentu banyak sekali.
Bagaimana kabar cucu Bapak? Sehat-sehat juga saya harap. Mungkin mereka sedang bermain, berkejar-kejaran di halaman belakang ya Pak. Saya juga punya seorang putri Pak. Insya Allah usianya 6 tahun tanggal 24 Maret ini. Sekarang dia sedang bermain lari-larian di dalam rumah Pak. Sebenarnya dia ingin sekali bermain sepeda di luar rumah Pak. Tapi saya larang karena asap di luar rumah tebal sekali Pak. Kadarnya sudah mencapai lebih dari 500 PSI berdasarkan pembacaan alat yang tersedia di kantor saya Pak. Atau jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, SANGAT BERBAHAYA bagi kesehatan.
Yang lebih menyedihkan lagi, teman saya ada yang baru saja melahirkan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana susahnya dia merawat anaknya yang masih bayi dalam kondisi seperti ini Pak
Bapak tentu tahu kan, kalau di Riau sudah 2 bulan terakhir ini Kami merindukan udara sehat, Pak. Sesuatu yang sangat mahal harganya. Tentunya Bapak sudah membaca dan mendengar dari teman-teman media. Saya tahu, pasti ada keinginan Bapak untuk menjenguk kami, enam juta penduduk Riau yang saat ini kesulitan bernapas, kemana-mana harus mengenakan masker, dan tidak jarang harus menggunakan kacamata pelindung karena mata terasa perih ketika terpapar asap.
Saya tahu juga keinginan Bapak untuk menjenguk kami TIDAK MUNGKIN TERLAKSANA. Karena mulai hari ini semua maskapai yang melayani penerbangan ke Pekanbaru serentak menghentikan operasinya dengan alasan keselamatan. saya maklum kalau sekarang Bapak tidak bisa kemari, karena pesawat tidak terbang...sesuatu yang sangat wajar setelah 2 bulan asap terus mengepul tiada henti.
Tapi tenang Pak. ada alternatif. Bapak bisa mendarat di bandara Medan, lalu naik kendaraan darat kurang lebih 12 jam ke Riau. Iya pak, saya tau. bandara Padang lebih dekat dengan Riau, tapi berdasarkan berita di media karena angin dari Riau berhembus ke arah Sumatra Barat, saat ini pesawat juga tidak bisa mendarat atau lepas landas dari Bandara Padang. Jadi lewat Medan saja Pak !!
Oh iya pak. Kalo datang mengunjungi kami, cucu-cucu bapak tidak usah diajak. Kasihan Pak!. Kata dokter, anak-anak tidak boleh terpapar asap., atau nanti jadinya seperti anak saya, dia sesak napas. Kata dokter harus segera mengungsi ke Riau. Tapi saya mau mengungsi naik pesawat...eh pesawatnya tidak ada yang Pak. Sungguh serba salah.
Pak, kalo kesini jangan pula mengajak ibu yang sedang hamil. Kasihan. Kata dokter, asap yang terlalu lama terhirup oleh ibu hamil tidak baik untuk kesehatan janin. Nanti bayinya bisa menjadi autis atau idiot. Ngeri mendengarnya pak.
Di rumah untungnya kami memiliki Air Purifier Pak. Saya beli di toko elektronik, untungnya bisa ambil cicilan 6 bulan. Jadi dimana anak saya berada, di situlah Air Purifiernya berada. Sudah seperti buntutnya anak saya saja, digotong kesana kemari. Seorang teman yang baru memiliki kelebihan rejeki untuk membeli air purifier harus menunggu seminggu karena stok dimana-mana habis. ya wajar saja saya pikir. Enam juta orang kena asap, berapa banyak purifier yang harus disediakan.
Di rumah juga untungnya ada AC pak. Jadi semua jendela kami kunci rapat, semua celah kami tutup dengan lakban dan plastik supaya tidak ada asap yang masuk.
Tapi Pak, sayangnya tidak semua orang seberuntung saya. Dari 6 juta penduduk Riau, tentu tidak semuanya mampu membeli AC dan Air Purifier. Dan yang lebih parah lagi, ada AC dan Air Purifier pun belum tentu bisa beroperasi 24 jam. Karena LISTRIK SERING PADAM. Haduuuhhh..... sungguh merana kedengarannya.
