Peliknya Masalah Anak Muda Sekarang

Beranda

...

The Lounge
Peliknya Masalah Anak Muda Sekarang

327.4.723

30-01-2013 12:31

Peliknya Masalah Anak Muda Sekarang

SELAMATDATANG

Selamat siang Agan- agan semua.....
ane mau berbagi unek- unek ane sebagai Anak muda tidak gaul yang tidak mengikuti tren anak- anak sekarang.

Semoga tidak repost gan... emoticon-Malu

Spoiler for Repost:

tenang gan, trit ini ane sendiri yang nulis emoticon-Ngakak

Spoiler for Pesen ane gan:

Buat para Jungker kalo mau posting jangan disini, para Iklaner boleh saja nitip lapak, tetapi koment yang bermutu ye gan. Ini masalah masa depan anak dan cucu kita nantinya, jika agan mau berkoment, silahkan, tetapi berkualitas. Agan tidak mau bukan, nantinya anak- anak maupun keturunan kita mempunyai perilaku yang tidak terpuji dari maraknya tontonan tidak mendidik. baca dengan benar-benar dan jadikan pelajaran untuk anak-anak kita nanti gan

Pembuka

Berbicara tentang satra mungkin tidak akan ada habisnya gan. Semua serba pelik didatangi oleh-oleh segala problema. Nasib jadi seorang satrawan adalah seperti ini, selalu saja mengalami kendala dalam dunia nyata (red=bahasa keseharian), Jadi pada dasarnya kita ini telah terbelenggu dalam mayoritas salah kaprahnya perbahasaan di negeri ini. Kita buta akan segala kaidah dan estetika bahasa kita.

Bahasa Indonesia.

ane tidak mau bertele- tele gam, tentang adanya pengrusakan norma dan adat di negeri kita. Bukannya saya sok berdeklarasi ataupun apa namanya, yang ane ingin adalah majunya sistem perbahasaan kita. Kita berpikir sejenak saja, kita sudah larut dalam kebobrokan suatu tontonan yang sering kita lihat di TV, Lihat saja ketika agan melihat susatu acara komedi, sebut saja O*J yang ketenaran dari pantun gombalnya sedang meng-Indonesia, atau munhkin Pes**ker yang memang sama sekali tidak mendidik. Bahkan saking tidak lucunya ane malah geleng-geleng kepala sendiri gan. Mereka lupa akan kaidah dari pantun dan lawak sebenarnya untuk apa gan dan menjadikan lawak dan sastra sebagai bahan untuk melawak, miris gan,. Mereka lupa:

Sampiran
Suku kata,
Baris
Dan makna yang lebih mendalam.

Sekarang begini saja, seandainya kita ini berkarya dengan maha dasyatnya dengan suatu usaha dan pikiran kita. Tapi? Ujung-ujungnya hanya di jadikan barang lawakan yang tidak berbobot sama sekali, apakah agan- agan semua akan terima begitu saja? pasti tidak. agan- agan semua pasti akan merasakan yang namanya jengkel atau semacamnya. Cukuplah kita bersenang-senang dengan cara hidup anak muda yang tidak mempunyai pendirian dalam hal perbahasaan. Mari kita berpikir lebih teoristis dalam segala urusan. Walaupun tidak semua di dunia ini bisa di selesaikan secara teoristis. Itu adalah poin pertama.

selain itu anak- anak muda di Indonesia selalu terikat dalam dunia percintaan melankolis berlarut-larut. hal ini sendiri di akibatkan oleh pengaruh dari tontonan dari layar Televisi.

Kedua

Ane ingin berbicara tentang puisi (yang sebenarnya ane sebut sebagai puisi kloningan), yaitu puisi yang hanya mementingkan isi kata tanpa melihat suatu estetika makna yang lebih mendalam. Puisi ini banyak di tulis oleh anak- anak di status Facebook mereka gan
contoh seperti ini:

Spoiler for Puisi 1:

imajinasi cinta....

entah kenapa saya tak bisa berdaya oleh daya pikat mu.
seakan lentera hidup ini redup tapi mampu menerangi
jalan yang ku lalui.

saya sadar, saya bukan lah AutoMan
yang bisa memberikan aliran listrik di kala gelap.
saya hanya orang biasa yang tak luput dari
salah dan dosa.

kasih......
lentiknya bulu mata mu, melukiskan genitnya
tingkah laku mu.
ingin rasanya ku belai rambut indah mu,
ku peluk molek tubuh mu.
.......biarlah imajinasi ini melayang setinggi
tingginya.
karna ku yakin kau disana jg sangat sngat rindu.

ingin rasanya ku petik bunga mawar ini,
tuk ku persembahkan hanya kau seorang yang terkasih....
rasa ini hnya tuk kmu seorang......
salam rindu dari ku dan cium mesra turut ku
persembahkan......

dibanding dengan estetika bahasa yang di gunakan oleh Alm. W.S. Rendra pusi di atas tidak mengandung estetika sama sekali, bukannya ane tidak menghargai, cuma mari kita mengambil sebuah patokan dari sang legenda.

Spoiler for Puisi 2:

Sajak Sebatang Lisong

menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak – kanak
tanpa pendidikan
aku bertanya
tetapi pertanyaan – pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis – papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan
delapan juta kanak – kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
……………………..
menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana – sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
dan di langit
para teknokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
gunung – gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes – protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam
aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair – penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak – kanak tanpa pendidikan
termangu – mangu di kaki dewi kesenian
bunga – bunga bangsa tahun depan
berkunang – kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta – juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
……………………………
kita mesti berhenti membeli rumus – rumus asing
diktat – diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa – desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata
inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan

Inilah peliknya masalah di Negeriku Indonesia dimana orang-orang sastra sekarang hanya bisa mengucapkan kritk macam si Sujiwo Tedjo yang sangat tegas di salah satu stasiun swasta, selain itu para sastrawan lain hanya mengkritik melalui tulisan mereka yang untuk jaman sekarang sangat tidak di minati para kalangan muda. Anak- anak muda lebih tergiur oleh untuk mendalami persoalan cerita simpel dan tidak bertele. Inti dari semua adalah perlunya kita sebagai anak muda untuk belajar menghargai bahasa dan sistem tatanan bahasa kita sendiri.

Pesen Ane gan.

Quote:

Janganlah kita ikut-ikutan pada hal yang kita sendiri saja tidak tahu maksudnya. Terlebih dengan bangga menulis Status Facebook dengan Bahasa Inggris, sedang bahasa Indonesia kita sendiri masih salah kaprah.
emoticon-Sorry

menurut agan bagaimana?
apakah perlu adanya perubahan dan sebagainya atau mungkin ada saran buat ane yang mungkin salah. Jujur gan, ini adalah pantauan ane dari masih SMA sampai udah kerja gini.
emoticon-Mewek

semoga Thread ini bermanfaat bagi agan- agan semua, dan juga bisa memberikan pencerahan maupun renungan buat agan- agan semua. maaf gan jika ane banyak salah... hlo? emoticon-Bingung (S)