Kembali ke masalah kunjungan Bapak ke Riau yang tentunya akan terjadi segera. Saya yakin ada cukup dana yang bisa Bapak sisihkan dari uang pajak yang saya bayarkan tiap bulan untuk mendanai perjalanan Bapak. Yaahh..walau hanya rakyat kecil, tapi saya tiap bulan berkontribusi 25% dari pendapatan saya juga untuk negara ini.
Nah untuk bulan ini saya sarankan, pajak yang saya bayarkan, Bapak gunakan untuk perjalanan ke Riau. Yang ke luar negeri dihentikan dulu. Teman-teman saya yang lain tentu juga setuju dengan ide saya.Kalau dihitung-hitung dari pajak saya tiap bulan, bisalah Bapak gunakan untuk membeli tiket Cengkareng - Medan bolak balik ditambah perjalanan darat Medan - Pekanbaru.
Oh iya pak. Satu lagi. datangnya cepat-cepat ya pak. Karena anak-anak sudah mau ujian sekolah. Kasihan mereka pak. Masa sudahlah diminta berkonsentrasi berpikir mengisi soal ujian, masih harus ditambah berjuang untuk bernapas juga.
Tolong kesampingkan dulu masalah KAMPANYE, CALEG, atau PILPRES, Kami disini tentu tidak akan bisa memberikan suara kami kalau kondisinya masih seperti sekarang ini.
Oh iya pak, jangan lupa bawa masker. Lebihkan sedikit untuk warga Riau yang tidak memiliki masker. Karena masker yang dibagikan disini adalah masker medis yang fungsinya bukan untuk menghalau asap. Jadi kurang tepat. Mestinya yang dibagikan tipe yang untuk Haze Pak. Bukan yang untuk medis. Saya yakin, Bapak tahu jenis masker yang saya maksudkan.
Jadi...Bapak beneran akan datang kan? Karena kami mulai cemas, meragukan apakah KTP kami masih diakui sebagai warga negara Indonesia atau tidak.
Bahkan beberapa dari kami sudah berdoa semoga arah angin segera berhembus ke utara, bukan ke barat. Jangan lagi berhembus ke Sumatera Barat, tapi ke Singapore Pak. Karena biasanya nih Pak, berdasarkan pengalaman selama ini, biasanya kalo Singapore sudah komplain, reaksi Pemerintah Pusat lebih cepat dan lebih tanggap. Aneh kan Pak. Yang jadi warga negara Indonesia itu kami atau Singapore sih Pak?
Kami terpaksa menulis surat terbuka ini ke Bapak, karena saya anggap Bapak lebih bijak dari istri bapak. Karena teman kami kemaren juga curhat ke Ibu Ani, tapi tidak ditanggapi, malah dihapus, Pak. Saya tidak tau apakah itu sengaja dihapus. Mudah-mudahan hanya perasaan kami saja. Ini saya lampirkan buktinya kalo curhatan teman kami dihapus Pak
Teman kami curhat jam 11.16. Tapi pas dicek jam 11.31 sudah tidak ada lagi curhatannya pak
http://s.kaskus.id/images/2014/03/14...0314113149.jpg
http://s.kaskus.id/images/2014/03/14...0314113149.jpg
Sampai jumpa di Pekanbaru Pak. Salam untuk Ibu Ani. Tolong sampaikan ke Beliau,kalo nanti ikut ke sini, tidak perlu membawa kamera. Percuma, disini suasananya gelap. Tidak akan terlihat bagus dan pose Ibu Ani yang cantik tidak akan terlihat karena tertutup asap tebal
- Dinda -
Taruh pekiwan gan
URAT dari DINDA:
------------------------
Pak SBY, di Riau ada Bencana Asap loh Pak!
Salam kenal Pak SBY, apa kabar? Bolehkah saya memanggil Bapak dengan sebutan SBY seperti yang biasa dituliskan oleh media?
Nama saya Dinda, owh iya pertanyaan saya belum dijawab Pak, Bapak apa kabarnya? Apakah baik-baik saja? Saya harap baik-baik saja. Bagaimana cuacanya di Jakarta, Pak? Apakah masih mendung dan hujan? Kalau di Cikeas bagaimana, Pak? Apakah masih ada udara bersih disana? Saya sangat berharap Bapak sehat-sehat saja karena pekerjaan Bapak tentu banyak sekali.
Bagaimana kabar cucu Bapak? Sehat-sehat juga saya harap. Mungkin mereka sedang bermain, berkejar-kejaran di halaman belakang ya Pak. Saya juga punya seorang putri Pak. Insya Allah usianya 6 tahun tanggal 24 Maret ini. Sekarang dia sedang bermain lari-larian di dalam rumah Pak. Sebenarnya dia ingin sekali bermain sepeda di luar rumah Pak. Tapi saya larang karena asap di luar rumah tebal sekali Pak. Kadarnya sudah mencapai lebih dari 500 PSI berdasarkan pembacaan alat yang tersedia di kantor saya Pak. Atau jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, SANGAT BERBAHAYA bagi kesehatan.
Yang lebih menyedihkan lagi, teman saya ada yang baru saja melahirkan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana susahnya dia merawat anaknya yang masih bayi dalam kondisi seperti ini Pak
Bapak tentu tahu kan, kalau di Riau sudah 2 bulan terakhir ini Kami merindukan udara sehat, Pak. Sesuatu yang sangat mahal harganya. Tentunya Bapak sudah membaca dan mendengar dari teman-teman media. Saya tahu, pasti ada keinginan Bapak untuk menjenguk kami, enam juta penduduk Riau yang saat ini kesulitan bernapas, kemana-mana harus mengenakan masker, dan tidak jarang harus menggunakan kacamata pelindung karena mata terasa perih ketika terpapar asap.
Saya tahu juga keinginan Bapak untuk menjenguk kami TIDAK MUNGKIN TERLAKSANA. Karena mulai hari ini semua maskapai yang melayani penerbangan ke Pekanbaru serentak menghentikan operasinya dengan alasan keselamatan. saya maklum kalau sekarang Bapak tidak bisa kemari, karena pesawat tidak terbang...sesuatu yang sangat wajar setelah 2 bulan asap terus mengepul tiada henti.
Tapi tenang Pak. ada alternatif. Bapak bisa mendarat di bandara Medan, lalu naik kendaraan darat kurang lebih 12 jam ke Riau. Iya pak, saya tau. bandara Padang lebih dekat dengan Riau, tapi berdasarkan berita di media karena angin dari Riau berhembus ke arah Sumatra Barat, saat ini pesawat juga tidak bisa mendarat atau lepas landas dari Bandara Padang. Jadi lewat Medan saja Pak !!
Oh iya pak. Kalo datang mengunjungi kami, cucu-cucu bapak tidak usah diajak. Kasihan Pak!. Kata dokter, anak-anak tidak boleh terpapar asap., atau nanti jadinya seperti anak saya, dia sesak napas. Kata dokter harus segera mengungsi ke Riau. Tapi saya mau mengungsi naik pesawat...eh pesawatnya tidak ada yang Pak. Sungguh serba salah.
Pak, kalo kesini jangan pula mengajak ibu yang sedang hamil. Kasihan. Kata dokter, asap yang terlalu lama terhirup oleh ibu hamil tidak baik untuk kesehatan janin. Nanti bayinya bisa menjadi autis atau idiot. Ngeri mendengarnya pak.
Di rumah untungnya kami memiliki Air Purifier Pak. Saya beli di toko elektronik, untungnya bisa ambil cicilan 6 bulan. Jadi dimana anak saya berada, di situlah Air Purifiernya berada. Sudah seperti buntutnya anak saya saja, digotong kesana kemari. Seorang teman yang baru memiliki kelebihan rejeki untuk membeli air purifier harus menunggu seminggu karena stok dimana-mana habis. ya wajar saja saya pikir. Enam juta orang kena asap, berapa banyak purifier yang harus disediakan.
Di rumah juga untungnya ada AC pak. Jadi semua jendela kami kunci rapat, semua celah kami tutup dengan lakban dan plastik supaya tidak ada asap yang masuk.
Tapi Pak, sayangnya tidak semua orang seberuntung saya. Dari 6 juta penduduk Riau, tentu tidak semuanya mampu membeli AC dan Air Purifier. Dan yang lebih parah lagi, ada AC dan Air Purifier pun belum tentu bisa beroperasi 24 jam. Karena LISTRIK SERING PADAM. Haduuuhhh..... sungguh merana kedengarannya.
Kembali ke masalah kunjungan Bapak ke Riau yang tentunya akan terjadi segera. Saya yakin ada cukup dana yang bisa Bapak sisihkan dari uang pajak yang saya bayarkan tiap bulan untuk mendanai perjalanan Bapak. Yaahh..walau hanya rakyat kecil, tapi saya tiap bulan berkontribusi 25% dari pendapatan saya juga untuk negara ini.
Nah untuk bulan ini saya sarankan, pajak yang saya bayarkan, Bapak gunakan untuk perjalanan ke Riau. Yang ke luar negeri dihentikan dulu. Teman-teman saya yang lain tentu juga setuju dengan ide saya.Kalau dihitung-hitung dari pajak saya tiap bulan, bisalah Bapak gunakan untuk membeli tiket Cengkareng - Medan bolak balik ditambah perjalanan darat Medan - Pekanbaru.
Oh iya pak. Satu lagi. datangnya cepat-cepat ya pak. Karena anak-anak sudah mau ujian sekolah. Kasihan mereka pak. Masa sudahlah diminta berkonsentrasi berpikir mengisi soal ujian, masih harus ditambah berjuang untuk bernapas juga.
Tolong kesampingkan dulu masalah KAMPANYE, CALEG, atau PILPRES, Kami disini tentu tidak akan bisa memberikan suara kami kalau kondisinya masih seperti sekarang ini.
Oh iya pak, jangan lupa bawa masker. Lebihkan sedikit untuk warga Riau yang tidak memiliki masker. Karena masker yang dibagikan disini adalah masker medis yang fungsinya bukan untuk menghalau asap. Jadi kurang tepat. Mestinya yang dibagikan tipe yang untuk Haze Pak. Bukan yang untuk medis. Saya yakin, Bapak tahu jenis masker yang saya maksudkan.
Jadi...Bapak beneran akan datang kan? Karena kami mulai cemas, meragukan apakah KTP kami masih diakui sebagai warga negara Indonesia atau tidak.
Bahkan beberapa dari kami sudah berdoa semoga arah angin segera berhembus ke utara, bukan ke barat. Jangan lagi berhembus ke Sumatera Barat, tapi ke Singapore Pak. Karena biasanya nih Pak, berdasarkan pengalaman selama ini, biasanya kalo Singapore sudah komplain, reaksi Pemerintah Pusat lebih cepat dan lebih tanggap. Aneh kan Pak. Yang jadi warga negara Indonesia itu kami atau Singapore sih Pak?
Kami terpaksa menulis surat terbuka ini ke Bapak, karena saya anggap Bapak lebih bijak dari istri bapak. Karena teman kami kemaren juga curhat ke Ibu Ani, tapi tidak ditanggapi, malah dihapus, Pak. Saya tidak tau apakah itu sengaja dihapus. Mudah-mudahan hanya perasaan kami saja. Ini saya lampirkan buktinya kalo curhatan teman kami dihapus Pak
Teman kami curhat jam 11.16. Tapi pas dicek jam 11.31 sudah tidak ada lagi curhatannya pak
http://s.kaskus.id/images/2014/03/14...0314113149.jpg
http://s.kaskus.id/images/2014/03/14...0314113149.jpg
Sampai jumpa di Pekanbaru Pak. Salam untuk Ibu Ani. Tolong sampaikan ke Beliau,kalo nanti ikut ke sini, tidak perlu membawa kamera. Percuma, disini suasananya gelap. Tidak akan terlihat bagus dan pose Ibu Ani yang cantik tidak akan terlihat karena tertutup asap tebal
- Dinda -
Taruh pekiwan gan
Diubah oleh warnock 15-03-2014 03:33
0
8.6K
Kutip
69
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.3KThread•87.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya